4 Fakta Hasil Autopsi yang Ungkap Penyebab Tewasnya Diplomat Kemlu ADP, Benarkah Dibunuh?

Polda Metro Jaya, Kemlu, kemlu, RS Cipto Mangunkusumo, diplomat kemlu, Arya Daru Pangayunan, kasus kematian diplomat kemlu, wrapup, diplomat Kemlu ADP, hasil autopsi diplomat kemlu, 4 Fakta Hasil Autopsi yang Ungkap Penyebab Tewasnya Diplomat Kemlu ADP, Benarkah Dibunuh?, 1. Hasil Autopsi Sebut ADP Mati Lemas, 2. Ditemukan Memar, Tapi Bukan Akibat Kekerasan, 3. Tidak Ada Zat Kimia Beracun di Tubuh ADP, 4. Sidik Jari di Lakban Sesuai dengan Milik Korban

Polda Metro Jaya telah menggelar konferensi pers pada Selasa (29/7/2025) untuk mengungkap sejumlah temuan penting terkait kematian diplomat Kementerian Luar Negeri (Kemlu) berinisial ADP (39).

Sebelumnya, ADP ditemukan meninggal dunia di sebuah kamar indekos kawasan Menteng, Jakarta Pusat, pada awal Juli 2025.

Kasus kematian diplomat kemlu yang tewas di dalam kamar kosnya ini juga telah menjadi sorotan nasional karena disebut menyimpan berbagai misteri yang belum terpecahkan.

Dalam konferensi pers tersebut, pihak kepolisian bersama dokter forensik RS Cipto Mangunkusumo (RSCM) dr. G. Yoga Tohijiwa, Sp.FM, memaparkan hasil autopsi dan sejumlah kondisi fisik korban.

Berikut sejumlah fakta dari hasil autopsi diplomat kemlu ADP yang dipaparkan pada jumpa pers di Polda Metro Jaya:

1. Hasil Autopsi Sebut ADP Mati Lemas

Berdasarkan autopsi, ADP dinyatakan meninggal dunia karena gangguan pertukaran oksigen di saluran napas bagian atas.

“Maka, sebab mati akibat gangguan pertukaran oksigen pada saluran atas napas yang sebabkan mati lemas,” tegas Yoga.

Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya, Kombes Pol Wira Satya Triputra juga menambahkan bahwa penyelidikan tidak menemukan keterlibatan pihak lain.

“Disimpulkan bahwa indikator dari kematian ADP mengarah pada indikasi meninggal tanpa keterlibatan pihak lain,” kata Wira.

2. Ditemukan Memar, Tapi Bukan Akibat Kekerasan

Dokter Yoga juga menjelaskan adanya memar pada tubuh ADP, namun bukan merupakan tanda kekerasan.

“Terkait luka memar, saya jelaskan perbedaan lebam dan memar. Lebam terjadi saat seseorang telah meninggal. Sedangkan, yang saya sebutkan adanya memar,” jelasnya.

Memar tersebut ditemukan saat pemeriksaan luar jenazah pada 8 Juli 2025 pukul 13.55 WIB.

Lokasi luka memar di jasad ADP antara lain di kelopak mata kiri atas, bagian dalam bibir bawah, lengan atas kanan, dan lengan bawah kanan.

Yoga menduga memar di lengan atas kanan kemungkinan disebabkan aktivitas fisik yang dilakukan ADP sebelum meninggal dunia.

“Berdasarkan gelar perkara kemarin, dinyatakan oleh penyidik bahwa saat di Kemenlu, di rooftopnya, ada kegiatan untuk memanjat tembok. Itu yg dapat menyebabkan memar lengan atas kanan,” ungkapnya.

3. Tidak Ada Zat Kimia Beracun di Tubuh ADP

Selain itu, AKP Adi Laksono, ahli dari Subdit Toksikologi Forensik Bareskrim Polri juga mengungkapkan hasil pemeriksaan toksikologi ADP.

Adi menjelaskan bahwa pemeriksaan ini bertujuan untuk mendeteksi keberadaan senyawa toksin dalam cairan tubuh, seperti obat-obatan, bahan kimia, pestisida, dan sebagainya.

“Setelah melakukan rangkaian sampel, didapat hasil sebagai berikut, seluruh korban dan cairan tubuh milik ADP tidak terdeteksi senyawa toksin seperti pestisida, sianida, arsenik, alkohol, maupun narkoba,” tegas Adi.

Kemudian, dari hasil pemeriksaan lanjutan yang dilakukan oleh Subdirektorat Toksikologi Forensik Bareskrim Polri, ditemukan sejumlah senyawa obat dalam beberapa organ dan cairan tubuh korban. Pada jaringan otak, terdeteksi keberadaan parasetamol.

Sementara itu, pada organ empedu, limpa, hati, lambung, serta pada darah korban, ditemukan senyawa chlorpheniramine.

Temuan yang sama juga terdeteksi pada ginjal dan urine, yang mengandung parasetamol dan chlorpheniramine.

“Kesimpulannya, pemeriksaan menunjukkan seluruh sampel organ dan cairan tubuh tidak terdeteksi senyawa toksin umum seperti pestisida, sianida, arsenik, alkohol maupun narkoba,” tegas dia.

“Namun ditemukan kandungan parasetamol dan chlorpheniramine pada berbagai jaringan dan cairan tubuh ADP,” tambah dia.

Menurut studi literatur farmakologi, chlorpheniramine adalah jenis antihistamin yang digunakan untuk meredakan gejala alergi, seperti hidung tersumbat dan bersin, serta dapat menyebabkan efek samping ringan seperti kantuk.

“Parasetamol adalah sejenis obat yang dapat meredakan nyeri serta menurunkan demam,” ungkapnya.

Kombinasi kedua jenis senyawa tersebut umumnya ditemukan pada obat flu dan demam.

Temuan ini menunjukkan adanya konsumsi atau paparan obat sebelum kematian.

Polda Metro Jaya, Kemlu, kemlu, RS Cipto Mangunkusumo, diplomat kemlu, Arya Daru Pangayunan, kasus kematian diplomat kemlu, wrapup, diplomat Kemlu ADP, hasil autopsi diplomat kemlu, 4 Fakta Hasil Autopsi yang Ungkap Penyebab Tewasnya Diplomat Kemlu ADP, Benarkah Dibunuh?, 1. Hasil Autopsi Sebut ADP Mati Lemas, 2. Ditemukan Memar, Tapi Bukan Akibat Kekerasan, 3. Tidak Ada Zat Kimia Beracun di Tubuh ADP, 4. Sidik Jari di Lakban Sesuai dengan Milik Korban

Polda Metro Jaya memperlihatkan sejumlah barang bukti yang dikumpulkan selama proses penyelidikan kematian ADP (39), diplomat Kementerian Luar Negeri (Kemlu) yang ditemukan tewas dengan kondisi seluruh kepala terlilit lakban kuning.

4. Sidik Jari di Lakban Sesuai dengan Milik Korban

Dalam kesempatan yang sama, Pihak Pusat Identifikasi Bareskrim Polri juga mengungkapkan bahwa sidik jari yang ditemukan pada lakban kuning di kepala ADP cocok dengan milik korban.

"Hasil tim identifikasi, pencarian sidik jari di lakban yang diperoleh (adalah) sidik jari ADP," ujar Aipda Sigit Kusdiyanto saat konferensi pers di Polda Metro Jaya.

Sigit menjelaskan bahwa proses identifikasi dilakukan dengan teknik kimia basa menggunakan pewarna kristal violet.

Dari beberapa sidik jari yang ditemukan, hanya satu yang memenuhi kriteria untuk diperiksa lebih lanjut.

"Kami periksa lebih lanjut, diperoleh dan dibandingkan dengan sidik jari yang dimiliki ADP. Sesuai dengan kaidah keilmuan, minimal 12 karakteristik yang harus ada, harus sama. Sidik jari tersebut memenuhi kriteria persyaratan 12 titik yang sama," imbuhnya.

Kilas Balik Penemuan Jenazah ADP

Jenazah ADP ditemukan dalam kondisi tergeletak di atas kasur dengan kepala terlilit lakban kuning dan tubuh tertutup selimut biru.

Di lokasi kejadian, penyidik menemukan sejumlah barang bukti, seperti gulungan lakban, kantong plastik, dompet, bantal, pakaian korban, hingga obat sakit kepala dan obat lambung.

Namun, kaitan antara obat-obatan tersebut dengan penyebab kematian belum bisa dipastikan.

Sidik jari ADP juga ditemukan menempel di permukaan lakban yang melilit kepalanya.

Sebanyak 24 orang telah dimintai keterangan terkait kasus ini. Enam saksi berasal dari lingkungan tempat tinggal korban di Menteng, termasuk penjaga indekos, sementara satu saksi berasal dari pihak keluarga, yakni istri korban.

“Tujuh orang dari tempat lingkungan kerja, empat saksi lainnya yang berhubungan dengan korban, termasuk sopir taksi (hingga) dokter rawat jalan,” jelas AKBP Reonald Simanjuntak, Kasubbid Penmas Bid Humas Polda Metro Jaya.

Polisi juga melibatkan enam orang saksi ahli dalam proses penyelidikan untuk mengungkap kasus ini.

Kontak Bantuan Jika Anda Tengah Mengalami Krisis Mental

Kasus ini kembali mengingatkan pentingnya perhatian terhadap kesehatan mental dan berbagai faktor pemicunya.

Bunuh diri bisa terjadi saat seseorang mengalami tekanan berat tanpa dukungan. Jika Anda atau orang terdekat mengalami krisis, jangan ragu mencari pertolongan.

Layanan konseling dapat membantu meredakan beban psikologis. Anda bisa mengakses informasi dan bantuan melalui situs Into the Light Indonesia:

https://www.intothelightid.org/tentang-bunuh-diri/layanan-konseling-psikolog-psikiater/ 

(Kompas.com: Muhammad Isa Bustomi, Baharudin Al Farisi, Mohamad Bintang Pamungkas, Fitria Chusna Farisa, Abdul Haris Maulana, Faieq Hidayat)