Mahasiswa Unnes Tewas Usai Diantar Brimob ke RS, Begini Penjelasan Polda Jateng

Peristiwa ini kemudian menjadi tanda tanya karena korban yang sebelumnya mengikuti aksi demonstrasi di Semarang dengan memakai jaket almamater, dibawa ke rumah sakit dalam keadaan luka parah oleh personel Brimob.
Sempat merebak kabar spekulasi kalau Iko menjadi korban kekerasan pasca unjuk rasa. Hal itu kemudian diklarifikasi oleh Polda Jawa Tengah.

Mahasiswa FH Unnes Iko Julianti Junior meninggal dunia usai demo di Semarang
Kepala Bidang Humas Polda Jawa Tengah, Kombes Pol Artanto menegaskan korban meninggal dunia akibat kecelakaan dan tidak terkait aksi unjuk rasa yang saat itu berlangsung.
Ia membenarkan anggota Brimob yang mengantarkan korban ke RSUP Kariadi Semarang.
Tapi, kata Artanto, personel Brimob membawa Iko karena yang bersangkutan menjadi korban kecelakaan lalu lintas di Jalan Veteran Semarang. Saat peristiwa itu, anggota Brimob memang sedang berada di lokasi dalam rangka pengamanan pasca unjuk rasa.
Peristiwa kecelakan terjadi pada 31 Agustus 2025 dini hari, di Jalan Veteran, Kota Semarang, sekitar beberapa ratus meter dari Mapolda Jawa Tengah.
"Anggota yang di lapangan membawa para korban kecelakaan lalu lintas ini ke rumah sakit Kariadi untuk dilakukan penanganan secara medis," kata Kombes Artanto di Mapolda Jateng, Selasa, 2 Agustus 2025.
Menurut Artanto, kecelakaan terjadi melibatkan dua sepeda motor. Motor Vario yang dikendarai oleh Fiki dan Aziz bertabrakan dengan motor Supra yang dikendarai Iko (korban yang kemudian meninggal) dan Irham.
"Kendaraan Vario yang ditumpangi atau dikendarai oleh saudara Fiki dan Aziz ditabrak dengan kecepatan tinggi oleh kendaraan Supra yang dikendarai oleh saudara Iko (almarhum) dan Irham," ujarnya
Akibat tabrakan tersebut, keempat korban mengalami luka-luka. Artanto menyebutkan bahwa Iko mengalami luka berat dan kondisinya kritis saat dilarikan ke rumah sakit, dan kemudian meninggal pada Minggu sore.
Saat ini, penyidik kepolisian masih mendalami kasus ini. Dua orang, yang diduga terkait kecelakaan, sedang dimintai keterangan di Polrestabes Semarang.
Sementara itu, Ikatan Keluarga Alumni Fakultas Hukum (IKA-FH) Universitas Negeri Semarang (Unnes) tengah mendalami kematian Iko Juliant Junior, mahasiswa FH Unnes Angkatan 2024 tersebut.
Pihak keluarga meyakini ada kejanggalan dari kematian Iko. Anggota Pusat Bantuan Hukum (PBH) IKA-FH Unnes, Naufal Sebastian mengungkap ada banyak kejanggalan termasuk luka-luka yang dialami Iko.
Dari foto yang ia dapat ada luka sobek di bibir Iko dan luka lebam di mata. Sementara keluarga sempat menerima surat tanda penerimaan BB (barang bukti) sepeda motor karena kecelakaan.
"Ada luka lebam yang nampaknya dugaan kami luka pukul bukan kecelakaan. Kemudian ada igauan 'Ampun pak, tolong pak. Jangan pukuli saya lagi' ketika tidak sadarkan diri di rumah sakit. Itu alam bawah sadar," ujar Naufal
Nauval menuturkan kronologis kejadian diawali saat korban berangkat dari rumahnya di wilayah Ngaliyan, Kota Semarang, hingga dilaporkan meninggal dunia. Korban yang merupakan anggota Dewan Perwakilan Mahasiswa (DPM) pamit untuk pergi mengikuti aksi pada Sabtu siang, 30 Agustus 2025, dengan membawa jaket almamater.
Menurut Naufal, menjelang malam, Iko sempat pulang ke rumah. Namun sekitar pukul 23.00 WIB, almarhum pergi lagi bersama temannya menggunakan sepeda motor.
"Menurut informasi yang kami terima, dia mau nyusul teman-temannya yang pada ditangkap di Polda," jelas Naufal.
Namun, pada Minggu dini hari, 31 Agustus 2025, sekitar pukul 03.15 WIB, korban diantar dalam kondisi kritis oleh kendaraan Brimob ke RSUP Dr Kariadi Semarang. Iko sempat menjalani operasi karena limpanya rusak.
"Masih cek apakah brimob kebetulan lewat karena petugas dia menolong atau seperti apa. Yang jelas kami belum bisa menghubungi kepolisian," jelas dia.
Pihaknya juga masih berusaha mendapat informasi dan investigasi untuk membuka tabir kematian Iko. Saksi kunci yakni teman Iko masih kritis dan dirawat di rumah sakit.
"Saat ini belum bisa karena saksi kunci masih dirawat, masih kritis dan trauma yang kami dengar informasi terkini rahangnya cedera entah geser atau apa sehingga sulit komunikasi," imbuh Naufal.
Ia menegaskan, PBH IKA-FH Unnes akan melakukan gelar perkara untuk saling kroscek beberapa informasi dan temuan serta validitas bukti-bukti yang ada.
Laporan: Teguh Joko Sutrisno