Viral di Media Sosial, Apa Arti Kata “Palum”? Ini Penjelasannya

media sosial, palum, Palum, Media Sosial, palum artinya, arti kata palum, Viral di Media Sosial, Apa Arti Kata “Palum”? Ini Penjelasannya

Berbagai istilah tertentu  yang digunakan warganet di media sosial semakin hari semakin bervariasi. Beragam istilah baru bermunculan, baik hasil serapan bahasa daerah, kata gaul, hingga kreativitas spontan yang kemudian viral. 

Salah satu istilah yang baru-baru ini ramai diperbincangkan adalah “palum”. Unggahan video TikTok dari akun @d******k menyebutkan bahwa kata palum sudah masuk KBBI sebagai lawan kata dari “haus”. 

Video dengan caption “Selamat datang di KBBI kata palum” itu bahkan sudah ditonton puluhan ribu kali dan disukai lebih dari 50.000 pengguna. 

Dalam video, dijelaskan bahwa palum berarti “sudah puas minum” atau “hilang rasa haus”. Lantas, benarkah istilah ini memang resmi, atau hanya sekadar tren di media sosial? Berikut penjelasannya dari para ahli. 

Arti kata Palum 

Belakangan ini, istilah “palum” ramai diperbincangkan warganet setelah disebut-sebut sebagai lawan kata dari “haus”. Dalam unggahan yang viral, palum diklaim berasal dari bahasa Batak Pakpak dengan arti “sudah puas minum” atau “hilang rasa haus”. 

Namun, dilansir dari Kompas.com, para ahli bahasa menegaskan bahwa kemunculan kata ini lebih banyak merupakan hasil kreativitas warganet daripada berasal dari tradisi leksikal resmi.

Ridha Mashudi Wibowo, dosen Fakultas Ilmu Bahasa Universitas Gadjah Mada (UGM), menjelaskan bahwa palum kemungkinan besar merupakan rekayasa leksikal yang muncul dari fenomena khas media sosial, yakni penciptaan kata baru (neologisme) sebagai ekspresi humor atau kebutuhan komunikasi komunitas daring.

"Fenomena ini umum terjadi dalam era digital, yakni lahirnya neologisme atau kata-kata baru sebagai hasil inovasi bahasa, humor, atau kebutuhan ekspresif dalam komunitas daring," jelas Wibowo.

Ia juga menambahkan bahwa secara etimologis, kata palum tidak ditemukan akar katanya pada bahasa daerah utama di Indonesia, maupun pada bahasa asing yang banyak memengaruhi kosakata Indonesia, seperti Sanskerta, Arab, atau Belanda. 

Maka dari itu, ia menyimpulkan bahwa palum adalah kata kreatif hasil tren warganet, bukan istilah yang berasal dari tradisi bahasa tertentu.

Secara semantik, Wibowo menyebutkan bahwa memang belum ada satu kata baku dalam bahasa Indonesia yang secara spesifik menjadi antonim “haus”. 

Biasanya masyarakat menggunakan frasa seperti “sudah tidak haus”, “sudah cukup minum”, atau “kenyang minum”. Karena itu, tidak heran jika muncul upaya untuk menciptakan kata tunggal yang dapat mengisi kekosongan itu, meski belum tentu diakui secara resmi.

Senada dengan Wibowo, I Dewa Putu Wijana, guru besar Ilmu Bahasa UGM, menyebut bahwa palum bisa saja dimaknai sebagai lawan kata haus, dalam rangka menyandingkan pasangan kenyang–lapar yang sudah lebih lazim.

"Mungkin ditujukan menjadi imbangan pasangan kenyang dan lapar, sedangkan kata haus keinginan untuk minum tidak memiliki imbangan untuk mengungkapkan kejenuhan minum," jelas Putu.

media sosial, palum, Palum, Media Sosial, palum artinya, arti kata palum, Viral di Media Sosial, Apa Arti Kata “Palum”? Ini Penjelasannya

Ilustrasi kata Palum di KBBI

Namun, Putu menegaskan bahwa sejauh ini bahasa Indonesia belum memiliki lawan kata haus. Bahkan dalam bahasa daerah Bali, konsep serupa digambarkan dengan kata “bedak” atau “begah” untuk menyatakan jenuh minum. 

Ia menyebut kemungkinan besar konsep “jenuh minum” belum terlalu dibutuhkan secara luas oleh masyarakat Indonesia, sehingga belum muncul padanan yang baku.

Putu juga menekankan bahwa keberhasilan sebuah kata baru untuk masuk dan bertahan dalam bahasa Indonesia sangat bergantung pada penerimaan masyarakat.

Ia mencontohkan istilah seperti “jasa boga”, “adi kodrati”, dan “kesejagatan” yang kurang populer karena masyarakat lebih memilih padanan asingnya, sementara kata seperti “canggih” dan “mantan” justru berhasil menggantikan istilah asing.

"Jadi, boleh saja mencoba mengadopsi kata, tetapi masyarakatlah yang akhirnya menentukan keberterimaannya," tuturnya.

Kesimpulan

Dari penjelasan para ahli, dapat disimpulkan bahwa palum hingga kini masih lebih dianggap sebagai kreasi warganet dan belum diakui secara resmi sebagai antonim baku untuk haus. 

Keberhasilan kata ini untuk masuk ke dalam kosakata formal bahasa Indonesia masih akan sangat ditentukan oleh penerimaan dan penggunaan yang konsisten di masyarakat.

Dapatkan update berita teknologi dan gadget pilihan setiap hari. Mari bergabung di Kanal WhatsApp KompasTekno.