Poso Diguncang Gempa M 5,8: BMKG Catat 25 Gempa Susulan Akibat Aktivitas Sesar Tokararu

Wilayah Kabupaten Poso, Sulawesi Tengah, kembali diguncang gempa bumi cukup kuat pada Sabtu, 17 Agustus 2025. Gempa dengan magnitudo 5,8 itu berpusat di darat, sekitar 18 kilometer barat laut Poso, dengan kedalaman dangkal.
Getaran terasa kuat di sejumlah kecamatan, terutama di Poso Pesisir, dan menimbulkan kepanikan warga.
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyebut gempa ini dipicu oleh aktivitas sesar aktif di wilayah tersebut.
Koordinator Data dan Informasi BMKG Stasiun Geofisika Kelas I Palu, Nurhayati, menjelaskan bahwa gempa disebabkan oleh sesar Tokararu, salah satu dari 37 sumber gempa yang ada di Sulawesi Tengah.
“Gempa bumi ini dipicu oleh aktivitas sesar Tokararu,” ujarnya.
Bagaimana Dampak Gempa Bumi Ini?
Guncangan gempa menyebabkan kerusakan bangunan dan melukai warga. Salah satu lokasi terdampak paling parah adalah Gereja Elim di Desa Masani, Kecamatan Poso Pesisir. Saat gempa terjadi, jemaat sedang beribadah di gereja yang tengah direnovasi.
Bangunan ambruk dan mengakibatkan 10 orang jemaat mengalami luka-luka. Seluruh korban kemudian dilarikan ke Puskesmas Tokorondo untuk mendapatkan perawatan medis.
Selain gereja, kerusakan juga terjadi di sejumlah lokasi lain. Di Desa Ueralulu, sebuah bangunan sarang burung walet milik warga mengalami kerusakan serius.
Di Desa Lape, satu rumah warga roboh akibat guncangan. Sedangkan di Desa Lanto Jaya, Masjid Al-Ala mengalami retakan pada dinding.
Apakah Ada Gempa Susulan?
BMKG mencatat gempa dengan magnitudo 5,8 juga mengguncang Poso pada Minggu pagi, 17 Agustus 2025, dengan kedalaman 10 kilometer dan berjarak 13 kilometer barat laut dari Kota Poso. Sejak pukul 11.00 WITA, tercatat sudah terjadi 25 kali gempa susulan dengan magnitudo terbesar 3,3.
“Gempa susulannya sudah 25 kali sampai dengan jam 11.00 pagi tadi dengan magnitudo terbesar 3,3,” kata Nurhayati.
Kondisi ini menunjukkan bahwa aktivitas kegempaan di wilayah Poso masih cukup tinggi. BMKG mengimbau warga tetap waspada terhadap kemungkinan gempa susulan dan menjauhi bangunan yang mengalami keretakan atau kerusakan.
Bagaimana Respons Pemerintah dan BPBD?
Pemerintah daerah bersama Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) bergerak cepat melakukan pendataan kerusakan.
Tim gabungan juga sudah menyalurkan bantuan darurat bagi warga terdampak. Prioritas utama saat ini adalah penanganan korban luka, penyaluran logistik dasar, serta memastikan warga mengungsi ke lokasi aman apabila diperlukan.
“Petugas BPBD dibantu TNI-Polri sudah melakukan pendataan dan memberikan bantuan awal. Kami meminta warga tetap tenang, tetapi tetap waspada terhadap gempa susulan,” ujar seorang pejabat BPBD Poso.
Apakah Gempa di Poso Sering Terjadi?
Wilayah Poso memang memiliki sejarah panjang terkait gempa bumi. Sebelumnya, pada 24 Juli 2025, gempa bermagnitudo 5,7 mengguncang wilayah Pendolo, Kecamatan Pamona Selatan, menyebabkan satu rumah roboh dan tiga rumah rusak ringan.
BMKG mencatat puluhan gempa susulan terjadi pascaperistiwa itu. Bahkan, pada 29 Juli 2025, tercatat 12 gempa susulan hanya dalam satu hari.
Jika ditarik lebih jauh, salah satu gempa besar di Poso terjadi pada 29 Mei 2017, dengan magnitudo 6,6. Gempa ini menyebabkan kerusakan signifikan pada infrastruktur dan rumah warga.
Beberapa sesar aktif di wilayah Poso yang menjadi sumber gempa di antaranya:
- Sesar Tokararu. Lokasinya berada di barat laut Kota Poso dan menjadi pemicu gempa bumi pada 17 Agustus 2025.
- Sesar Pendolo dan Pamona. Membentang di sekitar wilayah Pendolo dan Pamona serta memiliki tren gempa strike-slip alias pergeseran mendatar. Sesar ini menjadi penyebab gempa bumi magnitudo 6 pada 24 Juli 2025 silam.
Aktivitas kegempaan di Poso dipicu oleh pergerakan sesar aktif. Karena banyak gempa berpusat dangkal, getarannya sering terasa kuat di permukaan meski magnitudo tidak selalu besar. Hal inilah yang membuat masyarakat diminta terus meningkatkan kewaspadaan.
BMKG dan BPBD mengimbau masyarakat untuk tetap waspada terhadap potensi gempa susulan.
Warga diminta menjauhi bangunan yang retak atau mengalami kerusakan karena berpotensi roboh saat terjadi guncangan susulan. Selain itu, masyarakat diimbau untuk memperhatikan jalur evakuasi dan menyiapkan kebutuhan darurat.
“Gempa di Poso adalah pengingat bahwa kita tinggal di wilayah rawan bencana. Penting untuk selalu siap siaga,” ungkap Nurhayati.
Sebagian artikel ini telah tayang di RRI.co.id dan TribunPalu.com dengan judul Aktivitas Gempa di Poso Sulteng Meningkat dalam 2 Bulan Terakhir, Warga Diminta Waspada.
Terangi negeri dengan literasi, satu buku bisa membuka ribuan mimpi. Lewat ekspedisi Kata ke Nyata, Kompas.com ingin membawa ribuan buku ke pelosok Indonesia. Bantu anak-anak membaca lebih banyak, bermimpi lebih tinggi. Ayo donasi via Kitabisa!