Penurunan Penjualan Mobil Picu Gelombang PHK di Sektor Otomotif

Penjualan Mobil, PHK industri otomotif, dampak penurunan permintaan, peluang ekspor, Penurunan Penjualan Mobil Picu Gelombang PHK di Sektor Otomotif, Penurunan Penjualan Mobil Picu PHK di Industri Komponen Otomotif, Tren Penjualan Mobil yang Memprihatinkan, Dampak Besar Terhadap Industri Komponen, Upaya Perusahaan Bertahan dalam Krisis

Penurunan Penjualan Mobil Picu PHK di Industri Komponen Otomotif

Lesunya pasar kendaraan roda empat dalam dua tahun terakhir telah memicu pengurangan tenaga kerja di sektor industri komponen otomotif.

Sekretaris Jenderal Gabungan Industri Alat-alat Mobil dan Motor (GIAMM), Rachmat Basuki, mengungkapkan bahwa penurunan permintaan mobil hingga Juli 2025 mengakibatkan berkurangnya pasokan komponen ke pabrikan.

Penjualan Mobil, PHK industri otomotif, dampak penurunan permintaan, peluang ekspor, Penurunan Penjualan Mobil Picu Gelombang PHK di Sektor Otomotif, Penurunan Penjualan Mobil Picu PHK di Industri Komponen Otomotif, Tren Penjualan Mobil yang Memprihatinkan, Dampak Besar Terhadap Industri Komponen, Upaya Perusahaan Bertahan dalam Krisis

Ilustrasi pabrik mobil

"Kalau dihitung agregat, penurunannya sekitar 28 persen. Ditambah impor CBU mobil listrik (BEV) dan impor CBU truk tambang yang meningkat sekitar 10 persen. Jadi total penurunan supply komponen ke pabrik kurang lebih 38 persen,” ujarnya kepada Kompas.com, Rabu (27/8/2025).

Kondisi ini memaksa sejumlah perusahaan komponen yang tidak memiliki kemampuan ekspor maupun bisnis purna jual untuk merampingkan jumlah karyawan.

"Bahkan untuk supplier dumptruck, ada pengurangan karyawan sekitar 50 persen," lanjutnya.

Namun, meski dihadapkan pada tantangan ini, Rachmat menekankan bahwa banyak pelaku industri berusaha bertahan dengan mencari peluang ekspor, memperluas bisnis ke suku cadang pengganti, dan melakukan diversifikasi usaha di luar sektor otomotif.

Penjualan Mobil, PHK industri otomotif, dampak penurunan permintaan, peluang ekspor, Penurunan Penjualan Mobil Picu Gelombang PHK di Sektor Otomotif, Penurunan Penjualan Mobil Picu PHK di Industri Komponen Otomotif, Tren Penjualan Mobil yang Memprihatinkan, Dampak Besar Terhadap Industri Komponen, Upaya Perusahaan Bertahan dalam Krisis

Ilustrasi penjualan mobil

Tren Penjualan Mobil yang Memprihatinkan

Data dari Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) menunjukkan penjualan mobil secara wholesales pada Januari-Juni 2025 hanya mencapai 374.740 unit, turun 8,6 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

Tren ini memperpanjang penurunan yang terjadi pada 2024, di mana penjualan mobil wholesales hanya mencapai 865.723 unit, anjlok 13,9 persen dibandingkan 2023.

Dalam hal penjualan luar negeri, ekspor kendaraan roda empat utuh (CBU) pada periode yang sama mencapai 258.890 unit, turun 9,1 persen dari tahun lalu.

Toyota tetap menjadi pemimpin dengan ekspor 97.740 unit, diikuti oleh Daihatsu (64.608 unit), Mitsubishi Motors (31.097 unit), Hyundai (13.377 unit), dan Suzuki (12.496 unit).

Sebaliknya, impor mobil CBU, terutama setelah hadirnya insentif untuk mobil listrik, melonjak 50,7 persen menjadi 76.755 unit.

China mendominasi pasar dengan merek BYD yang berada di posisi teratas dengan impor 22.815 unit, meningkat lebih dari 221 persen dibandingkan 2024.

Penjualan Mobil, PHK industri otomotif, dampak penurunan permintaan, peluang ekspor, Penurunan Penjualan Mobil Picu Gelombang PHK di Sektor Otomotif, Penurunan Penjualan Mobil Picu PHK di Industri Komponen Otomotif, Tren Penjualan Mobil yang Memprihatinkan, Dampak Besar Terhadap Industri Komponen, Upaya Perusahaan Bertahan dalam Krisis

Penjualan mobil di Indonesia

Merek lain seperti Denza (5.313 unit), Aion (4.907 unit), dan Chery (4.691 unit) juga mencatatkan pertumbuhan signifikan.

Dampak Besar Terhadap Industri Komponen

Sekretaris Umum Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), Kukuh Kumara, juga memberikan peringatan bahwa penurunan penjualan mobil domestik telah menyebabkan pemutusan hubungan kerja (PHK) di sektor komponen. "Kalau semakin menurun (penjualan dan permintaan) akan berat karena supply-nya semakin berkurang. Kondisi ini memberikan dampak besar terhadap industri komponen otomotif yang terdiri dari ribuan perusahaan, termasuk sektor Industri Kecil dan Menengah (IKM)," kata Kukuh.

Lebih lanjut, ia mengungkapkan, "Dampaknya akan berpengaruh pada kandungan lokal yang memiliki peranan penting untuk industri kendaraan bermotor kita, karena ini ada tier satu, tier dua, dan seterusnya." Kukuh juga menambahkan bahwa keluhan dari pelaku usaha semakin bertambah, terutama terkait turunnya volume produksi dan melemahnya permintaan yang berakibat pada gangguan arus kas perusahaan. "Walau Gaikindo tidak menaungi komponen, tetapi beberapa perusahaan komponen sudah mengeluhkan. Jika volume penjualannya terus menurun, ini akan sangat berat karena supply semakin berkurang," tutupnya.

Upaya Perusahaan Bertahan dalam Krisis

Penjualan Mobil, PHK industri otomotif, dampak penurunan permintaan, peluang ekspor, Penurunan Penjualan Mobil Picu Gelombang PHK di Sektor Otomotif, Penurunan Penjualan Mobil Picu PHK di Industri Komponen Otomotif, Tren Penjualan Mobil yang Memprihatinkan, Dampak Besar Terhadap Industri Komponen, Upaya Perusahaan Bertahan dalam Krisis

Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN)

GIAMM saat ini menaungi sekitar 250 perusahaan komponen, sebagian besar berskala kecil hingga menengah.

Namun, jumlah pemasok otomotif di Indonesia jauh lebih besar, mencapai lebih dari 1.500 perusahaan.

Dengan rantai pasok yang begitu luas, gejolak penjualan mobil segera berdampak pada industri komponen, terutama bagi perusahaan yang bergantung pada pasar domestik.

“Secara alami, mereka akan mencoba bertahan dengan mencari peluang ekspor, masuk ke replacement part, atau melakukan diversifikasi usaha. Itu sekarang sudah mulai terjadi,” kata Rachmat.

Meskipun dalam masa sulit ini, industri otomotif tetap memegang peranan penting bagi perekonomian Indonesia dengan menyerap 1,5 juta tenaga kerja.

Kontribusi sektor ini terhadap PDB manufaktur mencapai sekitar 8 persen, menjadikannya salah satu sektor andalan nasional.

"Untuk jangka pendek, kami usul kepada pemerintah agar ada stimulus untuk pemulihan pasar seperti yang dilakukan saat pandemi COVID-19, yakni pemberian PPnBM-DTP yang memiliki kandungan lokal (TKDN) tinggi," kata Rachmat.

Di saat situasi tidak menentu, Kompas.com tetap berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update terkini dan notifikasi penting di Aplikasi Kompas.com.