Top 7+ Fakta Menarik di Balik Kematian Diplomat Kemlu ADP, Polisi Sebut Tanpa Campur Tangan Orang Lain
- 1. Polisi Pastikan Tidak Ada Keterlibatan Pihak Lain
- 2. Penyebab Kematian, Mati Lemas
- 3. Sidik Jari di Lakban Milik Korban
- 4. Kamar Terkunci dari Dalam, Tidak Ada Tanda Kekerasan
- 5. Tidak Ada Ancaman atau Tindak Kekerasan
- 6. CCTV Bergeser karena Permintaan Pemilik Kos
- 7. Riwayat Ingin Bunuh Diri Sejak 2013

— Kepolisian Daerah (Polda) Metro Jaya menyimpulkan bahwa kematian ADP (39), seorang diplomat Kementerian Luar Negeri (Kemlu), tidak melibatkan pihak lain.
ADP ditemukan tewas di kamar indekosnya di kawasan Menteng, Jakarta Pusat, pada Selasa (8/7/2025), dengan kondisi mengenaskan: kepala terlilit lakban dan tubuh tertutup selimut.
Setelah dilakukan penyelidikan secara intensif, polisi mengungkap tujuh fakta penting yang mengarah pada dugaan bunuh diri. Berikut rangkuman 7 fakta kasus kematian diplomat ADP:
1. Polisi Pastikan Tidak Ada Keterlibatan Pihak Lain
Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya, Kombes Wira Satya Triputra, menyatakan bahwa kematian ADP tidak melibatkan orang lain.
“Disimpulkan bahwa indikator dari kematian ADP mengarah pada indikasi meninggal tanpa keterlibatan pihak lain,” ujar Wira dalam konferensi pers di Polda Metro Jaya, Senin (28/7/2025).
Hal ini diperkuat oleh hasil olah tempat kejadian perkara (TKP), pemeriksaan digital forensik, serta keterangan dari para saksi.
2. Penyebab Kematian, Mati Lemas
Dokter forensik dari RS Cipto Mangunkusumo, dr. G. Yoga Tohijiwa, Sp.FM, menegaskan bahwa ADP meninggal karena mati lemas.
“Sebab mati akibat gangguan pertukaran oksigen pada saluran atas napas yang sebabkan mati lemas,” kata Yoga.
Hasil otopsi tak menemukan luka kekerasan atau indikasi pencekikan oleh pihak lain.
3. Sidik Jari di Lakban Milik Korban
Tim identifikasi dari Bareskrim Polri menemukan bahwa sidik jari di lakban kuning yang melilit kepala ADP merupakan sidik jari korban sendiri.
“Sidik jari tersebut memenuhi kriteria persyaratan 12 titik yang sama,” jelas Aipda Sigit Kusdiyanto dari Pusat Identifikasi Bareskrim Polri, Selasa (29/7/2025).
Teknik identifikasi menggunakan bahan kimia kristal violet untuk mengungkap jejak sidik jari.
4. Kamar Terkunci dari Dalam, Tidak Ada Tanda Kekerasan
Kamar indekos ADP ditemukan dalam kondisi terkunci dari dalam dengan tiga lapis kunci: kartu akses, kunci tuas, dan slot manual.
“Tangan dan kaki korban tidak terikat. Ini perlu kami luruskan,” ujar Wira.
Polisi juga menyita sejumlah barang bukti seperti gulungan lakban, kantong plastik, dompet, pakaian, hingga obat-obatan seperti obat sakit kepala dan obat lambung.
5. Tidak Ada Ancaman atau Tindak Kekerasan
Hasil pemeriksaan digital forensik dari laptop dan ponsel korban menunjukkan tidak ada tanda-tanda ancaman terhadap ADP, baik fisik maupun psikis.
“Tidak ditemukan informasi atau dokumen elektronik yang berisi ancaman,” ungkap Wira.
Rekaman CCTV dari berbagai titik, termasuk kantor Kemlu dan mal Grand Indonesia, juga tidak memperlihatkan adanya gerakan atau tindakan kekerasan.
6. CCTV Bergeser karena Permintaan Pemilik Kos
Terkait pergeseran arah CCTV yang sempat menimbulkan kecurigaan publik, polisi menegaskan hal itu bukan tindakan mencurigakan.
“CCTV memang digeser atas permintaan pemilik kos untuk memantau penjaga yang mendobrak pintu,” jelas Wira.
Permintaan mendobrak datang dari istri ADP yang khawatir karena tidak bisa menghubungi suaminya.
7. Riwayat Ingin Bunuh Diri Sejak 2013
Fakta paling mencolok dalam penyelidikan adalah riwayat komunikasi ADP dengan lembaga amal dukungan mental.
Dari hasil analisis ponsel, diketahui ADP pernah mengirim email pada 2013 hingga 2021 yang mengungkapkan keinginan bunuh diri.
“Email tersebut menceritakan tentang alasan keinginan untuk bunuh diri,” kata Ipda Saji Purwanto dari Direktorat Siber Polda Metro Jaya.
Sebanyak 9 segmen komunikasi pada 2021 memperlihatkan niat serupa, diduga terkait tekanan emosional dan masalah pribadi yang dihadapi korban.
Kontak bantuan
Bunuh diri bisa terjadi di saat seseorang mengalami depresi dan tak ada orang yang membantu. Jika Anda memiliki permasalahan yang sama, jangan menyerah dan memutuskan mengakhiri hidup. Anda tidak sendiri.
Layanan konseling bisa menjadi pilihan Anda untuk meringankan keresahan yang ada.
Untuk mendapatkan layanan kesehatan jiwa atau untuk mendapatkan berbagai alternatif layanan konseling, Anda bisa simak website Into the Light Indonesia di bawah ini:
https://www.intothelightid.org/tentang-bunuh-diri/hotline-dan-konseling/
Sebagian Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul