Viral Video Diduga Guide Juliana Coba Evakuasi, Gagal karena Tali Hanya 100 Meter

Viral di media sosial video seseorang yang disebut sebagai Ali Musthofa, guide yang mendampingi turis Brasil Juliana Marins mendaki Gunung Rinjani, menuruni lereng gunung menggunakan tali.
Video tersebut dilengkapi dengan keterangan bahwa Ali adalah orang pertama yang mencoba turun untuk mengevakuasi Juliana yang terjatuh di Gunung Rinjani sebelum tim SAR tiba.
"Mundur mundur, slowly slowly," kata orang yang berada di puncak, menahan tali selagi Ali turun ke jurang dalam video yang diunggah akun Instagram @exploregunung_, Jumat (5/7/2025).
Aksi Ali Mustofa pemandu Juliana Marins saat melakukan upaya evakuasi di Gunung Rinjani.
Namun Ali disebut tidak sampai ke lokasi Juliana terjatuh karena tali evakuasi yang digunakan kurang panjang. Talinya disebut hanya 100 meter, tidak cukup untuk mencapai titik keberadaan Juliana yang diperkirakan capai 200 meter, sehingga harus menunggu kedatangan tim SAR.
Menanggapi beredarnya video tersebut, Kepala Balai Taman Nasional Gunung Rinjani (BTNGR) Yarman mengatakan, dirinya belum memastikan fakta dalam video tersebut.
Namun ia yakin ada upaya yang sudah dilakukan oleh guide setelah mengetahui Juliana terjatuh.
upaya dari guide pasti ada, tetapi saya belum bisa memastikan." kata Yarman saat dikonfirmasi Kompas.com, Sabtu (5/7/2025).
"Kalau kita lihat dari video-video itu kan dia turun, pasti ada upaya, tetapi kita tidak tahu. Kita tidak belum bisa menyalahkan, masih proses," lanjut dia.
Sebelumnya, Ali mendapat banyak kritik dari warganet karena dianggap lalai mendampingi pendaki yang dipandunya.
Nama Ali juga jarang disorot dalam proses evakuasi Juliana.
Juliana Marins jatuh di Gunung Rinjani, NTB, pada Sabtu (21/6/2025).
Penjelasan Ali Musthofa
Dilansir dari Tribunnews, Ali menyampaikan perasaan tidak nyaman karena merasa dinilai tanpa mengetahui kronologi secara utuh.
“Banyak yang gak tahu kronologinya dan asal angkat bicara. Saya lihat komen-komen ada yang menyalahkan saya,” kata Ali, dikutip dari TribunLombok.com, Sabtu (5/7/2025).
Ali menjelaskan bahwa ia bertemu dengan Juliana Marins dan lima pendaki lainnya pada Kamis (19/6/2025) malam.
Rombongan tersebut dijemput dari penginapan untuk memulai persiapan pendakian Gunung Rinjani. Menurut Ali, satu hari sebelum pendakian dimulai, ia sudah memberikan pengarahan atau briefing kepada seluruh anggota rombongan.
Briefing itu mencakup informasi rute, kondisi medan, serta hal-hal teknis selama pendakian. Ia juga memastikan bahwa seluruh peserta, termasuk Juliana, berada dalam kondisi sehat dan telah melakukan pemeriksaan medis.
Pendakian dimulai pada Jumat (20/6/2025) pukul 07.00 WITA dari Resort Sembalun, Kabupaten Lombok Timur. Menurut Ali, perjalanan hingga Sabtu pagi berjalan lancar.
Insiden terjadi di kawasan Cemara Nunggal, saat rombongan dalam perjalanan menuju puncak. Juliana, yang berada di posisi belakang, tiba-tiba menghilang.
“Kejadiannya pada Sabtu pagi. Saya taruh tas dan mencari dia dan lihat posisi senter di tebing,” tutur Ali.
Diduga, Juliana terjatuh ke jurang dengan kedalaman ratusan meter. Cahaya dari senter milik korban menjadi petunjuk pertama.
Posisi korban juga sempat tertangkap oleh drone milik pendaki lain. Saat itu, Juliana dilaporkan masih bisa bergerak dan meminta tolong.
Namun, upaya penyelamatan tak membuahkan hasil. Ia dinyatakan meninggal dunia, dan jenazahnya baru berhasil dievakuasi oleh tim SAR gabungan pada Rabu (25/6/2025) malam.