Kim Jong Un Pantau Langsung Uji Coba Rudal Anti-Udara Baru

Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un kembali memamerkan kekuatan militernya dengan mengawasi langsung uji coba penembakan dua jenis rudal anti-udara baru. Uji coba yang digelar pada Sabtu tersebut, diumumkan oleh media resmi Korea Utara, KCNA, pada Minggu, 24 Agustus 2025.
KCNA menyebutkan, uji coba berhasil menunjukkan efektivitas rudal dalam menghadapi ancaman udara seperti pesawat nirawak dan rudal jelajah. Kim juga dilaporkan memberikan tugas "penting" kepada para ilmuwan pertahanan, meski tidak dijelaskan lebih lanjut.
Laporan itu tidak menyebutkan lokasi pengujian maupun pernyataan khusus yang ditujukan kepada Washington atau Seoul.
Uji coba ini berlangsung di tengah dinamika geopolitik kawasan. Presiden Korea Selatan yang baru, Lee Jae Myung, tengah berada di Tokyo untuk menghadiri pertemuan dengan Perdana Menteri Jepang Shigeru Ishiba.
Keduanya sepakat memperkuat kerja sama bilateral sekaligus memperdalam kemitraan trilateral dengan Amerika Serikat, guna menghadapi tantangan bersama termasuk program nuklir Korea Utara.
Lee dijadwalkan bertolak ke Washington pada Minggu untuk melanjutkan pertemuan puncak dengan Presiden AS Donald Trump. Sementara itu, Pyongyang menolak ajakan Seoul dan Washington untuk kembali ke meja perundingan mengenai program senjata nuklir dan rudal, dengan Kim Jong Un justru memperkuat hubungan strategis dengan Rusia.
Sejak invasi Rusia ke Ukraina, Korea Utara dilaporkan telah mengirim ribuan tentara serta berbagai persenjataan, termasuk artileri dan rudal balistik, untuk membantu operasi militer Presiden Vladimir Putin.
Para analis khawatir kerja sama ini membuka peluang Moskow memasok teknologi baru yang dapat memperkuat sistem pertahanan udara Korea Utara yang dinilai sudah menua.
Pemerintah Korea Selatan sebelumnya pernah mengungkap bahwa Rusia telah memasok rudal dan peralatan lain untuk memperkuat pertahanan udara Pyongyang, meski tanpa merinci jenis sistem yang diberikan.
Pekan lalu, Kim Jong Un juga memimpin upacara penghormatan bagi pasukan Korea Utara yang dikerahkan ke Ukraina. Media pemerintah melaporkan, Kim memberikan gelar "pahlawan" kepada tentara yang kembali, serta menempatkan medali di samping 101 potret korban yang gugur di medan perang.
Berdasarkan penilaian otoritas Seoul, sekitar 15.000 tentara Korea Utara telah dikirim ke Rusia sejak musim gugur tahun lalu. Dari jumlah tersebut, sekitar 600 personel dilaporkan tewas dalam pertempuran.
Selain itu, Kim disebut telah menyetujui pengiriman ribuan pekerja konstruksi militer dan penjinak ranjau ke wilayah Kursk, Rusia, yang diperkirakan akan segera dilakukan.