Keamanan Berkendara Malam untuk Pemudik

Sebagian pemudik dengan mobil pribadi memilih untuk mulai perjalanan saat gelap atau malam.
Kondisi cuaca lebih adem dan arus lalu lintas cenderung lebih sepi dibandingkan siang.
Kemacetan sepanjang 8 kilometer pada H-7 Lebaran terjadi di gerbang pintu keluar Tol Palimanan, Cirebon, Jawa Barat, Sabtu (11/7/2015) meski delapan dari sembilan pintu difungsikan untuk arus keluar kendaraan dari Jakarta menuju Palimanan. Kemacetan parah berpotensi terjadi di gerbang tol ini pada puncak arus mudik Lebaran. KOMPAS IMAGES/KRISTIANTO PURNOMO
Namun, menyetir saat malam membutuhkan persiapan tersendiri, karena melawan jam biologis.
Malam adalah waktunya tubuh manusia untuk istirahat, sehingga jika dipaksa bekerja, harus ada penyesuaian.
Sony Susmana, Training Director Safety Defensive Consultant Indonesia (SDCI), mengatakan bahwa ketika mau mulai perjalanan mudik saat malam, setidaknya harus istirahat sebelumnya, minimal tujuh jam. "Istirahat tujuh jam sebelum berangkat. Tidak melakukan aktivitas yang menguras tenaga maupun pikiran," kata Sony kepada Kompas.com, Rabu (26/3/2025).
Selain fisik, pastikan mobil dalam keadaan fit untuk dipakai perjalanan jauh.
Hal ini dilakukan untuk menghindari risiko mogok, korsleting, kehabisan bensin, pecah ban, dan lainnya. "Tentukan arah perjalanan dan cari yang tidak sepi. Hindari rute yang belum pernah dilalui," kata Sony.
Terakhir, pilih satu orang penumpang untuk menjadi pemandu atau co-driver dalam perjalanan.
Jadi, ketika mengantuk, ada teman yang bisa mengingatkan untuk istirahat dan menemani.