Update Gempa Magnitudo 5,8 Guncang Poso, Satu Warga Meninggal dan 29 Luka-Luka

gempa, Poso, gempa Poso, gempa di poso, gempa poso hari ini, sesar tokararu, Update Gempa Magnitudo 5,8 Guncang Poso, Satu Warga Meninggal dan 29 Luka-Luka

Gempa bumi berkekuatan magnitudo 5,8 mengguncang wilayah Kabupaten Poso, Provinsi Sulawesi Tengah, pada Minggu (17/8/2025) pukul 05.38 WIB.

Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) melaporkan satu orang meninggal dunia dan 29 warga mengalami luka-luka akibat bencana alam tersebut.

Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari atau Aam, menyebut korban meninggal adalah pasien yang sebelumnya kritis usai tertimpa reruntuhan bangunan Gereja GKST Elim Masani, Desa Masani, Kecamatan Poso Pesisir.

“Dilaporkan warga yang meninggal dunia merupakan pasien yang sebelumnya mengalami kritis usai tertimpa reruntuhan bangunan pasca-gempa di Gereja Elim Masani. Saat gempa terjadi, para jemaat tengah mengikuti ibadah pagi. Sejumlah jemaat tertimpa material kayu dan batako dari bangunan gereja yang masih dalam tahap konstruksi,” ungkap Aam dalam siaran pers BNPB, Senin (18/8/2025).

Dampak Kerusakan Rumah dan Jemaat

Berdasarkan kaji cepat BNPB per Minggu (17/8/2025) pukul 23.42 WIB, tercatat sedikitnya 12 unit rumah rusak berat dan 33 unit rumah rusak ringan.

Selain itu, 12 jemaat Gereja GKST Elim Masani harus dilarikan ke rumah sakit akibat tertimpa reruntuhan bangunan. Sebagian jemaat lainnya berhasil menyelamatkan diri.

“Material kayu dan batako menimpa jemaat karena bangunan gereja masih dalam tahap konstruksi. Dinding luar masih ditopang bambu, sedangkan bagian dalam hanya ditopang balok kayu dan dinding batako belum tertutup semen,” jelas Aam.

Pemerintah melalui BNPB langsung menggelar rapat koordinasi darurat melalui ruang komunikasi digital malam itu juga, sesuai instruksi Kepala BNPB Letjen TNI Suharyanto.

Rapat dipimpin Deputi Bidang Penanganan Darurat BNPB, Mayjen TNI Budi Irawan, dengan dihadiri perwakilan Kemenko PMK, Bupati Poso, Kalaksa BPBD Provinsi Sulawesi Tengah, Kalaksa BPBD Poso, dan jajaran Forkopimda Kabupaten Poso.

“Tim Reaksi Cepat (TRC) BNPB segera diberangkatkan pada Senin (18/8) dini hari menuju Poso untuk melakukan penanganan darurat dan pendampingan pemerintah daerah di lokasi kejadian. Dalam tahap awal, bantuan yang dikirimkan berupa makanan siap saji, tenda pengungsi, tenda keluarga, hygiene kit, selimut, dan matras,” tambah Aam.

Kepala BNPB, Suharyanto, menekankan pentingnya analisa cepat kondisi di lapangan. “Analisa betul kondisi di sana. Kita segera masuk ke lokasi,” tegas Suharyanto.

Peringatan dan Kesiapsiagaan Masyarakat

BNPB menghimbau masyarakat tetap tenang dan waspada terhadap potensi gempa susulan. Aam meminta warga menghindari bangunan retak, memastikan jalur evakuasi bebas hambatan, menyiapkan tas siaga bencana berisi kebutuhan pokok, obat-obatan, dokumen penting, dan senter.

“Masyarakat juga diimbau mematikan aliran listrik, gas, dan air jika diperlukan untuk mencegah risiko kebakaran atau kebocoran. Sebagai penguat sistem peringatan dini, masyarakat dapat membuat alarm darurat dari perkakas rumah tangga. Jika ada guncangan gempa, perkakas itu akan jatuh dan menimbulkan suara sebagai pertanda bahaya,” jelasnya.

BMKG mencatat pusat gempa berada 18 km barat laut Poso dengan kedalaman 10 km.

Gempa dirasakan kuat selama 15 detik di Kabupaten Poso, terutama di wilayah Kecamatan Poso Pesisir, seperti Desa Masani, Tokorondo, Towu, Pinedapa, Tangkura, dan Lape.

Koordinator Data dan Informasi BMKG Stasiun Geofisika Palu, Nurhayati Pimpilemba, menyebut gempa dipicu aktivitas Sesar Tokararu, salah satu sesar aktif di Kabupaten Poso.

“Gempa termasuk jenis sesar naik (thrust fault), di mana satu blok batuan terdorong naik akibat tekanan horizontal. Hingga pukul 11.00 Wita, gempa susulan tercatat 25 kali dengan magnitudo terbesar 3,3,” ujar Nurhayati.

Sulawesi Tengah memiliki 37 sumber gempa aktif, salah satunya Sesar Tokararu.

“Antar sesar bisa saling mempengaruhi akibat transfer tegangan, tergantung kedekatan, orientasi, dan jenis batuan. Diperlukan penelitian lebih lanjut,” tambah Nurhayati.

Gempa 17 Agustus 2025 menjadi yang terbesar mengguncang Poso tahun ini.

Sebelumnya, pada Juli 2025, gempa magnitudo 5,7 menyebabkan 14 unit rumah rusak berat dan 92 unit rumah rusak ringan. BNPB terus memantau situasi dan berkoordinasi dengan BPBD Kabupaten Poso untuk memastikan kebutuhan mendesak, seperti tenda dan obat-obatan, terpenuhi bagi warga terdampak.

Sebagian Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul BNPB: Satu Orang Meninggal Usai Sempat Kritis Tertimpa Reruntuhan Akibat Gempa Bumi M6,0 Poso

Terangi negeri dengan literasi, satu buku bisa membuka ribuan mimpi. Lewat ekspedisi Kata ke Nyata, Kompas.com ingin membawa ribuan buku ke pelosok Indonesia. Bantu anak-anak membaca lebih banyak, bermimpi lebih tinggi. Ayo donasi via Kitabisa!