Berapa Sih Tabungan Ideal untuk Milenial? Ini Jawaban yang Bisa Dijadikan Acuan

Mengatur keuangan pribadi bukanlah hal yang mudah, terlebih bagi generasi milenial yang sering dihadapkan dengan gaya hidup konsumtif, biaya hidup yang terus naik, hingga tuntutan sosial. Meski begitu, menabung tetap menjadi salah satu fondasi penting untuk menjaga stabilitas finansial jangka panjang.
Tabungan bukan hanya sekadar menyisihkan sisa gaji, melainkan bagian dari strategi keuangan agar tidak terjebak dalam utang atau kesulitan di masa depan.
Pertanyaan yang sering muncul adalah, "Berapa sebenarnya tabungan ideal yang harus dimiliki?" Jawabannya tidak bisa seragam untuk semua orang, karena kondisi keuangan tiap individu berbeda.
Namun, para pakar keuangan memberikan panduan yang bisa dijadikan acuan agar Anda bisa lebih terarah. Untuk milenial dengan gaji bulanan sekitar Rp8 juta–Rp10 juta, ada beberapa standar rasio tabungan yang bisa diterapkan.
1. Prinsip 50/30/20
Salah satu metode paling populer adalah aturan 50/30/20. Dari total pendapatan bulanan, 50 persen dialokasikan untuk kebutuhan pokok, 30 persen untuk gaya hidup, dan 20 persen untuk tabungan atau investasi.
Jika gaji Anda Rp8 juta, maka setidaknya Rp1,6 juta sebaiknya dialokasikan untuk tabungan. Bagi yang bergaji Rp10 juta, target tabungan ideal berada di kisaran Rp2 juta setiap bulan.
Dengan pola ini, Anda tetap bisa menikmati hidup, tetapi tidak melupakan kewajiban untuk menyiapkan dana masa depan. Kuncinya adalah disiplin, karena banyak orang tergoda untuk menambah porsi gaya hidup dan mengorbankan porsi tabungan.
2. Tabungan Ideal Setara 3–6 Kali Pengeluaran Bulanan
Selain rasio bulanan, ada juga standar dana darurat yang perlu dimiliki. Para pakar keuangan internasional menyarankan minimal tabungan atau dana darurat setara 3–6 kali pengeluaran bulanan.
Misalnya, jika biaya hidup Anda Rp5 juta per bulan, maka tabungan darurat ideal berada di kisaran Rp15 juta–Rp30 juta.
Dana ini berfungsi sebagai penyangga ketika terjadi kondisi tak terduga, seperti kehilangan pekerjaan, sakit, atau kebutuhan mendesak lainnya. Tanpa dana darurat, Anda bisa saja terpaksa berutang, yang justru memperburuk kondisi finansial.
3. Rasio Tabungan 20 Persen Selama 10 Tahun
Bagi milenial yang ingin membangun keamanan finansial jangka panjang, menyisihkan 20 persen pendapatan secara konsisten bisa menjadi solusi.
Jika Anda berpenghasilan Rp10 juta dan rutin menabung Rp2 juta per bulan, maka dalam 10 tahun Anda bisa mengumpulkan tabungan sekitar Rp240 juta, belum termasuk bunga atau hasil investasi.
Jumlah ini cukup signifikan untuk berbagai kebutuhan, mulai dari uang muka rumah, modal usaha, atau biaya pendidikan anak di masa depan. Intinya, semakin cepat Anda memulai, semakin besar hasil yang bisa dikumpulkan.
4. Hindari Menabung "Sisa Gaji"
Kesalahan umum yang sering dilakukan milenial adalah menabung dari sisa gaji. Padahal, cara ini hampir selalu gagal karena kebutuhan dan keinginan kerap menghabiskan pendapatan lebih dulu.
Prinsip yang tepat adalah “pay yourself first”, artinya sisihkan tabungan segera setelah menerima gaji, baru kemudian gunakan sisanya untuk kebutuhan.
Contohnya, jika Anda mendapat gaji Rp8 juta, langsung alokasikan Rp1,6 juta untuk tabungan begitu gaji masuk. Setelah itu, barulah Anda mengatur sisanya untuk kebutuhan sehari-hari, cicilan, dan hiburan.
5. Seimbangkan Tabungan dan Investasi
Meski menabung penting, hanya menyimpan uang di tabungan bank mungkin tidak cukup, mengingat inflasi yang terus menggerus nilai uang. Karena itu, alangkah baiknya bila sebagian dari porsi tabungan dialokasikan untuk investasi yang lebih produktif, seperti reksa dana, obligasi, atau instrumen lain sesuai profil risiko Anda.
Dengan begitu, uang yang disisihkan tidak hanya “diam”, tetapi juga bertumbuh untuk mendukung tujuan finansial jangka panjang.
Tidak ada angka pasti berapa tabungan ideal untuk setiap milenial, tetapi patokan seperti aturan 50/30/20 dan standar dana darurat bisa menjadi acuan awal.
Bagi yang bergaji Rp8 juta–Rp10 juta, menabung minimal Rp1,6 juta–Rp2 juta per bulan adalah langkah realistis untuk menjaga kesehatan finansial.
Semakin disiplin Anda dalam menabung dan mengelola uang, semakin aman kondisi finansial Anda di masa depan. Ingat, menabung bukan soal besar kecilnya nominal, melainkan soal konsistensi dalam melakukannya.