Pebalap Indonesia Dapat Ilmu dari Juara Dunia Usai Cetak Sejarah di Hongaria

Yamaha Racing Indonesia, Sirkuit Mandalika, Asia Road Racing Championship, asia road racing championships 2025, ARRC 2025, ARRC Mandalika 2025, Arai Agaska, Pebalap Indonesia Dapat Ilmu dari Juara Dunia Usai Cetak Sejarah di Hongaria

Pada Juli 2025 silam, pebalap Yamaha Racing Indonesia, Arai Agaska, mencetak sejarah di Hongaria. Ia lalu mendapatkan pelatihan kelas dunia di Valencia.

Sejarah diciptakan Arai Agaska pada Sabtu, 26 Juli 2025 silam ketika ia finis pertama dalam Race 1 seri 4 R3 Blu Cru World Cup di Sirkuti Balaton Park, Hongaria.

Arai Agaska finis di depan Alessandro Di Persio (Italia) dan Teppei Kugawa (Jepang). Merah putih pun dibawanya ke atas podium.

Arai Agaska jadi pebalap pertama Indonesia yang memenangi seri R3 Blu Cru World Cup.

Sehari berselang, pada Minggu, 27 Juli 2025 di arena serupa, Arai Agaska, kembali naik podium dalam Race 2. Ia finis di urutan kedua.

Tak lama kemudian, pada 27-31 Agustus kemarin, Arai Agaska berkesempatan mengikuti pelatihan kelas dunia bertajuk Master Camp di Aspar Motorsport Complex, Valencia, Spanyol.

Master Camp di Spanyol ini diikuti oleh 10 pebalap yang berusia 15-18 tahun dari 8 negara.

"Ya sebenarnya itu adalah titik balik Arai karena dari beberapa seri sudah konsisten untuk podium dan terbukti bahwa pebalap yang ada dari Yamaha Racing Indonesia itu pembinaannya terus berjalan," ujar Manager Motorsport PT. Yamaha Indonesia Motor Manufacturing (YIMM), Wahyu Rusmayadi.

"Sampai bisa podium juara satu kita memang terus melakukan evaluasi, terutama dengan data. Dan kita terbiasa mendevelop pebalap kita berdasarkan data."

"Dan akhirnya step by step mendapatkan titik balik dari seorang pebalap, akhirnya bisa langsung konsisten ada di depan dan itu terbukti di Race 1 dan Race 2," ujar Wahyu Rusmayadi ketika ditemui wartawan termasuk KOMPAS.com dalam ajang ARRC 2025 di Sirkuit Mandalika, Sabtu (30/9/2025).

Mentor-mentor Kelas Dunia

Master Camp di Valencia jadi kesempatan Arai Agaska untuk belajar dengan mentor-mentor profesional.

"Itu sebagian dari program artinya Master Camp kita sebagai global project. Kami tidak hilangkan Master Camp dan kami jalankan, kami pindah ke Aspar circuit yang ada di Spanyol dan di sana fasilitasnya cukup lengkap dan secara kurikulum itu sama."

"Namun, kita datangkan lebih banyak top rider. Tujuannya adalah mentransfer ilmu untuk pebalap kita, untuk bisa lebih beradaptasi dan kontrol motor dengan beberapa kondisi."

"Dan akhirnya mereka bisa lebih yakin di setiap kejuaraan," tutur Wahyu Rusmayadi menjelaskan.

Yamaha Racing Indonesia, Sirkuit Mandalika, Asia Road Racing Championship, asia road racing championships 2025, ARRC 2025, ARRC Mandalika 2025, Arai Agaska, Pebalap Indonesia Dapat Ilmu dari Juara Dunia Usai Cetak Sejarah di Hongaria

Manager Motorsport PT Yamaha Indonesia Motor Manufacturing (YIMM), Wahyu Rusmayadi, usai Race 1 kelas SS600 ARRC (Asia Road Racing Championship) 2025 di Sirkuit Mandalika, Sabtu (30/8/2025).

Setelah sebelumnya bekerja sama dengan VR46 Racing Team, kali ini Master Camp berkolaborasi bersama Tim Aspar.

Arai Agaska pun bisa banyak belajar dengan para rider top seperti juara dunia MotoGP 2021 Fabio Quartararo dan Alex Rins (Monster Energy Yamaha MotoGP).

Ada pula Jack Miller dan Miguel Oliveira (Prima Pramac Yamaha MotoGP), Izan Guevara serta Tony Arbolino (BLU CRU Pramac Yamaha Moto2).

Juara dunia World Superbike enam kali Jonathan Rea (Pata Maxus Yamaha WorldSBK Official Team) bersama rekan setimnya yang merupakan juara dunia World Supersport 2020, Andrea Locatelli, turut hadir sebagai mentor.

Transfer ilmu juga dilakukan juara dunia Moto2 2021 Remy Gardner (GYTR GRT Yamaha WorldSBK Team) dan Stefano Manzi (Pata Yamaha Ten Kate Racing) yang tengah memimpin klasemen sementara World Supersport 2025.

Kamp Standar World Championship

Deretan mentor dilengkapi oleh juara dunia FIM 125cc 2009 dan Rider Performance Analyst Monster Energy Yamaha MotoGP team, Julian Simon, multi-time WorldSSP race winner, Jules Cluzes, dan pelatih spesialis flat track, Marco Belli. 

"Saya yakin dengan kurikulum yang kita buat sebelumnya. Itu sudah bagus di sana. Akhirnya kami pertahankan dengan beberapa modifikasi, lalu ada main power yang memang kami samakan."

"Terutama di flat track itu yang paling penting, kemudian kami improve di road race. Di road race itu kami akan ada Jules Cluzel sebagai pelatihnya Aldi (Satya Mahendra). Kemudian mendatangkan lagi ada Jonathan Rea, kemudian ada Rins, kemudian ada Miller, semuanya ada di sana."

"Jadi tujuannya adalah bagaimana membuat kamp yang memang standardisasi Kejuaraan Dunia, bukan standar Asia. Tapi standardnya itu adalah World Championship."

"Itu yang menjadi kekuatan kami. Begitu pebalap kami treatment akademinya seperti World Championship, semuanya akan bertumbuh. Kondisinya seperti itu," tutur Wahyu Rusmayadi.

Di saat situasi tidak menentu, Kompas.com tetap berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update terkini dan notifikasi penting di Aplikasi Kompas.com.