Top 5+ Tren Media Sosial yang Bikin Dompet Tipis, Hati-hati Terlilit Utang

Ilustrasi media sosial, 1. Flexing Kekayaan, 2. Belanja Online karena Tren Viral, 3. Gaya Hidup "Healing" Berlebihan, 4. Ikut Challenge, 5. FOMO (Fear of Missing Out)
Ilustrasi media sosial

  Media sosial kini menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan sehari-hari. Tak jarang, tren tersebut memengaruhi gaya hidup banyak orang—mulai dari cara berpakaian, pilihan hiburan, hingga pola konsumsi.

Dari bangun tidur hingga menjelang tidur, sebagian besar orang menghabiskan waktu untuk scrolling timeline, menonton video singkat, atau mengikuti tren viral terbaru. Ada sisi lain yang patut diwaspadai, yakni tren di media sosial sering kali membuat orang tergoda mengeluarkan uang lebih dari seharusnya.

Mulai dari fenomena flexing hingga gaya hidup "biar nggak ketinggalan zaman", kebiasaan ini berisiko membuat dompet tipis bahkan berutang. Agar Anda lebih bijak, berikut adalah lima tren media sosial yang diam-diam bisa mengganggu kesehatan finansial Anda.

1. Flexing Kekayaan

Fenomena pamer kekayaan di media sosial sudah bukan hal baru. Dari deretan tas branded, mobil mewah, hingga liburan eksklusif, flexing sering kali menimbulkan tekanan sosial bagi pengikutnya. Akibatnya, banyak orang merasa harus "setara" dengan mencoba meniru gaya hidup tersebut, meski kondisi keuangan tidak mendukung.

Padahal, mengikuti gaya hidup mewah tanpa perencanaan finansial yang matang hanya akan menjerumuskan ke dalam utang konsumtif. Solusinya, fokuslah pada kebutuhan diri sendiri, bukan pada standar orang lain.

2. Belanja Online karena Tren Viral

Produk yang viral di media sosial, entah fashion, gadget, atau makanan kekinian, sering kali memicu keinginan impulsif. Diskon kilat atau promo terbatas semakin membuat orang tergoda. Sayangnya, sebagian besar barang tersebut hanya memuaskan keinginan sesaat, bukan kebutuhan jangka panjang.

Untuk menghindarinya, biasakan bertanya pada diri sendiri, apakah saya benar-benar membutuhkan barang ini? Apakah nilainya sepadan dengan uang yang saya keluarkan? Latihan kecil ini bisa menekan kebiasaan belanja impulsif akibat tren.

3. Gaya Hidup "Healing" Berlebihan

Istilah healing kini populer di media sosial sebagai simbol merayakan diri. Mulai dari staycation, nongkrong di kafe estetik, hingga liburan ke luar kota, semua dikemas seolah menjadi kebutuhan rutin. Meski sesekali wajar, gaya hidup healing yang berlebihan bisa menguras tabungan secara cepat.

Alih-alih mengikuti tren healing setiap pekan, cobalah mencari alternatif yang lebih hemat, seperti jalan santai di taman kota, membaca buku favorit, atau memasak menu spesial di rumah. Intinya, healing tidak harus mahal untuk tetap bermakna.

4. Ikut Challenge

Banyak challenge di media sosial tampak seru, mulai dari mencoba makanan tertentu, memakai outfit trendi, hingga mengikuti kelas atau pengalaman baru. Meski terlihat menyenangkan, beberapa challenge justru memicu pengeluaran ekstra yang tidak terencana.

Penting untuk menyeleksi challenge yang diikuti. Jika memang menambah nilai positif atau pengalaman baru yang bermanfaat, tidak ada salahnya. Namun, jika hanya sekadar mengikuti arus agar tidak ketinggalan, sebaiknya dipertimbangkan ulang.

5. FOMO (Fear of Missing Out)

Perasaan takut ketinggalan momen atau informasi sering kali menjadi alasan utama orang terbawa tren. FOMO membuat seseorang rela mengeluarkan uang untuk hal-hal yang sebenarnya tidak mendesak, seperti tiket konser yang tidak masuk anggaran, gadget terbaru padahal masih ada yang berfungsi, atau langganan aplikasi berlapis-lapis.

Untuk mengatasi FOMO, penting memiliki prioritas finansial. Buat daftar tujuan keuangan jangka pendek dan jangka panjang, sehingga setiap pengeluaran bisa disesuaikan dengan rencana yang jelas.

Media sosial memang penuh tren yang menggoda, namun tidak semuanya perlu diikuti. Flexing, belanja viral, hingga gaya hidup healing berlebihan bisa menggerus keuangan jika tidak dikendalikan. Dengan kesadaran dan strategi pengelolaan keuangan yang tepat, Anda tetap bisa menikmati media sosial tanpa harus membuat dompet tipis atau terjebak utang.