Kronologi Penghapusan Mural One Piece di Karangmalang Sragen yang Viral di Media Sosial
- Kronologi Penghapusan Mural One Piece di Karangmalang Sragen
- Warga Menyayangkan Penghapusan Mural One Piece
- Alasan Penghapusan Mural Diungkap Dandim Sragen
- Dandim Sragen Tegaskan Tidak Ada Intervensi
- Bupati Sragen Sebut Tren One Piece Sebagai Bentuk Ekspresi Warga
- Bupati: Gambar One Piece di Ruang Publik Tak Masalah Asal Dapat Izin

Aksi penghapusan mural bertema One Piece di Desa Jurangjero, Kecamatan Karangmalang, Kabupaten Sragen belakangan viral di media sosial.
Mural One Piece yang dibuat karang taruna di Desa Jurangjero di perempatan jalan tersebut terlihat digambar dengan ukuran yang cukup besar.
Namun, bagian detail gambar di tengahnya kini telah itu ditutup dengan cat putih.
Lantas bagaimana kronologi penghapusan mural One Piece di Sragen dan bagaimana klarifikasi dari kedua pihak?
Kronologi Penghapusan Mural One Piece di Karangmalang Sragen
Dilansir dari TribunSolo.com, mural bajak laut dari serial One Piece yang digambar para pemuda karang taruna di Desa Jurangjero, Kecamatan Karangmalang, Kabupaten Sragen diminta untuk dihapus.
Ketua Karang Taruna setempat, Supriyanto mengatakan mural tersebut baru digambar para pemuda setelah warga melaksanakan kerja bakti untuk menyambut HUT ke-80 RI pada Sabtu (2/8/2025) malam.
Ia juga menyebut bahwa mural tersebut dibuat bukan karena tujuan tertentu, melainkan hanya sebagai bentuk ekspresi para pemuda menyukai anime One Piece.
"Setelah itu, teman-teman menggambar, ya sudah menggambar itu, tidak ada niat apa-apa, karena mereka suka nonton film itu, itu ekspresi dalam rangka memeriahkan HUT ke-80," katanya kepada TribunSolo.com, Senin (4/8/2025).
Kemudian, pada Minggu (3/8/2025), saat Supriyanto sedang tidur, ia didatangi aparat dan meminta untuk menghapus gambar tersebut.
"Lalu saya tanya, memang ada masalah apa Pak, dari pihak berwajib bilangnya sebenarnya tidak apa-apa, cuma untuk saat ini, One Piece lagi viral, lalu diminta menghapus," jelasnya.
Lanjutnya, setelah itu, mural tersebut lantas dihapus dengan menggunakan cat putih sisa malam sebelumnya. Supriyanto sendiri yang menghapus mural tersebut.
Warga Menyayangkan Penghapusan Mural One Piece
Penghapusan mural One Piece tersebut kemudian disayangkan oleh para pembuatnya.
teman karangtaruna sudah tahu, mau gimana lagi, banyak yang menyayangkan, kita tidak ada motif," kata Ketua Karangtaruna setempat, Supriyanto.
Ia juga menyayangkan bahwa ekspresi seni mereka dihubungkan dengan isu bendera One Piece yang tengah ramai dibicarakan.
"Ini dari animasi One Piece, bukan karena yang lagi viral, kita naruhnya di jalan, bukan dikibarkan, hanya ada satu lokasi yang digambar di perempatan," tambahnya.
Terpisah, Ketua RT setempat, Ranto mengatakan bahwa aksi menggambar mural di badan jalan bukah hanya dilakukan tahun ini saja.
Aksi tersebut sudah dilakukan para pemuda setiap tahunnya sebagai bentuk penyaluran kreasi mereka dalam bidang seni.
"Memang apakah dilarang seperti itu, kita nggak tahu, bendera kan tidak boleh, untuk gambar saya perbolehkan, kreasi anak muda, setiap tahun ada kegiatan seperti itu," jelasnya.
Ranto juga menyebut tidak ada larangan untuk menyalurkan kreasi dan tidak ada motif lain dari aksi tersebut.
"Saya tidak melarang, disini bebas untuk berkreasi, memang untuk menyalurkan kreasi, tidak ada unsur yang lain," tambahnya.
Menurutnya, para pemuda pun kecewa atas penghapusan mural tersebut.
"Pemuda ada yang kecewa, itu untuk ingin memeriahkan hari merdeka ini, kegiatan pemuda banyak yang positif, itu kan dilaksanakan hari H, ada kegiatan jalan santai, kalau ini untuk awal-awal ikut gotong royong, pasang bendera, pengecatan jalan, untuk menghidupkan kemeriahan kemerdekaan," ujarnya.
"Mereka cuma ingin berkreasi berbentuk gambar, anak-anak muda kan pengalamannya lebih luas, jadi saya tidak melarang kegiatan kepemudaan itu, yang penting tidak ada unsur negatif, pihak RT, tokoh masyarakat juga ikut senang, karena gambarnya menjadikan kemeriahan HUT RI jadi lebih hidup," pungkasnya.
Alasan Penghapusan Mural Diungkap Dandim Sragen
Komando Distrik Militer (Kodim) 0725/Sragen menegaskan bahwa dilakukan atas dasar kesepakatan bersama antara warga, perangkat desa, dan aparat keamanan di Jalan Karangmalang, Sragen, Jawa Tengah.
Hal ini seperti dijelaskan Dandim 0725/Sragen Letkol Inf Ricky Julianto Wuwung yang menjelaskan alasan penghapusan mural yang digambar di jalan desa tersebut.
Ricky menyebut bahwa alasan mural tersebut dihapus menyusul imbauan agar perayaan HUT ke-80 Kemerdekaan Republik Indonesia diwarnai dengan semangat nasionalisme dan simbol-simbol kenegaraan seperti bendera Merah Putih.
“Kegiatan tersebut merupakan hasil koordinasi seluruh pihak terkait (Apkam, perangkat desa, dan warga setempat) yang menetapkan bahwa gambar tersebut perlu dihapus, mengingat saat ini berada dalam momen penting menjelang Hari Ulang Tahun (HUT) Kemerdekaan Republik Indonesia ke-80," kata Ricky, kepada Kompas.com, Senin (4/8/2025).
Dandim Sragen Tegaskan Tidak Ada Intervensi
Lebih lanjut, Ricky menegaskan bahwa TNI tidak pernah melarang kebebasan berekspresi, termasuk dalam membuat karya seni seperti mural.
Menurutnya penghapusan mural dilakukan karena momen bulan Agustus seharusnya diisi dengan semangat nasionalisme yang kuat.
"Sebagai konfirmasi bahwa tidak ada pihak TNI-Polri yang melarang kebebasan demokrasi. Kita hanya ingin menjaga agar tidak ada upaya-upaya pihak tertentu yang ingin memecah belah persatuan bangsa dalam rangka menyambut HUT ke-80 Kemerdekaan RI," ujar dia.
Terkait isu adanya mengintervensi TNI atau pemaksaan penghapusan mural, Letkol Ricky membantahnya.
Menurut dia, Babinsa hanya berperan dalam mengedukasi dan memfasilitasi dialog antara warga dan aparat desa.
Pada akhirnya terjadi kesepakatan bahwa mural tersebut lebih baik dihapus menjelang peringatan Hari Kemerdekaan.
“Masyarakat menyambut positif dan tidak ada permasalahan. Jadi, kami juga berharap tidak ada yang menarasikan imbauan kami di wilayah Sragen ini sebagai suatu tindakan yang mengancam demokrasi," tutur Ricky.
Bupati Sragen Sebut Tren One Piece Sebagai Bentuk Ekspresi Warga
Bupati Sragen, Sigit Pamungkas, menanggapi munculnya gambar-gambar logo bajak laut dari serial anime One Piece yang sempat ramai dibahas masyarakat.
Menurut Sigit, gambar tersebut merupakan bagian dari ekspresi warga yang memberikan masukan kepada pemerintah, asalkan tidak melanggar ketertiban umum.
“Kalau itu bagian dari ekspresi-ekspresi untuk memberikan masukan ke pemerintah dengan cara mereka, agar pemerintahan berjalan lebih baik, di semua level,” kata Sigit pada Senin (4/8/2025).
Ia juga menegaskan bahwa dirinya tidak mempermasalahkan keberadaan gambar-gambar One Piece yang muncul di ruang publik.
“Menurut saya mereka tetap bagian dari Republik. Orang-orang yang cinta pada Republik, tetap merah putih mereka meski menggambar bendera One Piece,” ujarnya.
Bupati: Gambar One Piece di Ruang Publik Tak Masalah Asal Dapat Izin
Meski tidak mempermasalahkan konten gambar tersebut, Sigit tetap mengingatkan pentingnya memperhatikan lokasi dalam berekspresi.
Ia menekankan bahwa mural atau gambar sebaiknya tidak dilakukan di tempat-tempat yang dilarang atau berpotensi mengganggu keselamatan.
“Diekspresikan di tempat yang tidak mengganggu ketertiban, kan ada area yang memang bukan tempatnya. Di tembok yang tidak boleh diekspresikan, di jalan-jalan itu kan bisa mengganggu kemungkinan terjadi kecelakaan pengendara karena terfokus pada itu,” jelas Sigit.
Ketika ditanya mengenai kemungkinan masyarakat menggambar simbol bajak laut One Piece di dinding atau ruang publik lainnya, Sigit menyatakan hal tersebut boleh dilakukan jika mendapat izin dari pihak yang berwenang.
“Sepanjang itu tempat yang diizinkan,” ucapnya.
Ia pun menutup pernyataannya dengan menegaskan keyakinannya bahwa masyarakat yang menggambar simbol tersebut tetap memiliki rasa nasionalisme.
“(Kekhawatiran?) Saya percaya mereka orang-orang yang berjiwa merah putih, mereka orang-orang merah putih,” pungkasnya.
Artikel ini telah tayang di TribunSolo.comdengan judul “Kekecewaan Pemuda Pembuat Mural One Piece yang Dihapus di Sragen, Singgung Tak Ada Motif Apapun” serta Kompas.com dengan judul “TNI Sebut Penghapusan Mural One Piece di Sragen Disepakati Bersama Warga” dan "Mural One Piece Dihapus di Sragen, Bupati Tekankan Ada Lokasi Tak Boleh Dicorat-coret".