Pemprov DKI Ungkap Penyebab dan Solusi Kemacetan di Jakarta

Gubernur DKI Jakarta, Pramono Anung, menegaskan bahwa kemacetan masih menjadi salah satu masalah utama yang dihadapi Ibu Kota.
Pramono mengungkapkan bahwa salah satu penyebab kemacetan yang sering terjadi adalah pekerjaan infrastruktur di lapangan yang tidak tertata dengan baik.
Proyek seperti penggalian kabel, pekerjaan drainase, hingga proyek Sumber Daya Air sering kali menutup badan jalan tanpa koordinasi lintas instansi.
Situasi Jalan Pemuda usai lancar usai terjadi kebakaran di Proyek LRT Jakarta, selasa malam
"Secara singkat, saya mendapatkan jawaban yang memuaskan. Sebenarnya sistemnya sudah cukup baik, hanya memang masih kurang," ujar Pramono, dalam keterangan tertulis, Rabu (11/6/2025).
Ia menyoroti proyek-proyek yang terbengkalai dan menyisakan penyekat jalan sebagai penghambat lalu lintas harian.
Selain itu, kemacetan juga sering terjadi akibat kondisi darurat seperti banjir, kecelakaan lalu lintas, dan kegiatan besar seperti kunjungan tamu negara.
Kurangnya sinkronisasi antarinstansi dan minimnya data terintegrasi turut memperburuk penanganan saat situasi genting.
"Seperti kemarin, kami secara khusus mengadakan rapat ini. Pekerjaan di Sumber Daya Air, Kementerian PU, penggalian kabel-kabel dan sebagainya ini yang mengganggu," ucap Pramono.
Saat ini, Pemprov DKI Jakarta telah mengandalkan teknologi melalui penerapan Intelligent Traffic Control System (ITCS) berbasis Artificial Intelligence.
Situasi lalu lintas kendaraan karena penutupan Jalan Medan Merdeka Barat, Senin (17/2/2025).
Sistem tersebut telah dipasang di 65 dari total 321 persimpangan. Meskipun jumlahnya masih terbatas, ITCS dinilai membantu mengurai kemacetan.
Di samping itu, teknologi ini juga berkontribusi pada penurunan peringkat Jakarta dalam indeks kemacetan global TomTom dari posisi ke-30 (2023) ke posisi ke-90 (2024).
Pramono juga menginstruksikan agar pemasangan ITCS ditingkatkan secara bertahap di seluruh simpang penting Jakarta.
Ilustrasi rekayasa lalu lintas di Jakarta
Selain itu, ia menekankan pentingnya penertiban proyek lapangan, pembukaan penyekat jalan dari proyek yang mangkrak, serta koordinasi lintas kementerian dan lembaga untuk mengurangi gangguan lalu lintas.
Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta, Syafrin Liputo menambahkan, pihaknya telah menyiapkan sekitar 25 petugas dalam satu sif untuk mengawasi sistem ITCS ini. Selain itu, juga telah disiapkan call center untuk membantu melakukan penanganan keluhan.
"Tentu kami call center-nya ada dan juga terkoneksi langsung dengan CRM. Sehingga SOP untuk penanganan setiap ada keluhan itu kami maksimum tiga jam itu sudah diselesaikan," ujar Syafrin.