Analisa Psikologi Forensik: Diplomat Arya Bunuh Diri karena Burn Out

Diplomat Kementerian Luar Negeri Indonesia, Arya Daru Pangayunan diduga mengalami kelelahan mental di masa akhir kehidupannya.
Tim Psikologi Forensik menemukan Arya mengalami burn out merujuk pada kondisi kelelahan fisik, emosional, dan mental yang disebabkan stres berkepanjangan.
Arya diketahui sebagai sosok yang selalu berusaha tampil positif di lingkungan, sehingga mengalami kesulitan dalam mengekspresikan emosi negatif yang kuat, terutama dalam situasi tekanan tinggi.
"Bahwa masa-masa akhir kehidupannya sebagai diplomat, almarhum bertugas melindungi WNI, pekerja kemanusiaan, memikul berbagai tanggung jawab menjalankan tugas profesional sekaligus peran humanistik sebagai pelindung, rescuer bagi WNI yang terjebak situasi krisis," kata Ketua Umum Asosiasi Psikologi Forensik Indonesia (Apsifor) Nathanael E. J. Sumampouw, dalam konferensi pers di Polda Metro Jaya, Selasa (29/7).
Nathanael menambahkan ditemukan riwayat Arya berupaya mengakses layanan kesehatan mental secara daring pada 2021. Dari hasil penyelidikan, laanjut dia, korban diduga sempat berniat bunuh diri.
Menurutnya, peran yang diemban Arya menuntut empati yang tinggi, kepekaan emosional yang dalam, ketahanan psikologis dan sensitivitas sosial.
Situasi yang dialami korban ini menimbulkan dampak seperti burn out, fatigue, kelelahan kepedulian. “Dinamika psikologis itu kami temukan di masa akhir kehidupannya," ujar Nathanael.
Dalam jumpa pers yang sama, olda Metro Jaya memastikan kasus kematian diplomat Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) Arya Daru Pangayunan (ADP) karena tewas karena bunuh diri.
"Indikator daripada kematian daripada ADP ini mengarah pada indikasi meninggal tanpa keterlibatan pihak lain," kata Dirreskrimum Polda Metro Jaya Kombes Wira Satya Triputra. (Knu)