Serial Adolescence Ungkap Bahaya Ideologi Incel pada Remaja Laki-laki

Radikalisme gender, radikalisme gender, incel, involuntary celibate, adolescence netflix, incel adalah, ideologi incel, film adolescence, serial adolescence, ideologi incel adolescence, Serial Adolescence Ungkap Bahaya Ideologi Incel pada Remaja Laki-laki

Umumnya, remaja laki-laki yang terpapar radikalisme gender memiliki pemahaman yang terlalu fanatik terkait gender, dan sering melibatkan tindakan yang merugikan orang lain.

Psikolog klinis anak dan remaja Lydia Agnes Gultom, M.Psi. menjelaskan, radikalisme gender dapat memengaruhi pola pikir anak laki-laki karena beberapa hal.

“Perkembangan sosial emosional dan penalaran mereka. Mereka itu memang sedang dalam tahap perkembangan identitas dan mencari kedekatan dengan orang lain,” ucap Agnes yang berpraktik di Klinik Utama Dr. Indrajana Jakarta Pusat kepada Kompas.com, Minggu (13/4/2025).

Korteks prefrontal adalah bagian otak yang terletak di bagian depan kepala yang berfungsi memandu manusia dalam mengambil keputusan, merencanakan masa depan, mengontrol diri, serta melihat konsekuensi dan risiko dari suatu tindakan.

Mengeksplore Diri Melalui Media Sosial

“Karena mereka sedang membentuk identitas, ini termasuk ‘aku siapa? Aku masuk kelompok yang mana? Nilai atau ideal self yang mana yang diinginkan?’,” kata Agnes.

Fase remaja adalah ketika anak mulai mempertanyakan banyak hal. Salah satu yang dimanfaatkan dalam mencari jawaban atas pertanyaan dalam benak mereka adalah media sosial.

Ketika konten datang dari figur yang dianggap populer atau keren, atau sesuai dengan ideal self yang mereka inginkan, mereka bisa terpengaruh.

“Akhirnya, terbentuklah identitas baru. Dan terkadang, pengaruh ini dari dia mengagumi seseorang yang, ‘oh ini kayaknya keren. Kok kayaknya pemahaman incel ini cocok nih’,” papar Agnes.

Apa Itu Ideologi Incel?

Dikutip dari Kompas.id, Selasa (15/4/2025), incel adalah individu atau komunitas laki-laki yang merasa berhak atas hubungan seksual dan romansa, tetapi tidak mendapatkannya.

Seperti yang ditulis dalam makalah dari jurnal Current Psychiatry Reports berjudul “Involuntary Ceibacy: A Review of Incel Ideology and Experiences with Dating, Rejection, and Associated Mental Health and Emotional Sequelae”, mereka menyalahkan perempuan dan masyarakat atas keadaan tersebut.

Dalam makalah dari jurnal Studies in Conflict & Terrorism berjudul “Assessing the Threat of Incel Violence”, ideologi incel berkeyakinan bahwa perempuan merupakan pihak yang salah.

“Sebenarnya kalau dilihat, si incel ini kan seharusnya meningkatkan kemampuan diri dan potensinya untuk (dekat) ke lawan jenisnya. Tapi, mereka malah diajarkan kayak menyalahkan keadaan, menyalahkan gender lain,” kata Agnes.

Amarah yang dirasakan remaja laki-laki yang terpapar ideologi incel dalam radikalisme gender tidak disalurkan menjadi energi untuk memperbaiki diri, tetapi untuk merendahkan gender lain.

Namun, orangtua bisa membentengi anak dengan menjadi tempat yang aman dan nyaman bagi mereka untuk bertanya soal apapun yang mereka temui di media sosial.