Hati-Hati! 7 Money Habit Bisa Membuat Anda Tak Pernah Pensiun

Ilustrasi pensiun, 1. Gaji Naik Gaya Hidup Ikut Naik, 2. Menganggap Kredit Sebagai Uang, 3. Rumah Dianggap Modal Pensiun, 4. Mengabaikan Tunjangan Pensiun saat Pindah Kerja, 5. Menunda Menabung, 6. Menganggap Asuransi sebagai Investasi, 7. Mengandalkan Warisan
Ilustrasi pensiun

 Kebiasaan keuangan (money habit) yang tampak wajar ternyata merupakan jebakan finansial yang menyebabkan Anda untuk tidak pernah bisa pensiun.Serangkai aktivitas mengelola keuangan justru mengharuskan Anda untuk bekerja hingga ajal menjemput karena gaji bulanan hanya numpang lewat.

Kegagalan tidak disebabkan karena kesalahan besar, melainkan oleh kekeliruan kecil yang terasa normal dan sering dianggap lumrah. Begitu juga dalam mengatur keuangan dalam menyiapkan masa pensiun maupun mencapai kebebasan finansial. 

Cara mengatur atau menyimpan harta yang dianggap ‘aman’ justru membuat Anda harus bekerja seumur hidup. Dikutip dari VegOut, berikut kebiasaan-kebiasaan yang menyebabkan banyak orang bekerja selamanya. Mari kita bahas tujuh di antaranya.

1. Gaji Naik Gaya Hidup Ikut Naik

Fenomena ini sering disebut lifestyle creep. Setiap kali gaji naik, gaya hidup ikut naik. Bonus yang seharusnya bisa ditabung malah habis untuk pindah ke apartemen lebih mahal atau membeli barang baru. 

Akhirnya, berapapun penghasilan Anda, kondisi keuangan tetap stagnan. Orang bergaji Rp50 juta tetapi pengeluaran juga Rp50 juta sebenarnya tidak lebih bebas daripada yang berpenghasilan Rp10 juta dengan pengeluaran sama.

2. Menganggap Kredit Sebagai Uang

Kartu kredit memberi ilusi seolah Anda punya dana ekstra. Padahal, itu hanyalah utang dengan bunga tinggi. Bayangkan saldo Rp5 juta dengan bunga 20 persen per tahun maka Anda harus membayar Rp1 juta hanya untuk mempertahankan utang itu. 

Jika terus dibayar minimum, utang ini bisa bertahan puluhan tahun. Alih-alih memberi kebebasan, kredit justru menguras masa depan finansial Anda.

3. Rumah Dianggap Modal Pensiun

Banyak orang menganggap rumah adalah “tabungan” terbesar.Rumah memang memberi stabilitas, tapi bukan sumber dana pensiun. Sehingga menanggap rumah sebagai satu-satunya rencana pensiun hanya akan membuat Anda kekurangan dana di masa tua.

Anda tidak bisa menjual dapur untuk membayar kebutuhan sehari-hari. Biaya pajak, perawatan, dan asuransi tetap berjalan, bahkan saat Anda sudah berhenti bekerja. 

4. Mengabaikan Tunjangan Pensiun saat Pindah Kerja

Sering berganti pekerjaan demi gaji lebih tinggi memang wajar, tetapi ada konsekuensi finansial yang banyak diabaikan orang. Program pensiun dari perusahaan biasanya memiliki masa vesting. 

Jika keluar terlalu cepat, Anda kehilangan kesempatan mendapatkan tunjangan masa pensiun. Selain itu, banyak orang lupa memindahkan saldo pensiun atau BPJS Ketenagakerjaan dari kantor lama saat pindah kerja sehingga uang dibiarkan tergerus biaya administrasi.

5. Menunda Menabung

“Setelah lunas cicilan, baru menabung.” “Setelah menikah, baru investasi.” Sayangnya, waktu adalah aset paling berharga dalam menabung. Perbedaan mulai menabung di usia 25 dibanding 35 bisa berarti dana pensiun Anda hanya setengahnya. 

Semakin lama menunda, semakin sulit mengejar ketertinggalan. Tidak ada waktu “sempurna” untuk menabung karena menunggu hanya membuat Anda bekerja lebih lama.

6. Menganggap Asuransi sebagai Investasi

Produk seperti whole life insurance sering dipasarkan sebagai investasi plus proteksi. Kenyataannya, premi jauh lebih mahal dibanding asuransi jiwa berjangka, sementara hasil investasinya sangat kecil. 

Anda membayar mahal, tetapi keuntungan justru masuk ke agen asuransi. Asuransi seharusnya hanya untuk perlindungan, bukan sebagai kendaraan investasi. Mencampur keduanya biasanya merugikan.

7. Mengandalkan Warisan

Banyak orang diam-diam berharap pada warisan yang ‘menggiring’ pada pola pikir baru akan menabung atau berinvestasi setelah mendapatkan rezeki nomplok tersebut.

Uang atau aset dari warisan bisa habis untuk biaya perawatan orang tua, bisnis bisa gagal, dan investasi spekulatif seringkali anjlok. Menaruh harapan pada uang yang belum tentu ada adalah resep pasti untuk bekerja selamanya.

Kebiasaan keuangan yang menjebak kita bukanlah keputusan ekstrem, melainkan pola kecil yang terasa wajar. Dari gaya hidup yang terus meningkat, utang kartu kredit, hingga menunda menabung bisa menggerus kebebasan finansial secara perlahan. 

Anda tidak perlu melakukan perubahan drastis, melainkan penyesuaian sederhana dari hidup sedikit di bawah penghasilan, menabung sejak dini, serta memisahkan asuransi dan investasi. Masa depan finansial Anda tidak ditentukan oleh jumlah gaji, melainkan oleh kebiasaan yang Anda bentuk hari ini.