Juliana Marins Bertahan Hidup 20 Menit Usai Jatuh ke Jurang, Sempat Minta Tolong

LOMBOK, Juliana, Gunung Rinjani, Juliana Marins, pendaki Brasil, Lombok, nusa tenggara barat, Juliana Marins Bertahan Hidup 20 Menit Usai Jatuh ke Jurang, Sempat Minta Tolong, Kronologi Juliana Terjatuh di Rinjani, Terdengar Suara Minta Tolong dari Dalam Jurang, Juliana Marlins Bertahan Hidup Sekitar 20–30 Menit, Juliana Marins Bukan Meninggal karena Hipotermia, Medan Sulit Hambat Proses Evakuasi Juliana Marins, Guide yang Dampingi Juliana Marins, Diperiksa Polisi

Hasil otopsi Juliana Marins (26) mengungkapkan bahwa pendaki asal Brasil itu sempat bertahan hidup selama 20 menit seusai terjatuh ke jurang Gunung Rinjani.

Bahkan, pemandu yang mendampingi Juliana Marins sempat mendengar suara permintaan tolong dari dalam jurang sebelum pendaki Brasil itu akhirnya meninggal dunia.

Peristiwa tragis ini terjadi pada Sabtu (21/6/2025). Juliana dilaporkan terjatuh di kawasan jurang dengan kedalaman sekitar 600 meter.

Selama lebih dari dua hari pencarian, ia akhirnya dinyatakan meninggal dunia pada Selasa (24/6/2025) dan berhasil dievakuasi pada Rabu (25/6/2025).

Kronologi Juliana Terjatuh di Rinjani

Pemandu pendakian bernama Ali Musthofa (20) mengaku menyarankan Juliana untuk beristirahat karena terlihat kelelahan saat menuju puncak.

“Sebenarnya saya tidak meninggalkannya (Juliana), tetapi saya menunggu tiga menit lebih dulu,” ujar Musthofa, dikutip dari media Brasil Oglobo.globo, Minggu (27/6/2025).

Ali kemudian melanjutkan perjalanan sekitar tiga menit bersama lima pendaki lainnya.

Namun, setelah hampir setengah jam Juliana tak kunjung menyusul, ia kembali ke tempat istirahat terakhir.

“Setelah sekitar 15 atau 30 menit, Juliana tidak muncul. Saya mencarinya di tempat peristirahatan terakhir, tetapi saya tidak menemukannya. Saya bilang saya akan menunggunya lebih dulu, saya menyuruhnya untuk beristirahat,” lanjutnya.

Terdengar Suara Minta Tolong dari Dalam Jurang

Ketegangan memuncak saat Musthofa melihat cahaya senter dari arah jurang.

Ia juga mendengar suara Juliana memanggil minta pertolongan.

“Saya sadar ketika saya melihat cahaya senter di jurang sedalam sekitar 150 meter dan mendengar suara Juliana meminta pertolongan. Saya bilang saya akan menolongnya,” katanya.

Karena kondisi medan yang berbahaya, Musthofa segera menghubungi tempatnya bekerja.

Upaya penyelamatan dilakukan dengan melibatkan Tim SAR yang segera diterjunkan ke lokasi.

Juliana Marlins Bertahan Hidup Sekitar 20–30 Menit

Hasil autopsi dari RSUD Bali Mandara menyebutkan bahwa Juliana mengalami luka serius akibat benturan benda tumpul.

Luka-luka tersebut meliputi lecet geser di sekujur tubuh serta patah tulang di bagian dada, punggung, dan paha.

“Kemudian kita juga menemukan adanya patah-patah tulang. Terutama di daerah dada, bagian belakang, juga tulang punggung dan paha,” ujar dr. Ida Bagus Putu Alit, dokter forensik yang menangani otopsi jenazah.

Menurutnya, Juliana masih hidup setelah jatuh, tetapi hanya bertahan dalam waktu singkat.

“Diprediksi setelah luka-luka Juliana meninggal paling lama 20 menit. Pendarahan paling parah dan banyak terjadi di dada dan perut,” ungkapnya.

Juliana Marins Bukan Meninggal karena Hipotermia

Meskipun sempat muncul dugaan bahwa Juliana meninggal karena hipotermia, hasil pemeriksaan tidak mendukung asumsi tersebut.

Kondisi jenazah yang sudah disimpan dalam freezer membuat pemeriksaan cairan bola mata tidak bisa dilakukan.

Namun, dari temuan luka-luka dan pendarahan, dugaan hipotermia disingkirkan.

“Penyebab kematiannya adalah karena kekerasan tumpul, jadi untuk sementara adalah kekerasan tumpul yang menyebabkan patah tulang dan kerusakan organ dalam serta pendarahan,” kata dr. Alit.

Medan Sulit Hambat Proses Evakuasi Juliana Marins

Kepala Balai Taman Nasional Gunung Rinjani, Yarman, menyebutkan bahwa proses evakuasi Juliana sempat terkendala oleh kondisi ekstrem di Rinjani.

“Gunung Rinjani sangat ekstrem, topografinya sangat curam. Dan cuacanya setiap saat berubah-ubah. Ini yang menghambat terjadinya evakuasi,” jelasnya.

Sementara itu, Menteri Pariwisata Widiyanti Putri Wardhana menyampaikan bahwa jenazah Juliana ditemukan di kedalaman sekitar 400 meter dari titik awal ia terjatuh.

“Korban (Juliana Marins) ditemukan pada kedalaman sekitar 400 meter dari titik awal jatuhnya. Diperkirakan dalam kondisi meninggal dunia,” ucap Widiyanti.

Guide yang Dampingi Juliana Marins, Diperiksa Polisi

Ali Musthofa mengaku menerima bayaran Rp2,5 juta dari Juliana untuk mendampingi pendakian.

Pasca-kejadian, ia kini tengah diperiksa oleh Satreskrim Polres Lombok Timur.

Insiden ini tidak hanya menyita perhatian publik Indonesia, tetapi juga ramai diperbincangkan oleh netizen Brasil yang mendesak kejelasan atas kematian tragis Juliana Marins di Gunung Rinjani.

Sebagian artikel ini telah tayang di Tribun-Bali.com dengan judul "Juliana Marins Diprediksi Masih Hidup Selama 20 Menit Setelah Jatuh di Jurang Gunung Rinjani" dan di TribunnewsBogor.com dengan judul "SOSOK Guide Dituding Tinggalkan Juliana Marins Sebelum Tewas di Rinjani, Dibayar Segini Oleh Korban".