Polisi Duga Kericuhan di Unisba Sudah Direncanakan, Pancing Aparat Masuk Kampus

Kapolda Jabar Irjen Pol Rudi Setiawan (kiri)
Kapolda Jabar Irjen Pol Rudi Setiawan (kiri)

Kepolisian Daerah Jawa Barat menduga kericuhan yang terjadi di sekitar Universitas Islam Bandung (Unisba) pada Senin malam, 1 September telah direncanakan oleh sekelompok massa.

Kapolda Jabar Irjen Pol Rudi Setiawan mengatakan aksi massa tersebut didesain untuk memancing aparat agar masuk ke area kampus. Namun, polisi memastikan tidak melakukan penyerangan ke dalam kampus.

“Kami menganalisa ini sudah didesain, direncanakan bahwa kami dipancing untuk menyerang kampus, tapi alhamdulillah kami tidak melakukannya,” kata Rudi di Bandung, Selasa.

TNI-Polri bubarkan massa hingga tembakkan gas air mata ke Kampus Unisba

TNI-Polri bubarkan massa hingga tembakkan gas air mata ke Kampus Unisba

Rudi menuturkan awalnya massa melemparkan bom molotov ke arah kendaraan petugas, bahkan ada yang sampai masuk ke truk dan kendaraan bermotor.

Kondisi itu, kata dia, sangat membahayakan keselamatan aparat.

“Kalau mobil itu terbakar, tentunya petugas akan mati terpanggang di situ. Ini lagi-lagi membahayakan petugas,” ujarnya.

Atas kondisi tersebut, petugas gabungan kemudian melakukan patroli skala besar dan membubarkan massa secara terukur sesuai ketentuan hukum.

Kapolda menyebut massa berjumlah sekitar 150 hingga 200 orang berkumpul di Jalan Tamansari dengan melakukan blokade jalan, berpakaian serba hitam, menutup muka, serta membawa batu, besi, dan kayu.

“Jalan yang mestinya digunakan masyarakat jadi tertutup. Akhirnya masyarakat tidak bisa lewat, dan tentunya warga mempunyai ketakutan yang besar,” katanya.

Rudi menambahkan, pihaknya telah berkomunikasi dengan pimpinan Unisba.

Menurutnya, kampus juga merasa kewalahan dan meminta bantuan kepolisian untuk pengamanan dari kelompok massa yang diduga bukan dari mahasiswa.

“Belum tentu itu dilakukan mahasiswa Unisba. Kampus hanya dipakai tempat oleh kelompok yang malam-malam mempersenjatai diri, melakukan penyerangan terhadap petugas, dan mengganggu keamanan masyarakat. Jadi bukan mahasiswa yang sebenarnya,” kata Rudi.

Sementara itu, Kabid Humas Polda Jabar Kombes Pol Hendra Rochmawan mengungkapkan tembakan gas air mata yang terjadi di sekitar Jalan Tamansari dipicu oleh serangan bom molotov dari sekelompok orang berpakaian hitam yang diduga kelompok anarkis.

“Mereka inilah awalnya yang menutup jalan dan membuat blokade di Tamansari sambil bertindak anarkistis,” kata Hendra.

Hendra menjelaskan kelompok anarkis tersebut kemudian melakukan provokasi lebih jauh dengan melempar bom molotov dari dalam kampus ke arah petugas dan kendaraan, termasuk mobil rantis Brimob. Atas kondisi itu, petugas menembakkan gas air mata ke jalan raya. (Ant)