Efek Jangka Panjang Paparan Gas Air Mata

Gas air mata sering dianggap hanya menimbulkan efek sementara. Namun, paparan dalam jangka panjang ternyata bisa menimbulkan dampak serius bagi kesehatan.
“Efek jangka panjang apalagi disertai dengan dosis yang tinggi, maka akan menyebabkan kebutaan, glaukoma, gagal napas, hingga kerusakan pada tenggorokan dan paru-paru,” ujar dr. Santi, Health Management Specialist Corporate HR Kompas Gramedia, saat dihubungi Kompas.com, pada Sabtu (30/8/2025).
Menurut dr. Santi, gas air mata adalah bahan kimia yang dapat menyebabkan iritasi pada saluran pernapasan, mata, dan kulit sehingga secara temporer menurunkan kemampuan orang, tetapi tidak bersifat mematikan.
Meski gejala awal biasanya akan hilang setelah seseorang menjauh dari sumber paparan, bukan berarti gas air mata sepenuhnya aman.
“Biasanya efek ini akan menghilang dalam 15–30 menit setelah menjauh dari sumber gas air mata dan membersihkan diri,” kata dr. Santi.
Apa yang terjadi pada mata?
Paparan gas air mata, bisa menimbulkan luka bakar pada mata jika terkena dari jarak dekat atau berulang kali.
Bekas luka atau jaringan parut pada struktur organisasi mata akan menyebabkan aliran air mata terganggu.
Secara berkala air mata dibuat tubuh untuk membasahi mata dan melindungi mata. Air ini akan keluar melalui sistem drainase.
Suasana kericuhan massa aksi May Day di Semarang, Kamis (1/5/2024).
Jika terjadi gangguan pada sistem drainase ini, maka tekanan intra okular mata akan meningkat, lalu terjadilah glaukoma. Glaukoma merupakan salah satu penyebab kebutaan permanen.
Selain itu, kerusakan protein di lensa mata akibat paparan kimia dapat memicu terbentuknya katarak.
"Katarak akan terbentuk ketika proses kerusakan terjadi pada protein di lensa mata. Katarak bila dibiarkan juga berakhir dengan kebutaan," jelas dr. Santi.
Selain risiko langsung, ada juga bahaya yang muncul akibat penggunaan gas air mata yang sudah kedaluwarsa atau disimpan tidak benar.
Senyawa tersebut dapat berubah menjadi zat beracun seperti phosgene, cyanide, dan nitrogen yang menimbulkan kerusakan permanen pada mata, masalah di saluran pernapasan, kerusakan saraf, hingga gangguan jantung.
Gangguan pernapasan yang tidak boleh diabaikan
Tidak hanya mata, organ pernapasan pun rentan terhadap paparan berulang. Menurut dr. Santi, efek gas air mata bisa memicu kerusakan di tenggorokan dan paru-paru.
Gejalanya antara lain batuk darah, sesak napas, penyempitan bronkus, hingga spasme pada laring.
"Gejala lain bisa muncul dalam waktu yang tertunda 1 sampai 2 minggu, seperti pneumonitis hipersensitif atau sindrom disfungsi saluran napas reaktif," ungkap dr. Santi.
Pada sebagian orang, terutama penderita asma dan perokok, dampak ini lebih parah.
Risiko kulit dan sistem pencernaan
Kulit yang terpapar gas air mata bisa mengalami peradangan hingga luka bakar. Luka ini dapat berlangsung dalam hitungan minggu dan menyisakan bekas permanen jika kerusakan cukup berat.
Sementara itu, jika senyawa gas masuk melalui saluran pencernaan, baik karena terhirup atau tertelan secara tidak sengaja, gejalanya bisa berupa muntah, diare, nyeri perut, hingga muntah darah.
Walaupun sebagian besar kasus hilang dalam satu hingga tiga hari, pada paparan tinggi bisa memicu kerusakan organ lebih lanjut.
Bisa berdampak pada psikologis
Selain fisik, paparan gas air mata juga memicu efek psikologis. Rasa panik, disorientasi, hingga trauma bisa dialami seseorang, terutama ketika paparan terjadi dalam kondisi kerusuhan atau di ruang tertutup dengan sirkulasi udara buruk.
Dr. Santi mengingatkan bahwa kelompok rentan seperti anak-anak, lansia, serta penderita penyakit pernapasan kronis perlu mendapatkan perhatian lebih. Pada kelompok ini, gejala biasanya lebih parah dan bertahan lebih lama.
Gas air mata memang didesain untuk melumpuhkan secara sementara, bukan untuk membunuh. Namun, bukan berarti senyawa ini tidak memiliki risiko.
Terangi negeri dengan literasi, satu buku bisa membuka ribuan mimpi. Lewat ekspedisi Kata ke Nyata, Kompas.com ingin membawa ribuan buku ke pelosok Indonesia. Bantu anak-anak membaca lebih banyak, bermimpi lebih tinggi. Ayo donasi via Kitabisa!