Top 12+ Siswa SD di Bandung Diduga Keracunan Usai Santap Makanan Bergizi Gratis

Sebanyak 12 siswa SDN Legok Hayam, Kecamatan Cilengkrang, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, diduga mengalami keracunan setelah mengonsumsi menu dari program Makanan Bergizi Gratis (MBG) pada Kamis (21/8/2025).
Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Bandung langsung menindaklanjuti kasus ini dengan mengambil sejumlah sampel makanan. Seluruh sampel tersebut sudah dikirimkan ke laboratorium tingkat provinsi untuk diperiksa lebih lanjut.
Kepala Dinkes Kabupaten Bandung, Yuli Irnawaty, menjelaskan pihaknya bekerja sesuai prosedur dalam Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 1096 Tahun 2011 mengenai Pedoman Higiene Sanitasi Jasaboga.
“Bila terjadi dugaan keracunan makanan, kita ambil sampel baik dari makanan yang belum dimakan yaitu dari dapur, maupun sampel muntahan. Kita periksakan di laboratorium provinsi. Nah, itu sudah kami serahkan,” katanya, Selasa (26/8/2025).
Yuli menambahkan, saat ini pihaknya masih menunggu hasil uji laboratorium yang membutuhkan waktu hingga dua pekan.
“Iya, betul. Saat ini kami masih menunggu hasilnya,” ujarnya.
Pengawasan Ketat dan Edukasi Lapangan
Selain menunggu hasil uji, Dinkes juga menurunkan tim untuk melakukan inspeksi sanitasi di lokasi pengolahan makanan MBG.
“Pengawasan yang dinas lakukan kami melakukan inspeksi sanitasi ke lapangan, ke tempat pengolahan makanan, kita memberikan edukasi terkait dengan kesehatan lingkungan maupun kesehatan individu penjamah makanan,” tutur Yuli.
Sebagai langkah jangka panjang, Dinkes juga menyiapkan pelatihan bagi seluruh penjamah makanan MBG di Kabupaten Bandung. Tujuannya agar standar higienitas tetap terjaga meski program dilaksanakan secara masif.
“Karena ini percepatan, MBG kita juga akan menjadwalkan semua penjamah makanan mengikuti pelatihan pengelolaan makanan yang baik dan sehat. Jadi bisa mengurangi risiko-risiko yang berpotensi menjadi permasalahan kesehatan,” jelasnya.
Evaluasi rutin pun dilakukan bersama Satgas MBG, melibatkan dinas terkait, koordinator MBG, hingga Satuan Penyelenggara Program Gizi (SPPG).
“Kami berkoordinasi terus melalui Satgas MBG. Ketua Satgas juga mengumpulkan semua pihak terkait untuk mitigasi risiko. Jadi kami ingin mengurangi risiko-risiko yang berpotensi menjadi masalah kesehatan,” tambah Yuli.
Musyawarah dengan Orang Tua Siswa
Dugaan keracunan yang menimpa 12 siswa itu juga ditanggapi oleh SPPG Kecamatan Cilengkrang. Pihaknya sudah melakukan musyawarah dengan orang tua siswa dan sepakat menyelesaikan persoalan secara kekeluargaan.
Kepala SPPG Cilengkrang, Egi Irmawan, menyebutkan bahwa pertemuan berjalan baik.
“Kita udah bertemu dengan orang tua yang anaknya mungkin mengalami gejala-gejala. Cuman tadi kita udah bermusyawarah istilahnya berembug untuk menyelesaikan ini secara baik-baiklah secara kekeluargaan,” ujarnya, Selasa (26/8/2025).
Egi menjelaskan, dari ratusan siswa yang menerima menu MBG, hanya sebagian kecil yang mengalami gejala. Ia menegaskan masukan dari orang tua akan dijadikan bahan evaluasi untuk memperketat pengawasan di dapur pengolahan makanan.
“Ini bakal jadi bahan evaluasi saya juga buat rekan-rekan yang di sana untuk lebih ketat lagi menjaga dari sesuai SOP yang diinstruksikan atau dari juknis yang dari BGN yang berikan agar sesuai dengan prosedur. Jadi, lebih ketat lagi agar nanti ke depannya mungkin lebih baik lagi, tidak terjadi hal-hal seperti ini lagi,” ungkapnya.
Egi juga memastikan bahwa menu MBG dimasak sesuai aturan, tidak dibuat sekaligus untuk pagi dan siang.
“Jadi ketahanan makanannya itu sesuai dengan yang ahli gizi punyalah intinya. Makanya masaknya juga bertahap, tidak sekaligus buat pagi dan siang dalam satu waktu,” ujarnya.
Artikel ini telah tayang di TribunJabar.id dengan judul 12 Siswa SDN Legok Hayam Bandung Diduga Keracunan Menu MBG, Dinkes Tunggu Hasil Uji Sampel
Terangi negeri dengan literasi, satu buku bisa membuka ribuan mimpi. Lewat ekspedisi Kata ke Nyata, Kompas.com ingin membawa ribuan buku ke pelosok Indonesia. Bantu anak-anak membaca lebih banyak, bermimpi lebih tinggi. Ayo donasi via Kitabisa!