Pakar Unair Ungkap Bahaya Gas Air Mata, Bagaimana Cara Mengatasinya?

Penggunaan gas air mata kembali menjadi sorotan setelah aparat kepolisian menembakkannya dalam sejumlah demonstrasi besar di Indonesia.
Asap putih yang mengepul di jalanan kerap membuat peserta aksi berhamburan, mengalami sesak napas, hingga membutuhkan bantuan medis.
Lantas, seberapa berbahayakah gas air mata bagi kesehatan manusia, dan bagaimana cara mengatasinya bila terkena paparan?
Kandungan Kimia Gas Air Mata
Menurut Shoim Hidayat, pakar toksikologi Universitas Airlangga (Unair), gas air mata dibuat dari berbagai senyawa kimia dengan sifat dasar iritan kuat.
Beberapa di antaranya adalah:
- CS (chlorobenzylidene malononitrile)
- CN (chloroacetophenone)
- CR (dibenzoxazepine)
- DM (diphenylaminechlororarsine)
- Oleoresin Capsicum (semprotan merica)
Dari senyawa tersebut, jenis CS adalah yang paling banyak digunakan dan diproduksi di Indonesia.
Cara Kerja Gas Air Mata
Shoim menjelaskan, gas air mata bekerja dengan mengiritasi selaput lendir (mukosa) tubuh manusia. Bagian yang paling terdampak biasanya adalah:
- Mata: menimbulkan rasa perih, air mata berlebih, hingga risiko gangguan penglihatan.
- Saluran pernapasan: memicu batuk, sesak napas, dan pembengkakan saluran udara.
- Kulit dan saluran pencernaan: menimbulkan rasa perih, gatal, atau mual ketika terhirup.
Bahaya Bergantung Kadar dan Durasi Paparan
Menurut Shoim, bahaya gas air mata sangat ditentukan oleh kadar konsentrasi dan lama paparan.
- Paparan singkat dengan kadar rendah: hanya menimbulkan pedih dan sesak sementara, pulih dalam 30 menit hingga 1 jam.
- Paparan tinggi atau lama: dapat memicu radang berat, komplikasi pernapasan, hingga kematian.
"Kalau kadarnya itu rendah dan sebentar, efeknya akan terasa sekitar 20 detik dan hilang sekitar 30 menit sampai 1 jam. Tapi kalau parah, itu akan terjadi komplikasi dan itulah yang akan mengakibatkan kematian," jelas Shoim, dikutip dari situs resmi Unair, Senin (1/9/2025).
Aksi demonstrasi yang berlangsung di depan Gedung DPRD Kalimantan Timur (Kaltim), Senin (1/9/2025), berujung ricuh hingga malam.
Risiko Radang dan Komplikasi
Gas air mata dapat menimbulkan radang ringan hingga berat.
Pada mata, radang berat bisa menyebabkan kerusakan kornea hingga kebutaan.
Pada saluran pernapasan, pembengkakan parah dapat mengakibatkan penyempitan jalan napas.
Dalam kondisi serius, hal ini memicu sindrom pernapasan akut yang berpotensi fatal.
Shoim menegaskan, gas air mata tidak secara langsung menyebabkan kematian, tetapi efek iritasi dan komplikasi yang ditimbulkan bisa berakibat fatal, terutama di ruang tertutup dengan oksigen terbatas.
Cara Mengatasi Jika Terkena Gas Air Mata
Meski berbahaya, ada beberapa langkah yang bisa dilakukan untuk meminimalisasi efek paparan gas air mata:
1. Segera menjauh dari sumber asap
Bergeraklah ke arah berlawanan dengan angin agar tidak terus menghirup partikel kimia.
2. Lindungi saluran pernapasan
Gunakan kain basah atau masker untuk menutup hidung dan mulut sementara waktu.
3. Jangan mengucek mata
Mengucek justru memperparah iritasi. Biarkan air mata keluar untuk membantu membersihkan partikel.
4. Bilas mata dengan air bersih
Gunakan air mengalir selama beberapa menit. Hindari sabun atau bahan kimia lain.
5. Cuci wajah dan kulit dengan sabun lembut
Hal ini untuk menghilangkan sisa partikel kimia di permukaan kulit.
6. Ganti pakaian yang terpapar
Pakaian yang terkena gas air mata sebaiknya dilepas dan segera dicuci agar partikel tidak menempel lebih lama.
8. Segera cari bantuan medis
Jika mengalami sesak napas berat, nyeri dada, atau gangguan penglihatan, segera periksa ke fasilitas kesehatan terdekat.
Gas air mata memang dirancang sebagai alat pengendali massa non-mematikan.
Namun, menurut pakar Unair, senyawa kimia di dalamnya tetap berbahaya, apalagi jika ditembakkan dalam jumlah besar atau di ruang tertutup.
Sumber: Unair.ac.id
Di saat situasi tidak menentu, Kompas.com tetap berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update terkini dan notifikasi penting di Aplikasi Kompas.com.