Skandal Nakes di Sukabumi, Puan Maharani Tegaskan Dunia Kesehatan Tak Boleh Ternodai Narkoba

Skandal Nakes di Sukabumi, Puan Maharani Tegaskan Dunia Kesehatan Tak Boleh Ternodai Narkoba

Ketua DPR RI, Puan Maharani, menyoroti pentingnya profesionalisme dan etika bagi tenaga kesehatan (nakes). Ia menekankan bahwa nakes harus bersih dari narkoba. Sebagai pelayan publik, nakes punya tanggung jawab untuk memberikan pelayanan terbaik dari segi kinerja maupun kode etik.

"Setiap orang yang datang ke rumah sakit datang dengan harapan. Ada yang ingin sembuh dari sakit, ada orang tua yang berharap anaknya bisa sehat kembali, ada keluarga yang cemas menunggu kabar baik," jelas Puan, Rabu (20/8).

Hal ini disampaikan setelah 10 pegawai RSUD Syamsudin SH di Kota Sukabumi, Jawa Barat, dinyatakan positif narkoba. Menurutnya, kejadian ini harus jadi pelajaran untuk memperkuat layanan kesehatan nasional.

Ia menilai kasus tersebut tak hanya mencoreng nama baik rumah sakit, tetapi juga mengikis rasa aman masyarakat yang percaya pada tenaga medis.

"Bayangkan perasaan mereka jika mendengar ada tenaga kesehatan yang justru terjerat narkoba. Rasa percaya itu bisa hilang, dan ini sangat berbahaya bagi ikatan antara masyarakat dan institusi kesehatan. Nakes harus bebas dari narkoba," ucap Puan.

Seperti yang diberitakan, 10 pegawai RSUD R. Syamsudin SH Sukabumi dinyatakan positif narkotika, psikotropika, dan zat adiktif (napza), lima di antaranya adalah perawat. Hasil ini didapat dari program skrining kesehatan dan keselamatan kerja yang rutin digelar. Plt. Direktur Utama RSUD Syamsudin, Yanyan Rusyandi, mengatakan motif para pegawai beragam, mulai dari masalah keluarga hingga sekadar coba-coba.

Puan mendesak pihak rumah sakit untuk bertindak cepat dan transparan guna mengembalikan kepercayaan publik. "Kepercayaan publik adalah modal utama pelayanan kesehatan," tegasnya.

Untuk memperbaiki dan memperkuat layanan kesehatan nasional, Puan menekankan perlindungan bagi tenaga medis dari tekanan kerja, karena salah satu motif penggunaan narkoba adalah masalah keluarga. Ia menyebut, "

Tekanan fisik dan mental tenaga medis sangat berat, apalagi di daerah. Dibutuhkan dukungan nyata berupa konseling, pendampingan psikologis, dan kesejahteraan yang memadai agar mereka tidak mencari jalan yang salah," beber dia.

Puan menyebut, butuh komitmen bersama untuk memberantas narkoba, terutama di kalangan tenaga medis. "Dunia kesehatan tidak boleh ternodai oleh narkoba," ujarnya.

Ia juga mendorong pengawasan internal yang ketat dan kerja sama dengan BNN, pemerintah daerah, serta organisasi profesi medis agar rumah sakit menjadi zona bersih dari narkoba dan fokus pada kualitas pelayanan.

Puan menegaskan bahwa pembangunan kesehatan bukan hanya tentang fisik rumah sakit atau alat medis. Yang terpenting adalah memastikan nakes—dokter, perawat, dan staf lainnya—sehat secara fisik dan mental, berintegritas, serta mampu melayani dengan hati.

"Pelayanan kesehatan bukan sekadar urusan medis. Ini tentang rasa aman, rasa percaya, dan rasa kemanusiaan. Tugas kita bersama adalah memastikan setiap pasien datang dengan harapan, dan pulang dengan rasa lega karena telah dilayani oleh tenaga medis yang profesional dan bersih dari narkoba," tutup Puan.