Kerusakan Museum dan Cagar Budaya di Tiga Kota Jadi Kerugian Besar Bagi Bangsa, Fadli Zon Minta Pelaku Kembalikan Koleksi yang Dijarah

Kerusakan Museum dan Cagar Budaya di Tiga Kota Jadi Kerugian Besar Bagi Bangsa, Fadli Zon Minta Pelaku Kembalikan Koleksi yang Dijarah

Kementerian Kebudayaan menyesalkan tindakan anarkis yang merusak museum dan bangunan cagar budaya di Kediri, Surabaya, dan Bandung. Meskipun pemerintah menghargai penyampaian aspirasi secara demokratis, vandalisme terhadap museum merupakan kerugian besar bagi bangsa.

“Kementerian Kebudayaan sangat menyesalkan insiden yang terjadi. Kami telah berkoordinasi dengan pemerintah daerah, aparat penegak hukum, serta pengelola museum untuk memastikan keamanan dan perlindungan koleksi. Langkah-langkah pemulihan segera dilakukan," jelas Menteri Kebudayaan, Fadli Zon, Senin (1/9).

Insiden tersebut mengakibatkan kerusakan dan kehilangan koleksi di Museum Bagawanta Bhari Kediri. Beberapa koleksi yang hilang antara lain kepala patung Ganesha, wastra, dan buku-buku lama, sementara miniatur lumbung rusak parah. Beberapa koleksi penting lainnya, seperti arca Bodhisatwa dan bata berinskripsi, berhasil diselamatkan.

Menteri Fadli mengimbau mereka yang mengambil koleksi museum untuk segera mengembalikannya. Ia juga menambahkan bahwa kementerian akan terus memantau pemulihan Museum Bagawanta Bhari agar dapat berfungsi kembali sebagai pusat pembelajaran dan pelestarian budaya.

Selain itu, kementerian juga menyesalkan pembakaran di beberapa bangunan cagar budaya lainnya, yaitu Gedung Grahadi Surabaya, yang merupakan rumah dinas Gubernur Jawa Timur yang dibangun pada 1795, dan sebuah gedung di Jalan Diponegoro, Bandung, yang merupakan bagian dari kompleks hunian pejabat kolonial Belanda dari tahun 1920-an.

Kementerian Kebudayaan mengajak seluruh masyarakat untuk menjaga dan menghargai museum dan cagar budaya sebagai aset milik bersama dan simbol kemajuan peradaban bangsa.

“Mari kita jaga museum dan cagar budaya yang ada di tempat kita masing-masing agar tetap lestari, karena ini merupakan simbol kemajuan peradaban bangsa,” pungkas Menbud.