Polisi Diduga Melepaskan Gas Air Mata di Universitas Pasundan, 12 Orang Jadi Korban

bandung, unisba, Universitas Pasundan, polisi tembak Gas Air Mata di Universitas Pasundan, Polisi Diduga Melepaskan Gas Air Mata di Universitas Pasundan, 12 Orang Jadi Korban

 Sebanyak 12 orang menjadi korban tembakan gas air mata yang dilepaskan polisi di kampus Universitas Pasundan di Tamansari, Kota Bandung, Jawa Barat, Senin (1/9/2025) malam.

Pihak Kepolisian membantah serangan ke Universitas Pasundan itu dilakukan dengan sengaja.

Video peristiwa dugaan penembakan gas air mata ke area Universitas Pasundan atau Unpas di Tamansari ini viral di media sosial Instagram. Video ini diunggah di akun Instagram Kolektifa dan sudah ditonton hingga 112.358 kali oleh warganet.

Kronologi kejadian

bandung, unisba, Universitas Pasundan, polisi tembak Gas Air Mata di Universitas Pasundan, Polisi Diduga Melepaskan Gas Air Mata di Universitas Pasundan, 12 Orang Jadi Korban

Petugas sedang menghitung 48 sisa proyektil peluru gas air yang di temukan di dalam Kampus Unpas, Jalan Tamansari, Kota Bandung, Jawa Barat, Selasa (2/9/2025).

Usai kejadian tersebut, pihak keamanan kampus telah mengumpulkan selongsong dan botol gas air mata. Salah satu kaca kampus pecah diduga terkena selongsong gas air mata.

”Peristiwa ini terjadi pada Jumat malam pukul 23.30 WIB. Ada 12 mahasiswa yang menjadi korban karena terkena gas air mata,” ujar Kepala Unit Keamanan Kampus Unpas, Rosid dikutip dari Kompas.id.

Akibat peristiwapenembakan gas air mata tersebut, sekitar 12 mahasiswa Unpas pingsan.

Rosid menuturkan, peristiwa ini bermula ketika aparat keamanan berpatroli dan melewati depan kampus. Aparat pun melihat kerumunan mahasiswa di depan kampus.

Aparat diduga melepaskan gas air mata untuk membubarkan kerumunan mahasiswa. Saat itu mahasiswa dibubarkan karena memblokade jalan dengan membakar ban.

Akibat tembakan gas air mata itu, lebih dari 100 mahasiswa berlari ke dalam kampus. Mereka berhamburan ke sejumlah ruangan di kampus untuk menghindari gas air mata.

”Kami menemukan lebih dari 40 selongsong gas air di area kampus. Saat terjadi serangan, aparat tidak memasuki area kampus,” tutur Rosid.

Ia mengatakan, peristiwa ini terjadi sekitar sejam lebih. Mayoritas mahasiswa yang lari ke dalam area kampus saat itu adalah mahasiswa Unpas.

Serangan gas air mata juga diduga terjadi di depan pagar kampus Universitas Islam Bandung (Unisba). Kampus ini berdekatan dengan Unpas.

Penjelasan Polda Jabar

Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Polda Jabar, Kombes Pol Hendra Rochmawan berdalih, polisi melepaskan tembakan gas air mata karena adanya kelompok yang melakukan penutupan dan memblokade jalan di Taman Sari serta bersikap anarkistis.

"Saat di lokasi Jalan Taman Sari ditemukan tumpukan batu dan kayu serta bakar-bakaran ban, dan di saat yang sama terdapat sekelompok orang yang memakai baju hitam yang diduga sebagai anarko," kata Hendra dalam keterangannya, Selasa (2/9/2025).

Menurut Hendra, kelompok tersebut secara khusus merancang skenario provokator di mana mereka memancing petugas dan memaksa mundur ke kampus Unisba dengan harapan petugas menyerang kampus.

Namun menurut Hendra, petugas tetap bersikap tenang dan berusaha tidak terpancing dengan skenario kelompok tersebut.

"Kami tetap tenang dan tidak terpancing dengan skenario mereka dan kami lakukan penyisiran sepanjang jalan," katanya.

Polisi: gas air mata tertiup angin ke parkiran Unisba

Akan tetapi, kata Hendra, dalam video rekaman yang didapatkan kepolisian, kelompok tersebut melemparkan bom molotov ke tim patroli yang saat itu menggunakan motor dan mobil patroli hingga kendaraan rantis Brimob.

"Anarko melakukan provokasi dari dalam kampus Unisba dengan melempar bom molotov ke tim patroli kendaraan roda dua dan empat mobil rantis Brimob, terlihat yang ada di video kami," kata Hendra.

Akibat tindakan itu, polisi melakukan penembakan gas air mata di jalan raya dan asap gas tertiup angin ke arah parkiran Unisba.

"Tim kemudian menembakkan gas air mata di jalan raya yang kemudian tertiup angin ke arah parkiran Unisba, ini yang kemudian diinginkan oleh provokator anarko, dan memang mereka menunggu momen untuk membenturkan antara mahasiswa dan petugas," kata Hendra.

Menurut Hendra, peristiwa petugas yang merangsek masuk kampus dan menembakkan gas air mata adalah hoaks.

"Mereka membuat framing di media sosial di akun-akun mereka bahwa petugas masuk kampus dan membawa senjata peluru karet serta menembakkan gas air mata, yang semua itu adalah hoaks," katanya.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul

Di saat situasi tidak menentu, Kompas.com tetap berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update terkini dan notifikasi penting di Aplikasi Kompas.com.