Prabowo Didesak Pecat Menbud Fadli Zon, Aktivis 98 Beberkan 3 Bukti Perkosaan Massal Bukan Rumor

Prabowo Didesak Pecat Menbud Fadli Zon, Aktivis 98 Beberkan 3 Bukti Perkosaan Massal Bukan Rumor

Pernyataan Menteri Kebudayaan (Menbud) Fadli Zon yang menyangkal tidak ada pemerkosaan saat tragedi Mei 1998 memancing amarah publik.

Para aktivis 98 yang terdiri dari Pena 98, Barikade 98, Gerak 98 dan KA KBUI 98 mendesak kepada Presiden Prabowo Subianto untuk memecat Fadli Zon dari jabatannya.

"Kita minta Presiden Prabowo memberhentikan secara tidak terhormat Fadli Zon, pecat! ini Menteri sontoloyo, Menteri sontoloyo yang asal jeplak,” kata salah satu pentolan Aktivis 98, Mustar Bonaventura dalam keterangannya di Jakarta, Kamis (19/6).

Aktivis 98 dari Universitas Kristen Indonesia (UKI) ini menegaskan, peristiwa pemerkosaan massal yang terjadi pada tahun 1998 itu benar terjadi di era Orde Baru bukan hanya rumor.

Menurut dia, ada tiga indikator nyata kasus pemerkosaan massal 1998 itu benar adanya. Pertama, pidato Presiden ke-3 RI BJ Habibie yang mengutuk keras peristiwa pemerkosaan massal 1998.

“Kedua, seingat kita pada tahun 1998 itu lahir ada satu Komnas Perempuan. Inisiasi lahirnya Komnas Perempuan itu dasarnya adanya pemerkosaan massal ini, kekerasan seksual pada perempuan pada saat itu, maka lahirlah ide dan gagasan melahirkan Komnas Perempuan,” paparnya

Ketiga, kata Mustar, adanya hasil investigasi tim gabungan pencari fakta (TGPF) terkait peristiwa pemerkosaan massal 1998. “Ini jelas semua sejarah detail,” cetusnya.

Atas dasar itu, lanjut Mustar, meminta Fadli Zon untuk meminta maaf secara terbuka atas ucapannya tersebut. Sebab, pernyataanya selain ahistoris, juga melukai para korban pemerkosaan massal yang turut menimpa etnis Tionghoa tersebut.

“Seluruh teman-teman aktivis tahun 1998 yang terlibat pada tahun 1998 saat ini sudah marah dan sangat kecewa,” tandas pentolan Pena 98 itu. (Pon)