Kenapa Lambang Pramuka Tunas Kelapa? Ini Arti dan Sejarahnya

“Satyaku Kudarmakan, Darmaku Kubaktikan.” Moto tersebut menjadi semboyan Gerakan Pramuka yang hingga kini terus dipegang oleh jutaan anggota di seluruh Indonesia.
Di balik Gerakan Pramuka yang diperingati setiap 14 Agustus sebagai Hari Pramuka, terdapat simbol ikonik yang melekat pada setiap atributnya, yakni tunas kelapa.
Lambang ini diatur dalam Anggaran Dasar Gerakan Pramuka Pasal 48 serta Anggaran Rumah Tangga Gerakan Pramuka Bab VII Pasal 120, dan ditetapkan secara resmi melalui Surat Keputusan Kwartir Nasional (SK Kwarnas) Nomor 06/KN/72 tentang Lambang Pramuka.
Pencipta Lambang dari Blora
Pencipta lambang tunas kelapa adalah Sunardjo Atmodipuro, seorang Andalan Nasional dan Pembina Pramuka yang juga bekerja di Departemen Pertanian.
Sunardjo lahir pada 29 Februari 1903 di Blora, Jawa Tengah, dan wafat pada 31 Mei 1979.
Siluet tunas kelapa yang digunakan saat ini merupakan penyempurnaan dari lambang sebelumnya yang tertuang dalam SK Kwarnas Nomor 15/KN/67 Tahun 1967.
Filosofi dan Makna Tunas Kelapa
Lampiran SK Kwarnas Nomor 06/KN/72 memuat penjelasan arti kiasan lambang Gerakan Pramuka. Ada enam makna utama dari tunas kelapa, yaitu:
1. Buah nyiur yang tumbuh disebut cikal.
Dalam bahasa Indonesia, cikal bakal berarti penduduk asli pertama yang menurunkan generasi baru. Ini mengisyaratkan bahwa setiap Pramuka adalah inti kelangsungan hidup bangsa Indonesia.
2. Buah nyiur tahan lama dalam kondisi apapun.
Artinya, setiap Pramuka memiliki keteguhan rohani dan jasmani, kuat, ulet, serta bertekad menghadapi tantangan hidup demi mengabdi pada bangsa dan negara.
3. Nyiur tumbuh di mana saja.
Hal ini mencerminkan kemampuan Pramuka untuk menyesuaikan diri di berbagai lingkungan dan kondisi masyarakat.
4. Nyiur tumbuh lurus ke atas dan merupakan salah satu pohon tertinggi di Indonesia.
Maknanya, setiap Pramuka memiliki cita-cita tinggi, mulia, jujur, dan teguh pendirian.
5. Akar nyiur yang kuat dan kokoh di dalam tanah melambangkan keyakinan dan prinsip yang teguh sebagai dasar memperkuat diri demi mencapai cita-cita.
6. Nyiur adalah pohon serbaguna, dari akar hingga pucuk. Artinya, setiap Pramuka berguna bagi tanah air, bangsa, Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), dan seluruh umat manusia.
Bagi anggota Gerakan Pramuka, tunas kelapa bukan sekadar simbol di baju seragam atau bendera satuan. Lambang ini menjadi pengingat akan nilai-nilai luhur, semangat pengabdian, serta tekad membangun bangsa.
Memperingati Hari Pramuka 14 Agustus 2025, mengenang pencipta lambang ini menjadi momen untuk menghargai karya Sunardjo Atmodipuro yang telah memberikan identitas visual dan filosofi mendalam bagi Gerakan Pramuka Indonesia.
Terangi negeri dengan literasi, satu buku bisa membuka ribuan mimpi. Lewat ekspedisi Kata ke Nyata, Kompas.com ingin membawa ribuan buku ke pelosok Indonesia. Bantu anak-anak membaca lebih banyak, bermimpi lebih tinggi. Ayo donasi via Kitabisa!