Bosan Smartphone, Gen Z Beralih ke Ponsel Jadul Blackberry demi Detoks Media Sosial

Di tengah dominasi smartphone serba canggih, Generasi Z justru melakukan manuver tak terduga: kembali ke ponsel jadul alias dumbphone.
Blackberry, ponsel ikonik era 2000-an, kini bangkit jadi simbol perlawanan terhadap budaya “scroll tanpa henti”.
Ironisnya, tren ini justru viral di media sosial yang tak bisa diakses di ponsel jenis ini.
Di TikTok, ribuan video menunjukkan anak-anak muda membeli Blackberry bekas di eBay, mencarinya di lemari orang tua, lalu menghiasnya dengan stiker dan gantungan ala Y2K.
“Smartphone udah enggak bikin senang lagi,” kata Pascal Forget, kolumnis teknologi dari Montreal seperti dikutip newyorkpost.com.
“Dulu seru, sekarang mah malah bikin candu.”
Buat banyak Gen Z, ponsel flip atau Blackberry bukan sekadar nostalgia Britney Spears dan Frutiger Aero, melainkan soal menata ulang cara hidup.
Harga Blackberry bekas cuma ratusan ribu sampai jutaan rupiah, jauh lebih murah dibanding iPhone terbaru yang bisa tembus Rp 15 juta, ditambah paket data Rp 1 juta-an per bulan.
Charlie Fisher (20), mahasiswa, mengaku cemas karena terlalu sering buka HP.
“Jadi kayak polanya tuh begini, aku cemas, buka HP, lalu nyesel, makin cemas. Sejak pakai ponsel lipat, semuanya terasa lebih nyata gitu,” katanya ke USA Today.
Data Pew Research 2024 mendukung fenomena ini: hampir 50 persen remaja kini daring hampir sepanjang waktu, naik dua kali lipat dari 10 tahun lalu.
Enggak heran kalau semakin banyak anak muda yang “pensiun” dari ponsel pintar, demi hidup yang lebih nyata. (dru)