China Pamer Kekuatan Militer dalam Parade Peringatan 80 Tahun Berakhirnya Perang Dunia II

berbaris dalam langkah ritmis dan gema sepatu bot di aspal mengawali pidato Presiden China Xi Jinping sebelum parade militer untuk menandai 80 tahun berakhirnya Perang Dunia II di Beijing, China, Rabu (3/9). Xi mengatakan umat manusia saat ini harus memilih antara perdamaian dan perang, serta antara dialog dan konfrontasi.
Sebelum pasukan mulai berbaris, Xi melintasi seluruh formasi di sepanjang Jalan Raya Chang’an di pusat Beijing dengan limusin hitam bergaya klasik. Ia muncul lewat atap mobil dengan empat mikrofon di depannya. Sebelum Xi berbicara, upacara dimulai dengan salvo artileri 80 tembakan untuk menandai 80 tahun berakhirnya perang, diikuti lagu kebangsaan, March of the Volunteers, yang digubah pada 1935 saat awal perlawanan terhadap invasi Jepang.
Presiden China itu lalu menyapa barisan pasukan serta deretan rudal dan kendaraan militer. Para tentara menjawab serentak dengan slogan. “Kami mengabdi kepada rakyat,” kata mereka berseru.
Xi memulai pidatonya yang singkat dengan mengenang para korban perang dan menyerukan pemusnahan akar-akar perang untuk mencegah sejarah terulang kembali. Parade dimulai setelah pidato Xi. Sebelumnya, Xi, yang menjabat Ketua Komisi Militer Pusat China, meninjau langsung pasukan.
Parade tersebut menampilkan rudal, jet tempur modern, dan kekuatan militer lainnya. Inilah usaha China untuk menunjukkan pengaruh yang lebih besar di panggung global. Beberapa perangkat keras militer bahkan ditampilkan ke publik untuk pertama kalinya.
Xi, dalam pernyataannya, tidak menyebut Amerika secara langsung, tapi menyampaikan rasa terima kasihnya kepada negara-negara asing yang membantu China melawan invasi Jepang. Secara domestik, peringatan ini menjadi cara untuk menunjukkan sejauh mana China telah berkembang. China merupakan salah satu front utama dalam perang, sebuah fakta yang sering diabaikan dalam catatan sejarah yang lebih menyoroti pertempuran di Eropa dan pertempuran laut AS di Pasifik. Invasi Jepang sebelum perang dan konflik itu menewaskan jutaan orang China.
Parade militer ini juga menjadi unjuk kekuatan untuk memperkuat dukungan terhadap Partai Komunis dan pemimpinnya, Xi, serta cara untuk menampilkan diri sebagai alternatif global dari era pascaperang yang didominasi Amerika.
Xi dan para tamu undangan, termasuk Presiden Rusia Vladimir Putin dan Pemimpin Korea Utara Kim Jong-un, tiba lebih awal di Gerbang Tiananmen nan bersejarah untuk menyaksikan parade. Xi berjabat tangan satu per satu dengan para tamu di atas karpet merah sebelum mereka menaiki tangga ke platform pandangan yang menghadap ke Lapangan Tiananmen.
Sementara itu, lautan manusia duduk di bagian-bagian yang sudah ditata rapi di alun-alun di seberang jalan lebar tempat parade berlangsung. Mereka melambaikan bendera merah kecil sambil paduan suara menyanyikan lagu-lagu patriotik termasuk Defend the Yellow River dan No New China without the Communist Party of China.(dwi)