Cuma Rp 80 Jutaan Bisa Punya Mobil Listrik Baru

Livan Smurf
Livan Smurf

Produsen otomotif asal Tiongkok, Geely, melalui merek Livan Auto resmi memperkenalkan mobil listrik mungil terbarunya, Livan Smurf. Model ini menyasar segmen kendaraan listrik perkotaan yang saat ini sedang tumbuh pesat di China.

Dilansir VIVA Otomotif dari Carnewschina, Selasa 19 Agustus 2025, Livan Smurf tampil dengan desain kotak kecil yang sederhana namun menggemaskan. Bagian depan dilengkapi lampu bulat besar yang disebut “Forest Spirit Eye”, grille tertutup, serta bemper perak dengan kesan tersenyum. Soket pengisian daya ditempatkan di tengah depan, memudahkan akses pengguna.

Dari samping, mobil ini menampilkan profil datar dengan pilihan warna single-tone maupun dual-tone. Velg alloy 14 inci berdesain “Vibrant Pinwheel” membuat tampilannya lebih atraktif.

Interior Livan Smurf dibuat simpel dengan sentuhan membulat. Tiga pilihan warna tersedia, yakni Sakura Pink, Castle Grey, dan Forest Green. Fitur kabin mencakup setir dua palang, tuas transmisi model putar, layar sentral mengambang, hingga gantungan kecil yang praktis.

Mobil ini berdimensi panjang 3,1 meter, lebar 1,55 meter, tinggi 1,61 meter, dengan bobot kosong hanya 815 kg. Untuk keselamatan, sudah tersedia sistem rem ABS.

Motor listrik tunggalnya menghasilkan tenaga 30 kW (40 hp) dengan kecepatan maksimum 100 km/jam. Kapasitas baterai diperkirakan 17 kWh, dengan jarak tempuh sekitar 200 km sekali pengisian penuh.

Livan Smurf merupakan rebadge dari Geely Panda Mini EV yang laris manis di China, dengan penjualan lebih dari 100 ribu unit sepanjang Januari–Juli 2025. Harga jualnya diperkirakan di bawah 36.000 yuan atau sekitar Rp 80 jutaan.

Sebagai informasi, pasar mobil listrik mini di Indonesia juga mulai berkembang. Wuling Air EV dan Wuling Binguo EV sudah lebih dulu hadir dengan respon positif, terutama untuk kebutuhan mobilitas perkotaan. Kehadiran model sejenis di China seperti Livan Smurf menunjukkan tren bahwa kendaraan listrik kecil dan terjangkau semakin diminati konsumen, baik di Tiongkok maupun di Indonesia.

Perbedaan utamanya, insentif pemerintah Indonesia masih lebih fokus pada mobil listrik dengan tingkat kandungan lokal tinggi.