Kembalinya Denyut Ekonomi di Matraman: Pedagang Berbagi Kisah tentang Dampak Kericuhan Mapolres Jaktim dan Harapan untuk Warga Tidak Mudah Terprovokasi

Kembalinya Denyut Ekonomi di Matraman: Pedagang Berbagi Kisah tentang Dampak Kericuhan Mapolres Jaktim dan Harapan untuk Warga Tidak Mudah Terprovokasi

Setelah kerusuhan yang terjadi di sekitar Markas Polres Metro Jakarta Timur pada Sabtu (30/8) dini hari, para pedagang di kawasan Matraman kini mulai beraktivitas kembali. Sejumlah kios makanan, pakaian, warung kelontong, dan pedagang kaki lima sudah kembali beroperasi seperti sedia kala.

Para pedagang sempat menutup lapak mereka karena khawatir. Salah satu pedagang, Arman (59), mengaku lega karena bisa kembali berjualan.

"Toko ini buka setiap hari, dari pagi sampai jam 17.00 WIB. Tapi pas ricuh sampai besoknya saya tutup, kemarin Minggu (31/8) sudah mulai buka, sekarang juga buka. Tutupnya hanya sehari aja," katanya.

Arman sempat merasa khawatir, tetapi berusaha tetap tenang karena tahu sasaran kericuhan adalah polres. Ia juga mengakui penghasilannya berkurang akibat harus tutup, sehingga ia mengingatkan warga untuk berhati-hati dalam menerima informasi.

"Pasti berkurang (penghasilan). Makanya kita sebagai warga sudah seharusnya tidak gampang menerima informasi, tidak mudah terprovokasi, harus tau dulu arahnya kemana," jelasnya.

Ia juga membandingkan kericuhan ini dengan kerusuhan 1998, yang menurutnya jauh lebih parah.

"Kalau dibandingkan 1998, jauh lebih parah. Sekarang yang asli menyampaikan pendapat dan yang tidak benar juga sudah tidak kelihatan, jadi kita harus hati-hati," tegas Arman.

Pedagang kopi bernama Raka (42) juga terpaksa libur berdagang demi keselamatannya. "Kalau dipaksain bahaya juga, ngeri saya jadi kena sasaran, malah bikin saya kenapa-kenapa, gak aman nanti dagangan rusak kena lempar batu," tuturnya.

Ia berharap masyarakat dapat menyampaikan aspirasi dengan damai agar tidak merugikan sesama.

"Kalau semua rusak, ricuh dimana-mana, kita juga sesama warga jadinya yang rugi. Semoga tidak ada lagi ricuh-ricuhnya," ucap Raka.

Kerusuhan tersebut diketahui melibatkan ratusan massa yang menyerang Mapolres Metro Jaktim, mengakibatkan puluhan kendaraan, baik mobil maupun motor, hangus terbakar.

Massa melempari gedung polres dengan batu dan bom molotov. Selain itu, lima Polsek di Jakarta Timur juga turut diserang, antara lain Polsek Matraman, Makasar, Ciracas, Jatinegara, dan Cipayung.