Misteri Kematian Siswa SMP di Simalungun, Polisi Selidiki Unggahan Galau hingga Dugaan Bunuh Diri

Simalungun, siswa tewas, siswa SMP tewas, Misteri Kematian Siswa SMP di Simalungun, Polisi Selidiki Unggahan Galau hingga Dugaan Bunuh Diri

FS, siswa kelas IX SMP di Kecamatan Bandar, Kabupaten Simalungun, Sumatera Utara, ditemukan tewas di rumahnya pada Rabu (6/8/2025) sore.

Polisi masih menyelidiki penyebab kematian remaja tersebut, yang ditemukan dalam kondisi pintu kamar terkunci dari dalam.

Humas Polres Simalungun, AKP Verry Purba, mengatakan FS terakhir kali bersekolah pada Senin (4/8/2025). Saat itu, ia tinggal bersama ibu dan kakaknya, sementara kedua orang tuanya sudah bercerai.

“Ibu dan ayahnya sudah berpisah. Korban ditinggal dalam keadaan sehat dan tidak ada yang mencurigakan,” ujar Verry, Kamis (7/8/2025).

Sejak Senin, ibu dan kakak FS pergi ke Berastagi, Tanah Karo, untuk menemui keluarga besar. FS dititipkan kepada pamannya yang tinggal tak jauh dari rumah korban.

Namun pada Selasa (5/8/2025), ibu FS tak bisa menghubunginya. Ia lalu meminta sang paman untuk memeriksa keadaan FS. Saat dipanggil, korban tidak merespons. Pamannya pun meminta bantuan kepala lingkungan dan anggota Polsek Perdagangan untuk membuka pintu rumah.

“Baru diketahui korban sudah meninggal. Pada saat olah TKP, korban di dalam kamar yang terkunci dari dalam dengan situasi korban sudah meninggal,” kata Verry.

Kepala Terbungkus Plastik, Tangan Terikat

Verry membantah kabar yang menyebut FS ditemukan dalam keadaan terikat seluruh tubuh. Namun ia mengakui bahwa wajah korban tertutup plastik.

“Namun, indikasi dibunuh belum ditemukan karena situasi rumah semua tertutup rapat dari dalam. Untuk penyebab kematian pasti, polisi masih menunggu hasil autopsi dari rumah sakit Djasamen Saragih Kota Pematang Siantar,” jelasnya.

Kasat Reskrim Polres Simalungun, AKP Herison Manullang, menambahkan bahwa selain kepala terbungkus plastik, FS juga ditemukan dengan tangan terikat ke belakang menggunakan kabel tis. Meski demikian, hasil pemeriksaan awal tidak menunjukkan adanya luka akibat kekerasan.

“Hasil sementara tidak ditemukan tanda kekerasan di tubuh korban,” kata Herison.

Unggahan Galau di Media Sosial

Penyelidikan juga mengarah pada aktivitas media sosial FS. Kakak korban menyampaikan bahwa beberapa hari sebelum meninggal, FS sempat mengunggah status bernada sedih.

“Beberapa saksi yang merupakan keluarga dekat, kakaknya menerangkan bahwasanya beberapa hari lalu korban membuat status galau,” tutur Herison.

Seorang teman FS bahkan mengatakan korban pernah mengutarakan niat untuk mengakhiri hidup.

“Salah satu teman korban menerangkan korban sekitar sebulan lalu pernah mengatakan mau melakukan bunuh diri,” ungkapnya.

Herison menegaskan pihaknya masih mendalami motif di balik kematian FS.

“Kalau masalah pribadi belum kami ketahui. Namun yang pasti kedua orang tua korban sudah bercerai,” katanya.

Terangi negeri dengan literasi, satu buku bisa membuka ribuan mimpi. Lewat ekspedisi Kata ke Nyata, Kompas.com ingin membawa ribuan buku ke pelosok Indonesia. Bantu anak-anak membaca lebih banyak, bermimpi lebih tinggi. Ayo donasi via Kitabisa!