Guide Juliana Marins Diblacklist, BTNGR Akui Separuh Pemandu Rinjani Belum Berlisensi

Juliana Marins, pendaki Brasil, Gunung Rinjani, pemandu gunung, guide, BTNGR, Guide, lisensi resmi, Pemandu Gunung, Guide Juliana Marins Diblacklist, BTNGR Akui Separuh Pemandu Rinjani Belum Berlisensi

Kematian tragis Juliana Marins, pendaki Brasil yang jatuh ke jurang saat mendaki Gunung Rinjani, membawa dampak serius bagi pihak-pihak yang terlibat dalam pendakian tersebut.

Salah satunya adalah pemandu gunung atau guide yang menemani rombongan pendakian. Kepala Balai Taman Nasional Gunung Rinjani (BTNGR), Yarman, menyatakan bahwa nama guide tersebut kini telah masuk dalam daftar blacklist.

“Iya, kalau blacklist untuk sementara sambil proses berjalan,” ujar Yarman seusai menghadiri acara Bincang Kamisan di Kantor Pemprov NTB, Kamis (3/7/2025).

Yarman tidak merinci sampai kapan sanksi ini berlaku karena masih menunggu hasil evaluasi lebih lanjut.

Juliana Marins dilaporkan jatuh ke jurang Cemara Nunggal, salah satu jalur menuju puncak Gunung Rinjani, pada Sabtu (21/6/2025).

Ia saat itu mendaki bersama enam orang rombongan dan didampingi satu guide serta sekitar dua hingga tiga porter.

Apakah Guide Sudah Berlisensi?

Yarman menyebut bahwa hingga kini belum bisa dipastikan apakah guide yang mendampingi Juliana sudah memiliki lisensi resmi atau belum.

Berdasarkan data BTNGR, terdapat 661 pemandu aktif di kawasan Gunung Rinjani, namun hanya sekitar 50 persen di antaranya yang memiliki lisensi resmi.

“Separuh sudah dapat lisensi, tapi dalam proses ke depan kita sudah persiapkan bersama-sama dengan teman-teman dari Dinas Pariwisata untuk proses lisensi,” jelas Yarman.

Pernyataan ini memunculkan sorotan baru terhadap sistem pelatihan dan sertifikasi guide yang bertugas di kawasan wisata ekstrem seperti Gunung Rinjani.

Bagaimana Proses Evakuasi Juliana Marins?

Juliana Marins, pendaki Brasil, Gunung Rinjani, pemandu gunung, guide, BTNGR, Guide, lisensi resmi, Pemandu Gunung, Guide Juliana Marins Diblacklist, BTNGR Akui Separuh Pemandu Rinjani Belum Berlisensi

Badan Pencarian dan Pertolongan (Basarnas) saat mengevakuasi jasad Juliana Marins, pendaki asal Brasil yang terjatuh di Gunung Rinjani, Pulau Lombok, Nisa Tenggara Barat, Senin (23/6/2025). Juliana Marins jatuh pada Sabtu (21/6/2025) dan ditemukan tewas.

Tim SAR gabungan melakukan proses evakuasi selama lima hari berturut-turut untuk mengangkat jenazah Juliana dari kedalaman jurang sekitar 600 meter.

Yarman menegaskan bahwa seluruh upaya sudah dilakukan semaksimal mungkin sejak korban dilaporkan terjatuh.

“Dari awal mulai jatuh, kami sudah mempersiapkan tim. Sampai lima hari berturut-turut baru bisa naik. Upaya-upaya itu sudah kami lakukan semaksimal mungkin,” tegas Yarman.

Kendala utama dalam evakuasi adalah medan yang curam dan kondisi cuaca yang tidak menentu di kawasan pegunungan.

Meski begitu, jenazah Juliana berhasil dievakuasi pada Rabu (25/6/2025) dan langsung dibawa ke Bali untuk dilakukan otopsi di RSUD setempat.

Diketahui, Gunung Rinjani merupakan salah satu destinasi favorit wisatawan domestik dan internasional.

Setiap tahunnya, ribuan pendaki menjajal jalur-jalur ekstrem di gunung ini. Namun, belum meratanya lisensi di kalangan guide menunjukkan masih adanya celah dalam sistem pengawasan keselamatan.

Yarman memastikan bahwa BTNGR bersama Dinas Pariwisata akan mempercepat proses lisensi bagi para guide.

Selain itu, pembinaan serta edukasi lanjutan tentang keselamatan pendakian dan manajemen risiko akan ditingkatkan.

Sebelumnya, Gubernur NTB juga menyatakan bahwa insiden ini menjadi momentum penting untuk melakukan pembenahan menyeluruh terhadap sistem pengelolaan wisata Rinjani, termasuk jalur pendakian dan peralatan keselamatan.

Jenazah Juliana Marins telah tiba di Brasil pada 1 Juli 2025. Sementara itu, pihak keluarga di Brasil telah mengajukan otopsi ulang guna memastikan penyebab pasti kematian.

Sebagian artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "".