Dedi Mulyadi Larang Pelajar Naik Motor, Ini Kata Pakar Keselamatan

– Instruktur Safety Defensive Consultant Indonesia (SDCI), Sony Susmana, mendukung Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi yang melarang anak sekolah mengendarai motor.
Selain berisiko terhadap keselamatan, penggunaan kendaraan oleh pelajar di bawah umur sering kali tidak disertai dengan kesadaran berlalu lintas yang memadai.
“Kalau ditegur sebenarnya bisa, tapi kadang justru mereka bereaksi lebih emosional dibanding pengendara lain. Ini berpotensi menimbulkan konflik, terutama kalau yang menegur bukan orang yang mereka hormati,” ujar praktisi tersebut saat dihubungi Kompas.com, Senin (5/5/2025).
Ia menambahkan, bentuk teguran yang lebih efektif biasanya datang dari orang tua atau figur yang memiliki otoritas, seperti guru, kepala sekolah, atau bahkan pejabat pembuat kebijakan.
Pelanggaran lalu lintas yang dilakukan oleh pelajar, seperti berkendara tanpa helm, membonceng tiga orang, hingga melakukan perjalanan jauh di jalan umum desa atau kota, harus ditindak.
“Saya mendukung jika ada tindakan langsung dari aparat, seperti penilangan atau penindakan lainnya, khususnya ketika pelanggaran sudah jelas dan membahayakan,” lanjutnya.
Tindakan aparat hendaknya tidak hanya fokus pada hukuman, tetapi juga menyisipkan nilai-nilai edukasi agar para pelanggar, khususnya pelajar, memahami bahwa keselamatan berkendara adalah tanggung jawab pribadi yang tidak bisa ditawar.
“Tujuan akhirnya adalah membentuk kesadaran. Jadi bukan hanya ditilang lalu dilepas begitu saja, tapi ada pembinaan atau dialog bahwa itu salah dan berbahaya,” tegasnya.
Dengan kombinasi antara pendekatan edukatif dan penegakan hukum yang terukur, diharapkan budaya berkendara yang lebih aman dan bertanggung jawab bisa tumbuh.