Rupiah Melemah Meski Neraca Dagang RI Surplus di Juli 2025

Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) diprediksi masih akan bergerak fluktuatif, namun ditutup melemah pada perdagangan hari ini.
Berdasarkan data Jakarta Interbank Spot Dollar Rate atau Jisdor BI, kurs rupiah terhadap dolar Amerika Serikat berada di level Rp 16.418 per Selasa, 2 September 2025. Posisi rupiah itu tercatat menguat 45 poin dari kurs sebelumnya di level Rp 16.463 pada perdagangan Senin, 1 September 2025.
Sementara perdagangan di pasar spot pada Rabu, 3 September 2025 hingga pukul 09.08 WIB, rupiah ditransaksikan di level Rp 16.432 per dolar AS. Posisi tersebut melemah 18 poin atau 0,11 persen dari posisi sebelumnya di level Rp 16.414 per dollar AS.

Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS
Pengamat Pasar Uang, Ibrahim mengatakan, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat neraca perdagangan Indonesia pada Juli 2025 surplus sebesar US$4,17 miliar, meningkat dibandingkan dengan surplus pada Juni 2025 yang sebesar US$4,10 miliar.
Bank Indonesia (BI) memandang, surplus neraca perdagangan pada Juli 2025 positif menopang ketahanan eksternal perekonomian Indonesia lebih lanjut. Surplus neraca perdagangan yang lebih tinggi pada Juli 2025 utamanya bersumber dari surplus neraca perdagangan non-migas yang meningkat.
Ke depan, Bank Indonesia terus memperkuat sinergi kebijakan dengan pemerintah dan otoritas lain, guna meningkatkan ketahanan eksternal dan mendukung pertumbuhan ekonomi nasional yang berkelanjutan.
Hal itu seiring dengan ekspor non-migas yang meningkat menjadi sebesar US$23,81 miliar. Dimana kinerja positif ekspor non-migas tersebut terutama didukung oleh ekspor berbasis sumber daya alam.
Misalnya seperti bahan bakar mineral serta lemak dan minyak hewani/nabati maupun ekspor produk manufaktur seperti mesin dan peralatan mekanis serta bagiannya serta besi dan baja.
Berdasarkan negara tujuan, ekspor non-migas ke Tiongkok, Amerika Serikat (AS), dan India, tetap menjadi kontributor utama ekspor Indonesia. Defisit neraca perdagangan migas meningkat menjadi sebesar US$1,58 miliar pada Juli 2025, yang sejalan dengan peningkatan impor migas di tengah penurunan ekspor migas.
"Mata uang rupiah fluktuatif namun ditutup melemah di rentang Rp 16.400 - Rp 16.450," ujarnya.