Top 9+ Fakta Kasus 72 Siswa SMAN 5 Bengkulu Dikeluarkan setelah Sebulan Belajar

Bengkulu, SMAN 5 Bengkulu, siswa titipan, penerimaan siswa, siswa SMAN 5 bengkulu di DO, siswa SMAN 5 bengkulu dikeluarkan, 72 siswa dikeluarkan, 72 siswa SMAN 5 bengkulu, 72 siswa SMAN 5 Bengkulu dikeluarkan, penerimaan siswa SMAN 5 bengkulu, 9 Fakta Kasus 72 Siswa SMAN 5 Bengkulu Dikeluarkan setelah Sebulan Belajar, 1. 72 Siswa Dinyatakan Tak Punya Dapodik Setelah Sebulan Belajar, 2. Dampak Psikologis Berat, Ada Siswa Sampai Dirawat di RS, 3. Wali Murid Protes ke DPRD Bengkulu, 4. Penjelasan Kepala Sekolah: Kelas Melebihi Kuota, 5. Kepala Sekolah Salahkan warga dan operator , 6. Isu titip ke Orang Berpengaruh hingga Bayar, 7. Dugaan Titipan dan Pindah KK, 8. Dibentuk Tim Khusus dan Posko Pencarian Sekolah Baru, 9. 42 Siswa Tetap Bertahan, 30 Sudah Mundur

Kisruh penerimaan siswa baru mengguncang SMA Negeri 5 Bengkulu setelah 72 siswa yang telah sebulan mengikuti kegiatan belajar tiba-tiba dinyatakan tidak memiliki Data Pokok Pendidikan (Dapodik). 

Kasus ini membuat para orangtua murid mendatangi DPRD Provinsi Bengkulu untuk meminta kejelasan.

Berikut rangkuman 9 fakta kasus 72 siswa SMAN 5 Bengkulu yang tidak terdaftar.

1. 72 Siswa Dinyatakan Tak Punya Dapodik Setelah Sebulan Belajar

Sebanyak 72 siswa yang sebelumnya sudah melalui tahap pendaftaran ulang, MPLS, hingga kegiatan belajar selama sebulan tiba-tiba dinyatakan tidak memiliki Dapodik pada Selasa (19/8/2025).

Padahal, tanpa Dapodik berarti siswa dianggap tidak resmi terdaftar di sekolah.

“Anak saya down, dia menangis sepanjang hari, malu bercampur sedih,” ujar seorang ibu siswa dengan mata berkaca-kaca di hadapan DPRD Provinsi Bengkulu.

2. Dampak Psikologis Berat, Ada Siswa Sampai Dirawat di RS

Sejumlah orangtua mengaku anak mereka mengalami gangguan psikologis akibat pengumuman mendadak tersebut. Bahkan, ada siswa yang harus dirawat di rumah sakit.

“Anak kami sakit, saya juga sakit. Psikis anak saya terkena juga sejak mengetahui ia ternyata tidak terdaftar, padahal sudah sebulan belajar dan mendapat teman baru,” ungkap seorang ibu.

3. Wali Murid Protes ke DPRD Bengkulu

Puluhan wali murid mendatangi gedung DPRD Provinsi Bengkulu pada Rabu (20/8/2025). Dari total 72 siswa bermasalah, 42 orangtua hadir untuk menuntut pertanggungjawaban sekolah.

“Kami mohon kebijakan. Kami mohon pihak sekolah bertanggung jawab,” kata para wali murid secara kompak.

4. Penjelasan Kepala Sekolah: Kelas Melebihi Kuota

Kepala SMAN 5 Bengkulu, Bihan, mengakui ada kelebihan kuota dalam penerimaan siswa baru. Dari aturan 36 siswa per kelas, ditemukan hingga 43 siswa di setiap kelas.

“Saya temukan ada yang salah. Seharusnya 36 murid per kelas, ternyata ada 43. Setelah dicek, puluhan siswa tidak memiliki Dapodik,” jelas Bihan.

Ia menegaskan hanya mempertahankan siswa yang datanya valid di Dapodik, sementara yang lain diminta pindah ke sekolah lain.

5. Kepala Sekolah Salahkan warga dan operator 

Alih-alih mencari solusi, Kepala SMAN 5 Bengkulu, Bihan, justru menyalahkan warga dan operator sekolah sebagai penyebab kisruh penerimaan siswa baru.

"Kesalahannya terletak pada berbondong-bondongnya masyarakat menemui operator. Saya sudah ingatkan operator untuk tidak menambah calon siswa, namun itu masih dilanggar," ujarnya saat rapat dengan orangtua siswa, Pemprov Bengkulu, dan DPRD Provinsi Bengkulu di kantor DPRD Bengkulu, Kota Bengkulu, Rabu (20/8/2025).

Bihan menjelaskan, berdasarkan aturan Permendiknas, satu kelas hanya boleh diisi 36 siswa Namun, saat dicek 21 Juli lalu, ia menemukan setiap kelas terisi hingga 43 siswa.

6. Isu titip ke Orang Berpengaruh hingga Bayar

PJ, seorang ibu rumah tangga, menyebutkan bahwa ada isu mengenai penggunaan uang untuk masuk ke sekolah-sekolah pilihan. "

Saya sempat mendengar ada yang menggunakan uang, tetapi tidak bisa dipastikan apakah itu ulah oknum calo atau memang tarif tidak tertulis yang dipatok," ungkapnya.

Sementara itu HS juga mengisahkan tentang praktik menitipkan anak kepada oknum yang dianggap memiliki pengaruh.

"Menitip anak pada orang berpengaruh juga terjadi. Mengenai apakah itu berpengaruh atau tidak, itu soal lain. Namun nyatanya, beberapa rekan saya berhasil," tambahnya.

Strategi lain yang dilakukan orangtua adalah pengondisian nilai di tingkat SMP "Pengondisian nilai di SMP juga harus dilakukan," tegas HS. Namun hal tersebut dibantah oleh pihak kepala sekolah. 

7. Dugaan Titipan dan Pindah KK

Ketua Komisi IV DPRD Bengkulu, Usin Abdisyah Sembiring, menyebut ada kemungkinan praktik titipan hingga dugaan uang masuk.

“Orang tua begitu menggebu-gebu ingin memasukkan anak ke SMA 5. Jangan pikir kami tidak tahu ada titipan, ada juga yang kasih uang ke sana,” tegas Usin.

Selain itu, sejumlah orangtua mengaku sempat melakukan pindah Kartu Keluarga (KK) untuk bisa masuk jalur domisili.

"Setahun sebelum anak saya lulus SMP, saya sudah memindahkan KK ke alamat SMA Negeri 5. Kebanyakan orangtua melakukan hal yang sama dan diterima. Namun anak saya akhirnya membatalkan masuk SMA Negeri 5. Modus pindah KK ini memang banyak terjadi," jelas HS.

8. Dibentuk Tim Khusus dan Posko Pencarian Sekolah Baru

DPRD, Dinas Pendidikan, pihak sekolah, dan wali murid sepakat membentuk tim bersama untuk mencari solusi. Tim ini membuka posko di Dinas Pendidikan pada Kamis (21/8/2025).

“Posko ini khusus membantu siswa mencari sekolah negeri yang masih ada kuota, sekaligus mengurus pengisian Dapodik karena batas akhirnya 31 Agustus,” ujar Agus Fajar, Sekretaris SPMB Dikbud Bengkulu.

9. 42 Siswa Tetap Bertahan, 30 Sudah Mundur

Dari 72 siswa bermasalah, sebanyak 30 siswa memilih keluar secara sukarela untuk mencari sekolah lain, termasuk swasta. Sementara itu, 42 siswa masih bertahan dan berharap tetap bisa melanjutkan pendidikan di SMA Negeri 5.

Namun hasil mediasi di DPRD memutuskan seluruh 72 siswa harus dipindahkan ke sekolah lain.

“Masa depan anak tidak suram hanya karena tidak diterima di SMA 5. Paradigma orangtua harus berubah,” kata Usin Abdisyah Sembiring.

Sebagian Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul, "Sebulan Belajar di Sekolah Impian lalu Dikeluarkan, Siswa SMAN 5 Bengkulu Sering Menangis hingga Sakit" dan "Posko Kisruh 72 Siswa SMAN 5 Bengkulu: 30 Keluar Sukarela, 42 Tetap Bertahan" 

Terangi negeri dengan literasi, satu buku bisa membuka ribuan mimpi. Lewat ekspedisi Kata ke Nyata, Kompas.com ingin membawa ribuan buku ke pelosok Indonesia. Bantu anak-anak membaca lebih banyak, bermimpi lebih tinggi. Ayo donasi via Kitabisa!