Fakta Kematian Diplomat Kemlu: Tidak Ada Unsur Pidana, Pernah Ingin Bunuh Diri

diplomat, diplomat kemlu, diplomat kemlu meninggal, Kematian diplomat ADP, diplomat Kemlu ADP, Fakta Kematian Diplomat Kemlu: Tidak Ada Unsur Pidana, Pernah Ingin Bunuh Diri, 1. Ditemukan Tak Bernyawa dengan Kepala Terlilit Lakban, 2. Hasil Otopsi: Mati Lemas karena Gangguan Oksigen, 3. Pemeriksaan Toksikologi: Tidak Ada Racun atau Narkoba, 4. Tidak Ada Tanda Kekerasan atau Keterlibatan Pihak Lain, 5. Riwayat Ingin Bunuh Diri Ditemukan dalam Bukti Digital, 6. Tekanan Psikologis Tinggi: Burnout dan Kesulitan Menunjukkan Emosi, 7. Sidik Jari ADP Ditemukan pada Lakban, 8. Kasus Tidak Ditutup, Masih Terbuka untuk Informasi Baru

Kematian seorang diplomat Kementerian Luar Negeri (Kemlu) berinisial ADP (39) di sebuah kamar kos di Menteng, Jakarta Pusat, mengundang perhatian publik.

ADP ditemukan tewas pada Selasa (8/7/2025), dengan kondisi kepala terlilit lakban dan tubuh berselimut kain biru.

Kepolisian telah menyelesaikan penyelidikan awal dan merilis sejumlah temuan penting.

Berikut adalah fakta-fakta utama seputar kematian ADP yang diungkap pihak polisi:

1. Ditemukan Tak Bernyawa dengan Kepala Terlilit Lakban

ADP ditemukan dalam keadaan meninggal dunia di kamar kosnya.

Saat ditemukan, kepalanya terlilit lakban kuning, tubuhnya tertutup selimut, dan tidak ditemukan tanda-tanda perlawanan dari pihak lain.

Dari lokasi, polisi menyita barang-barang seperti gulungan lakban, obat sakit kepala, dompet, sarung, serta dua unit ponsel.

2. Hasil Otopsi: Mati Lemas karena Gangguan Oksigen

Dokter forensik dr. G. Yoga Tohijiwa, Sp.F.M. dari RSCM menyimpulkan bahwa ADP meninggal karena gangguan pertukaran oksigen di saluran napas atas yang menyebabkan mati lemas (asfiksia).

Temuan lainnya:

  • Luka lecet dan memar di wajah dan leher
  • Paru-paru sembap dan terdapat busa di saluran napas
  • Tidak ada penyakit berat pada organ tubuh
  • Tidak ditemukan zat beracun dalam tubuh yang mengganggu pernapasan

3. Pemeriksaan Toksikologi: Tidak Ada Racun atau Narkoba

Hasil uji toksikologi dari Bareskrim Polri mengungkap:

  • Tidak ditemukan senyawa berbahaya seperti sianida, arsenik, alkohol, pestisida, atau narkoba
  • Ditemukan zat parasetamol dan chlorpheniramin, komponen umum dalam obat flu dan demam
  • Zat-zat tersebut ditemukan di jaringan otak, ginjal, empedu, serta urine korban

Kesimpulannya, tidak ada paparan zat beracun yang menyebabkan kematian.

diplomat, diplomat kemlu, diplomat kemlu meninggal, Kematian diplomat ADP, diplomat Kemlu ADP, Fakta Kematian Diplomat Kemlu: Tidak Ada Unsur Pidana, Pernah Ingin Bunuh Diri, 1. Ditemukan Tak Bernyawa dengan Kepala Terlilit Lakban, 2. Hasil Otopsi: Mati Lemas karena Gangguan Oksigen, 3. Pemeriksaan Toksikologi: Tidak Ada Racun atau Narkoba, 4. Tidak Ada Tanda Kekerasan atau Keterlibatan Pihak Lain, 5. Riwayat Ingin Bunuh Diri Ditemukan dalam Bukti Digital, 6. Tekanan Psikologis Tinggi: Burnout dan Kesulitan Menunjukkan Emosi, 7. Sidik Jari ADP Ditemukan pada Lakban, 8. Kasus Tidak Ditutup, Masih Terbuka untuk Informasi Baru

Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol Ade Ary Syam menunjukkan barang bukti lakban saat konferensi pers pengungkapan kasus penemuan mayat pegawai negeri sipil Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) Arya Daru Pangayunan (ADP) di Polda Metro Jaya, Jakarta, Selasa (29/7/2025). Direktorat Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya telah memeriksa sebanyak 24 saksi dan mengamankan 103 barang bukti yang menyimpulkan bahwa diplomat muda Kemenlu Arya Daru Pangayunan diduga meninggal tanpa keterlibatan pihak lain. ANTARA FOTO/Sulthony Hasanuddin/nym.

4. Tidak Ada Tanda Kekerasan atau Keterlibatan Pihak Lain

Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya, Kombes Pol Wira Satya Triputra, menegaskan bahwa tidak ditemukan indikasi kriminal atau keterlibatan orang lain dalam kematian ADP.

“Disimpulkan bahwa indikator dari kematian ADP mengarah pada indikasi meninggal tanpa keterlibatan pihak lain,” tegas Wira dalam konferensi pers (29/7/2025).

5. Riwayat Ingin Bunuh Diri Ditemukan dalam Bukti Digital

Dari hasil forensik digital terhadap ponsel Samsung Note 9 milik ADP, ditemukan riwayat komunikasi dengan layanan konseling psikologis sejak 2013 dan kembali muncul pada 2021.

Korban pernah mengungkapkan keinginan bunuh diri melalui email ke badan amal yang mendukung individu dalam krisis emosional.

Perangkat tersebut ditemukan di kamar kos, meskipun ponsel utama ADP (Samsung S22 Ultra) masih hilang dan terakhir aktif di kawasan Grand Indonesia sehari sebelum kematian.

6. Tekanan Psikologis Tinggi: Burnout dan Kesulitan Menunjukkan Emosi

Ketua Asosiasi Psikologi Forensik Indonesia (Apsifor), Nathanael Sumampouw, menjelaskan bahwa ADP mengalami kondisi psikologis berat akibat tekanan pekerjaan sebagai diplomat.

“Peran sebagai pelindung WNI di luar negeri menuntut empati tinggi dan sensitivitas sosial yang ekstrem. Paparan penderitaan berkepanjangan bisa menyebabkan burnout dan compassion fatigue,” jelas Nathanael.

ADP dikenal positif dan bertanggung jawab, tetapi cenderung menyimpan tekanan emosional dan kesulitan mengakses bantuan psikologis secara terbuka.

7. Sidik Jari ADP Ditemukan pada Lakban

Polisi menemukan sidik jari milik ADP pada permukaan lakban yang membungkus kepalanya.

Meski demikian, penyidik belum menyimpulkan apakah lakban tersebut dipasang sendiri oleh korban atau oleh orang lain.

8. Kasus Tidak Ditutup, Masih Terbuka untuk Informasi Baru

Meski polisi menyatakan tidak ada unsur pidana, kasus kematian ADP tetap dibuka untuk kemungkinan temuan baru di kemudian hari.

Pencarian terhadap ponsel utama korban masih berlangsung untuk melengkapi kronologi digital.

Kontak bantuan

Bunuh diri bisa terjadi di saat seseorang mengalami depresi dan tak ada orang yang membantu.

Jika Anda memiliki permasalahan yang sama, jangan menyerah dan memutuskan mengakhiri hidup.

Anda tidak sendiri. Layanan konseling bisa menjadi pilihan Anda untuk meringankan keresahan yang ada.

Untuk mendapatkan layanan kesehatan jiwa atau untuk mendapatkan berbagai alternatif layanan konseling, Anda bisa simak website Into the Light Indonesia di bawah ini:

https://www.intothelightid.org/tentang-bunuh-diri/layanan-konseling-psikolog-psikiater/. 

Sebagian artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul dan "Hasil Forensik Digital: Diplomat Kemlu Pernah Ingin Akhiri Hidup pada 2013 dan 2021".