Top 6+ Cara Menasihati Remaja Laki-Laki Tanpa Ceramah, Dijamin Lebih Diterima dan Didengar

Menasihati remaja laki-laki tidak semudah menasihati ketika mereka masih kecil lantaran mereka bisa menarik diri dan enggan bicara. Namun, ada cara menasihati yang lebih efektif tanpa harus ceramah panjang lebar.
Masa remaja dinilai penuh gejolak karena perubahan hormon dan otak yang belum matang sepenuhnya, dikutip dari Newport Academy. Inilah mengapa cara komunikasi sebagai orangtua perlu disesuaikan.
Berikut beberapa cara menasihati anak remaja laki-laki tanpa ceramah yang dijamin lebih didengar.
Cara menasihati remaja laki-laki tanpa ceramah
1. Gunakan bahasa yang mudah dimengerti
Psikolog Samanta Elsener mengatakan, orangtua perlu berbicara dengan bahasa yang akrab dan ringan.
Gunakanlah istilah yang sering dipakai anak remaja, serta hindarilah kalimat yang terlalu formal atau kaku.
“Orangtua perlu menggunakan bahasa gaul anak dan mengetahui apa saja yang disukai anak,” ucap Samanta, dikutip dari Kompas.com, Selasa (19/3/2024).
Dengan demikian, buah hati tidak akan merasa seperti sedang "diinterogasi", tapi justru merasa orangtua mereka mengerti dunianya.
2. Hindari nasihat panjang lebar
Ilustrasi menasihati remaja laki-laki.
laki cenderung cepat bosan saat diajak bicara panjang dan lebar. Sampaikan pesan secara singkat dan langsung ke intinya.
“Gunakan kalimat yang praktis dan tidak bertele-tele,” kata Samanta.
Orangtua juga disarankan untuk membuat poin-poin singkat sebelum berbicara sehingga pembicaraan tetap fokus dan jelas.
Dilansir dari Psychology Today, orangtua bisa mengerucutkan topik pembicaraan menjadi beberapa poin penting, lalu biarkan anak merespons poin-poin tersebut. Hal ini juga membantu mengurangi miskomunikasi.
3. Hindari gaya ceramah
Menceramahi anak remaja seperti berbicara ke tembok. Mereka cenderung enggan mendengar saat merasa "diceramahi".
“Jangan dinasihati panjang dengan ceramah, melainkan dirangkul melalui hobi atau aktivitas yang seru bersama anak,” saran Samanta.
Menasihati dengan gaya ceramah justru membuat anak merasa dijauhi, bukan didukung, dilansir dari The Guardian. Cobalah ajak mereka ngobrol sambil main bola, main game, atau masak bareng.
4. Pilih waktu ketika sedang santai
Ilustrasi menasihati remaja laki-laki.
Jangan paksa anak bicara saat mereka sedang kesal atau capek. Pilih waktu ketika mereka sedang santai atau suasana hatinya sedang baik.
“Bicara dengan anak dalam keadaan mood-nya baik,” tutur Samanta.
Beberapa momen, seperti saat berjalan-jalan atau melakukan hobi bersama, termasuk waktu terbaik untuk menyisipkan nasihat,
5. Peduli dengan emosi anak
Ilustrasi menasihati remaa laki-laki.
Sebelum menasihati remaja laki-laki, dengarkanlah perasaan mereka terlebih dahulu. Tunjukkan bahwa kamu mengerti dan peduli, bukan hanya menuntut.
“Fokus pada validasi emosi anak, supaya anak merasa dia dipahami oleh orangtuanya,” ujar Samanta.
Mungkin ada kalanya orangtua akan merasa frustrasi atau marah selama proses bicara. Jika hal ini terjadi, tenanglah terlebih dahulu, serta hindari meneriaki atau membentak buah hati.
Hal tersebut bisa membuat remaja laki-laki melawan orangtua atau "kabur" ke kamarnya.
6. Hindari kontak mata berlebihan
Cara menasihati anak remaja laki-laki lainnya adalah memperhatikan kontak mata. Meskipun kontak mata biasanya penting dalam komunikasi, hal ini bisa terasa menekan bagi remaja laki-laki.
Kontak mata berlebih justru bisa membuat anak merasa terintimidasi dan enggan berbicara.
Sebaiknya ajaklah anak bicara sembari melakukan sesuatu, dibanding menyuruh mereka duduk diam untuk dinasihati. Orangtua bisa mengajak mereka bicara di luar rumah, misalnya sembari berjalan-jalan di taman atau bermain bola.