Top 6+ Fakta Hasil Otopsi Juliana Marins: Bukan Meninggal akibat Hipotermia

Hasil otopsi, Juliana Marins, Gunung Rinjani, hasil otopsi, hipotermia, jurang gunung rinjani, pendaki Brasil, Hasil otopsi juliana marins, 6 Fakta Hasil Otopsi Juliana Marins: Bukan Meninggal akibat Hipotermia, 1. Jenazah Juliana diperiksa dalam kondisi masih utuh, 2. Juliana mengalami luka lecet geser hampir di seluruh tubuh, 3. Juliana meninggal akibat luka benda tumpul, 4. Korban meninggal bukan akibat hipotermia, 5. Meninggal 20 menit usai alami cedera serius, 6. Otopsi belum sepenuhnya lengkap

Hasil otopsi Juliana Marins (26), wisatawan asal Brasil yang meninggal dunia akibat jatuh ke jurang sedalam 600 meter di Gunung Rinjani, akhirnya diumumkan oleh pihak RSUD Bali Mandara, Jumat (27/6/2025).

Peristiwa tragis yang menimpa Juliana terjadi pada Sabtu (21/6/2025) saat ia sedang melakukan pendakian di Gunung Rinjani bersama sejumlah temannya.

Tiga hari setelah jatuh ke jurang, Juliana dinyatakan meninggal dunia, dan jenazahnya baru berhasil dievakuasi pada Rabu (25/6/2025).

Dokter forensik RSUD Bali Mandara, dr Ida Bagus Putu Alit menjelaskan, otopsi dilakukan segera setelah jenazah tiba pada Kamis (26/6/2025) malam.

Lantas, apa saja fakta dari hasil otopsi Julian Marins:

Berikut 6 fakta yang disampaikan dokter Alit terkait kondisi jenazah hingga penyebab kematian Juliana Marins:

Jenazah pendaki asal Brasil Juliana Marins tiba di RS Bhayangkara Mataram,Rabu (25/6/2025).

1. Jenazah Juliana diperiksa dalam kondisi masih utuh

Tanda-tanda lebam dan kekakuan tubuh menunjukkan Juliana meninggal dunia 12–24 jam sebelum otopsi dilakukan, sesuai dengan standar forensik mayat yang telah dibekukan.

2. Juliana mengalami luka lecet geser hampir di seluruh tubuh

Luka lecet geser ditemukan bagian punggung, kepala, dan anggota gerak, yang menunjukkan tubuh Juliana tergeser dengan benda-benda tumpul selama jatuh.

Selain lecet geser, korban juga mengalami patah-patah tulang, terutama di bagian dada, pinggul, dan paha.

3. Juliana meninggal akibat luka benda tumpul

Kesimpulan awal adalah korban meninggal akibat luka kekerasan benda tumpul yang menyebabkan kerusakan organ vital dalam dan memicu perdarahan hebat, terutama di area dada dan perut.

Hasil otopsi, Juliana Marins, Gunung Rinjani, hasil otopsi, hipotermia, jurang gunung rinjani, pendaki Brasil, Hasil otopsi juliana marins, 6 Fakta Hasil Otopsi Juliana Marins: Bukan Meninggal akibat Hipotermia, 1. Jenazah Juliana diperiksa dalam kondisi masih utuh, 2. Juliana mengalami luka lecet geser hampir di seluruh tubuh, 3. Juliana meninggal akibat luka benda tumpul, 4. Korban meninggal bukan akibat hipotermia, 5. Meninggal 20 menit usai alami cedera serius, 6. Otopsi belum sepenuhnya lengkap

Peti jenazah Juliana Marins pendaki Brasil yang meninggal di Gunung Rinjani dibawa ke Bali untuk menjalani autopsi.

4. Korban meninggal bukan akibat hipotermia

Dokter Alit menegaskan, korban bukan meninggal akibat hipotermia, karena tidak ada penyusutan limpa atau tanda-tanda meninggal akibat hipotermia lainnya.

Pihaknya juga tidak bisa memastikan dugaan hipotermia karena kondisi jenazah sudah lama dan tidak memungkinkan dilakukan pemeriksaan cairan bola mata.

Terlebih, dilihat dari bekas luka dan pendarahan yang sangat banyak, dugaan hipotermia bisa disingkirkan.

5. Meninggal 20 menit usai alami cedera serius

Dokter Alit menambahkan,Juliana masih hidup setelah jatuh, tetapi hanya bertahan dalam waktu singkat lantaran cedera serius.

“Kami tidak menemukan tanda-tanda korban meninggal dalam jangka waktu yang lama dari luka-lukanya,” kata dia.

“Diprediksi setelah luka-luka Juliana meninggal paling lama 20 menit. Pendarahan paling parah dan banyak terjadi di dada dan perut,” imbuhnya.

6. Otopsi belum sepenuhnya lengkap

Dokter Alit menegaskan, meskipun penyebab kematian mengarah ke kekerasan benda tumpul, proses otopsi belum lengkap karena masih menunggu hasil pemeriksaan toksikologi.

Kendala evakuasi Juliana Marins

Hasil otopsi, Juliana Marins, Gunung Rinjani, hasil otopsi, hipotermia, jurang gunung rinjani, pendaki Brasil, Hasil otopsi juliana marins, 6 Fakta Hasil Otopsi Juliana Marins: Bukan Meninggal akibat Hipotermia, 1. Jenazah Juliana diperiksa dalam kondisi masih utuh, 2. Juliana mengalami luka lecet geser hampir di seluruh tubuh, 3. Juliana meninggal akibat luka benda tumpul, 4. Korban meninggal bukan akibat hipotermia, 5. Meninggal 20 menit usai alami cedera serius, 6. Otopsi belum sepenuhnya lengkap

Badan Pencarian dan Pertolongan (Basarnas) saat mengevakuasi jasad Juliana Marins, pendaki asal Brasil yang terjatuh di Gunung Rinjani, Pulau Lombok, Nisa Tenggara Barat, Senin (23/6/2025). Juliana Marins jatuh pada Sabtu (21/6/2025) dan ditemukan tewas.

Salah satu topik perbincangan yang paling menyita perhatian publik dalam kasus meninggalnya Juliana Marins adalah proses evakuasinya yang memakai waktu berhari-hari.

Kepala Balai Taman Nasional Gunung Rinjani, Yarman Wasur, menjelaskan proses evakuasi Juliana memang memakan waktu yang panjang karena berhadapan dengan kondisi ekstrem di puncak Rinjani.

“Gunung Rinjani sangat ekstrem, topografinya sangat curam, dan cuacanya setiap saat berubah-ubah. Ini yang menghambat terjadinya evakuasi,” jelasnya, dikutip dari .

Emi Freezer selaku Kasubdit RPDO (Pengarahan dan Pengendalian Operasi) Bencana dan Kondisi Membahayakan Manusia (KMM) Basarnas mengatakan, tidak semua evakuasi korban kecelakaan gunung bisa menggunakan helikopter.

"Penggunaan heli tergantung pada kondisi medan, cuaca, serta karakteristik lokasi dan teknis penerbangan," kata Emi saat dihubungi , Kamis (26/6/2025).

Emi menjelaskan lokasi korban berada di jurang yang curam dan tidak memiliki ruang yang cukup untuk manuver helikopter, baik untuk mendarat ataupun menggantung di udara.

Kemudian ada potensi terjadinya angin vertikal dan turbulensi di area gunung tinggi, di mana ini sangat berbahaya karena bisa menyebabkan helikopter kehilangan daya angkat dan berisiko jatuh.

Kendala lainnya adalah cuaca buruk yang bisa mempengaruhi jarak pandang, juga debu vulkanik dan batuan di sekitar lokasi yang bisa teraduk oleh baling-baling helikopter dan membahayakan personel di area bawah.

Sebagian artikel ini telah tayang di Tribun-Bali.com dengan judul: RSUD Bali Mandara Ungkap Penyebab Kematian Juliana Marins: Bukan Hipotermia, Tapi Kekerasan Tumpul