Kilas Balik PSIM Vs Persib Bandung, Kisah Pilu dari Tahun 2006

Pertemuan Persib Bandung menghadapi PSIM Yogyakara pada pekan ketiga Super League 2025-2026 mengingatkan keterpurukan Maung Bandung di era Divisi Utama Liga Indonesia 2006.
Jadwal PSIM vs Persib akan berlangsung pada Minggu (24/8/2025) di Stadion Sultan Agung, Bantul.
Ada cerita tentang Persib yang selamat degradasi karena PSIM Yogyakarta mengundurkan diri seusai bencana gempa Yogyakarta 27 Mei 2006.
Kala itu gempa berkekuatan 5,9 magnitudo mengguncang Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), bencana nasional yang merenggut 5.775 nyawa manusia.
Sportcaster sekaligus pemerhati sepak bola Indonesia Riphan Pradipta menceritakan bagaimana Persib yang terseok-seok di musim 2006.
Mulai saat ditangani Risnandar Soendoro sampai digantikan oleh pelatih asal Moldova Arcan Iurie.
“Persib musim itu (2006) tampil sebagai tim yang sangat tidak stabil di liga. Hari ini tampil bagus, besoknya tampil jelek,” cerita Riphan.
“Begitu dan begitu hingga mereka terperosok di klasemen. Bahkan ada fase di mana Persib tidak bisa menang dalam jangka waktu yang panjang, masuk ke zona degradasi,” urainya.
Bagaimana Persib ‘Diselamatkan’ PSIM Yogyakarta
PSIM Yogyakarta akhirnya mengundurkan diri setelah 20 pertandingan dilalui, enam sisa pertandingan—termasuk melawan Persib—dianggap kalah walk out (0-3).
PSIM dan PSS Sleman mundur dari di kompetisi musim itu, sebagai sikap solidaritas kepada masyarakat DIY.
“Gempa Jogja kemudian ‘menyelamatkan’ Persib. Kota Yogyakarta dan sekitarnya terkena bencana gempa yang cukup parah,” kata Riphan.
“Sebagai dua tim asal Jogja, PSIM dan PSS memutuskan mundur sebagai rasa simpati terhadap masyarakat Jogja,” jelasnya.
PSIM Yogyakarta kembali ke kasta tertinggi Liga Indonesia Super League 2025-2026.
Bahkan kandang Laskar Mataram kala itu Stadion Mandala Krida dijadikan tempat pengungsian para korban bencana.
“Ya jadi mereka tidak mau bermain dan berhura-hura di tengah masyarakat yang sedang menderita. Bahkan stadion di Jogja saat itu dijadikan sebagai pos evakuasi dan pengungsian sementara,” cerita Riphan.
“PSIM dan PSS sudah tidak lagi memikirkan liga. Bagi mereka, empati dan kemanusiaan lebih tinggi daripada apapun,” urainya.
Persib akhirnya selamat degradasi finis di peringkat 12 klasemen akhir Wilayah Barat dengan mengoleksi tujuh kemenangan, delapan imbang, dan 11 kali kalah.
Operator kompetisi kala itu, akhirnya memutuskan untuk menghapuskan degradasi di musim tersebut, sehingga PSIM dan PSS bisa berpartisipasi di liga musim selanjutnya.
“Atas mundurnya PSIM dan PSS, operator Liga saat itu memutuskan untuk menghapuskan degradasi. Persib yang sedang terkapar di zona degradasi dan sulit menang mendapat ‘durian runtuh’,” ujar Riphan.
“Setelah aturan ini, Persib pelan-pelan bisa meraih kemenangan namun tetap tidak mampu merangsek ke papan atas.”
“Salah satu hal yang teringat dan dikenang pada musim itu adalah kemenangan Persib di Jogja, untuk kemudian musibah di Jogja membuat Persib ‘selamat’ dari degradasi,” paparnya.
Ya, cerita ini menjadi sebuah legenda, Persib dibilang selamat degradasi oleh PSIM, dan melanjutkan sejarah tak pernah degradasi selama berkompetisi hingga musim ini.
Kemenangan Persib dari PSIM di Mandala Krida Yogyakarta 2006
Pertemuan terakhir PSIM vs Persib terjadi pada kompetisi Liga Indonesia 2006, tepatnya pada 2 Mei 2006 atau 19 tahun silam.
Laga tersebut jadi debut bagi pelatih asal Moldova Arcan Iurie yang ditunjuk menggantikan Risnandar Soendoro.
Debut manis bagi Arcan Iurie berhasil mengalahkan PSIM dengan skor 2-0 di Stadion Mandala Krida lewat gol Zaenal Arif menit 69, dan gol kedua lawat Gendut Donny menit 90. Dilaporkan Mandala Krida saat itu disesaki oleh 25 ribu penonton.
Bagi Riphan laga PSIM vs Persib, di Sultan Agung Bantul, Minggu (24/8/2025) mengingatkan kembali pertemuan tersebut di atas.
“Minggu nanti Persib akan kembali ke Jogja melawan PSIM. Ingatan akan sepakan keras Gendut Donny kembali muncul,” ucap Riphan.
“Kenangan manis tahun 2006 yang coba diulang oleh pasukan Bojan Hodak di musim ini yang juga mengawali liga dengan penampilan yang belum cukup baik,” begitu pengamatannya.
Terangi negeri dengan literasi, satu buku bisa membuka ribuan mimpi. Lewat ekspedisi Kata ke Nyata, Kompas.com ingin membawa ribuan buku ke pelosok Indonesia. Bantu anak-anak membaca lebih banyak, bermimpi lebih tinggi. Ayo donasi via Kitabisa!