Data BPS 2025: Surplus Perdagangan dan Lonjakan Ekspor Otomotif

surplus perdagangan, ekspor otomotif, impor barang modal, kinerja BPS, Data BPS 2025: Surplus Perdagangan dan Lonjakan Ekspor Otomotif, Ekspor Otomotif Meningkat Signifikan, Data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), Lonjakan Impor Barang Modal Indikasi Geliat Investasi, Peningkatan Mobilitas Penumpang dan Pertumbuhan Angkutan Barang Laut

JAKARTA, KOMPAS.com - Badan Pusat Statistik (BPS) baru-baru ini melaporkan kinerja perdagangan Indonesia yang kembali mencatat surplus pada periode Januari–Juli 2025.

Surplus tersebut mencapai 23,65 miliar dollar Amerika Serikat (AS), meningkat 7,40 miliar dollar AS dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu.

Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS, Pudji Ismartini, mengungkapkan bahwa surplus ini sudah berlangsung selama 63 bulan berturut-turut sejak Mei 2020.

Surplus terbesar masih berasal dari sektor nonmigas, yang meliputi industri pengolahan seperti besi, baja, nikel, serta otomotif.

surplus perdagangan, ekspor otomotif, impor barang modal, kinerja BPS, Data BPS 2025: Surplus Perdagangan dan Lonjakan Ekspor Otomotif, Ekspor Otomotif Meningkat Signifikan, Data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), Lonjakan Impor Barang Modal Indikasi Geliat Investasi, Peningkatan Mobilitas Penumpang dan Pertumbuhan Angkutan Barang Laut

Proses perakitan mobil di pabrik Suzuki Indomobil Motor, Cikarang

“Ekspor industri pengolahan naik signifikan, mencapai 128,13 miliar dollar AS atau tumbuh 17,40 persen dibandingkan tahun lalu,” ujar Pudji melalui konferensi daring, Selasa (2/9/2025).

Ekspor Otomotif Meningkat Signifikan

Sejumlah komoditas otomotif dan turunannya telah tercatat menopang kinerja ekspor, terutama ke AS yang banyak menyerap mesin dan perlengkapan elektrik serta komponennya.

China tetap menjadi pasar utama ekspor Indonesia dengan kontribusi sebesar 22,64 persen, diikuti oleh AS yang menyumbang 11,75 persen dan India dengan 7,14 persen.

Di sisi lain, kendaraan dan komponennya justru menjadi salah satu penyumbang terbesar pada impor, khususnya dari China.

surplus perdagangan, ekspor otomotif, impor barang modal, kinerja BPS, Data BPS 2025: Surplus Perdagangan dan Lonjakan Ekspor Otomotif, Ekspor Otomotif Meningkat Signifikan, Data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), Lonjakan Impor Barang Modal Indikasi Geliat Investasi, Peningkatan Mobilitas Penumpang dan Pertumbuhan Angkutan Barang Laut

Nilai impor Januari-Juli 2025

Nilai impor nonmigas dari Negeri Tirai Bambu mencapai 47,67 miliar dollar AS, yang didominasi oleh mesin, perlengkapan elektrik, serta kendaraan dan komponennya.

Data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo)

Data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) menunjukkan bahwa ekspor kendaraan roda empat atau lebih utuh (CBU) sepanjang Januari–Juli 2025 mencapai 258.890 unit, turun 9,1 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

Toyota masih menduduki posisi teratas dengan ekspor 97.740 unit, diikuti oleh Daihatsu (64.608 unit), Mitsubishi Motors (31.097 unit), Hyundai (13.377 unit), dan Suzuki (12.496 unit.

Selain kendaraan utuh, ekspor komponen otomotif juga menyumbang kontribusi yang signifikan.

Juli 2025, Indonesia mengekspor 77,68 juta unit komponen, namun mengalami penurunan 18,5 persen dibandingkan tahun lalu yang mencapai 95,28 juta unit.

Ekspor komponen ini mencakup berbagai bagian untuk kendaraan roda empat, mulai dari mesin, transmisi, hingga aksesori, dengan sebagian besar ditujukan ke pasar Asia dan Amerika.

Sebaliknya, impor mobil justru mengalami lonjakan.

surplus perdagangan, ekspor otomotif, impor barang modal, kinerja BPS, Data BPS 2025: Surplus Perdagangan dan Lonjakan Ekspor Otomotif, Ekspor Otomotif Meningkat Signifikan, Data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), Lonjakan Impor Barang Modal Indikasi Geliat Investasi, Peningkatan Mobilitas Penumpang dan Pertumbuhan Angkutan Barang Laut

Ekspor Toyota dari Pelabuhan Patimban, Jawa Barat

Pada periode yang sama, impor kendaraan CBU tercatat 76.755 unit, meningkat 50,7 persen dibandingkan tahun lalu.

China menjadi negara asal utama, dengan merek BYD menempati posisi teratas melalui impor 22.815 unit, mengalami kenaikan lebih dari 221 persen dibandingkan 2024.

Merek lainnya seperti Denza (5.313 unit), Aion (4.907 unit), hingga Chery (4.691 unit) juga menunjukkan pertumbuhan yang signifikan.

Lonjakan Impor Barang Modal Indikasi Geliat Investasi

BPS mencatat adanya lonjakan impor barang modal, yang biasanya terkait dengan investasi di sektor industri.

Sepanjang tujuh bulan pertama 2025, impor barang modal mencapai 27,38 miliar dollar AS, tumbuh 20,56 persen.

Lonjakan ini menunjukkan geliat industri otomotif nasional yang tengah memperkuat basis produksi, seiring dengan masuknya investasi kendaraan listrik dan ekosistem baterai dari Tiongkok dan Jepang.

surplus perdagangan, ekspor otomotif, impor barang modal, kinerja BPS, Data BPS 2025: Surplus Perdagangan dan Lonjakan Ekspor Otomotif, Ekspor Otomotif Meningkat Signifikan, Data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), Lonjakan Impor Barang Modal Indikasi Geliat Investasi, Peningkatan Mobilitas Penumpang dan Pertumbuhan Angkutan Barang Laut

Ekspor Toyota Vios.

Peningkatan Mobilitas Penumpang dan Pertumbuhan Angkutan Barang Laut

Selain kinerja perdagangan, BPS juga melaporkan peningkatan jumlah penumpang di beberapa moda transportasi.

Penumpang kereta api pada Juli 2025 tercatat 50,1 juta orang, naik 9,78 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

Sementara penumpang angkutan laut domestik mencapai 2,9 juta orang, naik 11,55 persen.

Dalam hal angkutan barang, distribusi melalui laut meningkat 14,55 persen menjadi 42,8 juta ton.

Sebaliknya, barang yang diangkut lewat kereta api mengalami penurunan tipis 3,43 persen menjadi 6,2 juta ton.

Kinerja ini menunjukkan bahwa mobilitas logistik masih banyak bergantung pada angkutan laut, yang merupakan jalur utama untuk distribusi kendaraan dan suku cadang di dalam negeri.

Dengan terus berjalannya surplus perdagangan dan peningkatan dalam berbagai sektor, Indonesia menunjukkan ketahanan dan potensi yang kuat dalam perekonomian global.

Di saat situasi tidak menentu, Kompas.com tetap berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update terkini dan notifikasi penting di Aplikasi Kompas.com.