Korban Keracunan MBG di Lebong Bengkulu Tembus 281 Anak, RSUD Kewalahan

Kasus keracunan massal yang menimpa ratusan siswa di Kabupaten Lebong, Bengkulu, menggemparkan masyarakat. Program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang digagas pemerintah justru berujung pada peristiwa tak diinginkan.
Hingga Rabu (27/8/2025) sore, jumlah siswa yang menjadi korban bertambah menjadi 281 anak. Mereka mengalami gejala muntah dan pusing setelah menyantap menu MBG berupa bakso, jagung, dan mi.
Plt Direktur Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kabupaten Lebong, dr. Eni Efriyani, menyebutkan bahwa pasien semula berjumlah 130 anak, namun melonjak cepat hingga sore hari.
“Saat ini, jumlah di RSUD Lebong mencapai 252 pasien. Kalau ditambahkan dari sejumlah puskesmas, totalnya 281 anak,” kata Eni.
Bagaimana Penanganan Korban?
Para pasien dirawat di berbagai ruang RSUD, mulai dari poli anak, selasar, aula, hingga ruang perawatan lain karena keterbatasan kapasitas.
Eni menjelaskan, pihak medis telah mengambil langkah cepat berupa pemberian cairan, antibiotik, dan obat-obatan lainnya.
"Semua siswa masih di rumah sakit, masih dalam pengawasan medis yang melibatkan seluruh dokter dan tenaga medis di Kabupaten Lebong," ujarnya.
Pemerintah daerah pun bergerak cepat. Bupati Lebong, Azhari, menginstruksikan agar seluruh tenaga medis dikerahkan.
“Bupati menginstruksikan agar seluruh tenaga medis dan dokter dikerahkan untuk mengobati siswa yang alami keracunan,” kata Eni.
Apa Tanggapan Gubernur Bengkulu?
Gubernur Bengkulu, Helmi Hasan (Dok, Pemprov Bengkulu)
Gubernur Bengkulu Helmi Hasan menegaskan bahwa pemerintah daerah memberikan perhatian penuh pada kasus ini. Ia menekankan agar seluruh korban mendapat layanan kesehatan maksimal.
“Pemerintah provinsi juga menyatakan empatinya dan juga minta bersabar. Dan kita minta rumah sakit dan tenaga medis bisa memberikan pelayanan secara maksimal kepada anak-anak kita yang sekarang sudah mendapatkan perawatan,” ujarnya di Bengkulu, Rabu (27/8/2025) dikutip dari Antara.
Helmi juga mengingatkan agar seluruh ambulans gratis yang telah disalurkan ke berbagai desa dimanfaatkan untuk mendukung rujukan medis.
“Dan saya minta juga kepada seluruh ambulans gratis yang ada di Kabupaten Lebong atau yang ada di Kabupaten Rejang Lebong untuk bisa mem-backup, memberikan bantuan jika diperlukan,” tambahnya.
Menurut Helmi, insiden ini tidak seharusnya terjadi apabila pelaksanaan program MBG benar-benar mengikuti standar operasional prosedur (SOP) yang ditetapkan pemerintah melalui Badan Gizi Nasional (BGN).
“Kita minta agar pihak berwenang segera melakukan penyelidikan kenapa itu bisa terjadi. Nanti setelah ditemukan apa hasilnya akan dilaporkan ke BGN untuk kemudian bisa memberikan keputusan. Kita harapkan kejadian seperti ini tidak terjadi lagi,” tegasnya.
Sebagian artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul ".
Terangi negeri dengan literasi, satu buku bisa membuka ribuan mimpi. Lewat ekspedisi Kata ke Nyata, Kompas.com ingin membawa ribuan buku ke pelosok Indonesia. Bantu anak-anak membaca lebih banyak, bermimpi lebih tinggi. Ayo donasi via Kitabisa!