Top 5+ Kesalahan Finansial yang Sering Dilakukan Anak Muda, Tak Heran Dompet Makin Tipis

Beberapa anak muda yang sudah memiliki penghasilan sendiri sering merasa bebas menggunakan uangnya tanpa pikir panjang. Tanpa disadari beberapa kebiasaan yang dianggap wajar dan normal justru berpotensi tmembuat kondisi keuangan menjadi tidak sehat dan dompet tipis.
Fenomena ini sebenarnya wajar terjadi. Masa muda identik dengan semangat mencoba hal baru, termasuk soal gaya hidup. Mulai dari nongkrong di kafe, traveling, hingga belanja online, semua dilakukan demi gaya hidup yang dianggap kekinian.
Namun, tanpa pengelolaan keuangan yang tepat, penghasilan bulanan bisa habis tanpa sisa. Lebih parah lagi, banyak yang terjebak utang konsumtif karena tidak punya perencanaan finansial sejak awal. Berikut adalah 5 kesalahan finansial yang paling sering dilakukan anak muda dan sebaiknya dihindari.
1. Hidup Konsumtif dan Gaya Hidup FOMO
Anak muda sering kali tergoda mengikuti tren hanya demi terlihat eksis di media sosial. Fenomena fear of missing out (FOMO) membuat mereka rela menghabiskan uang untuk nongkrong, membeli gadget terbaru, hingga liburan yang sebenarnya belum sesuai kemampuan finansial. Akibatnya, pengeluaran membengkak dan sulit menyisihkan uang untuk tabungan maupun investasi. Padahal, membedakan kebutuhan dan keinginan adalah langkah awal untuk memiliki kondisi finansial sehat.
2. Tidak Punya Dana Darurat
Kesalahan lain yang sering diabaikan adalah tidak menyiapkan dana darurat. Padahal, dana cadangan ini sangat penting untuk menghadapi situasi tak terduga, seperti sakit, kecelakaan, atau kehilangan pekerjaan. Tanpa dana darurat, anak muda biasanya terpaksa meminjam uang atau menggunakan kartu kredit. Idealnya, dana darurat minimal setara 3–6 bulan pengeluaran rutin agar lebih aman menghadapi risiko finansial.
3. Mengandalkan Utang
Kehadiran fasilitas seperti paylater, pinjaman online, hingga kartu kredit memang memudahkan transaksi. Sayangnya, banyak anak muda menggunakannya untuk kebutuhan konsumtif.
Bunga tinggi serta cicilan yang menumpuk justru membuat kondisi finansial semakin sulit. Jika tidak bijak, utang konsumtif bisa menjadi beban jangka panjang. Menggunakan utang sebaiknya hanya untuk kebutuhan produktif, bukan sekadar mengikuti tren.
4. Menunda Investasi
Banyak anak muda menganggap investasi hanya untuk orang yang sudah mapan. Padahal, memulai investasi lebih awal memberi keuntungan besar berkat efek compounding atau bunga berbunga.
Menunda investasi berarti kehilangan kesempatan membangun kekayaan di masa depan. Instrumen investasi untuk pemula kini beragam dan terjangkau, mulai dari reksa dana, saham, hingga emas digital. Yang terpenting adalah konsisten dan memahami profil risiko masing-masing.
5. Tidak Mencatat Keuangan
Kesalahan finansial yang paling mendasar adalah tidak memiliki catatan keuangan. Tanpa catatan, sulit mengetahui kemana uang mengalir setiap bulan. Akibatnya, pengeluaran membengkak tanpa sadar.
Membuat anggaran sederhana dengan metode seperti 50/30/20 rule (50% kebutuhan, 30% keinginan, 20% tabungan/investasi) bisa membantu anak muda mengontrol arus kas pribadi sekaligus merencanakan tujuan finansial jangka panjang.
Mengelola keuangan sejak dini adalah investasi berharga untuk masa depan. Menghindari lima kesalahan finansial di atas bisa membantu anak muda menjaga kesehatan dompet sekaligus membangun kebiasaan positif dalam mengatur uang.
Kebebasan finansial tidak tercapai dalam semalam, melainkan melalui langkah-langkah kecil yang konsisten. Dengan disiplin dan perencanaan, anak muda bisa menikmati hidup tanpa harus khawatir keuangan berantakan.