Cara Aman Berkendara Jauh Tanpa Microsleep

Perjalanan jauh dengan kendaraan pribadi sering kali memaksa tubuh untuk tetap aktif mengemudi meskipun dalam kondisi lelah.
Hal ini tidak jarang membuat pengemudi mengalami microsleep, yaitu kondisi tidur singkat yang hanya berlangsung beberapa detik dan terjadi tanpa disadari.
Padahal, dalam hitungan detik tersebut, kendaraan bisa berpindah jalur, menabrak pembatas jalan, atau bahkan menyebabkan kecelakaan fatal yang bisa membahayakan nyawa sendiri dan pengguna jalan lain.
Maka dari itu, penting untuk mengetahui bagaimana cara mencegah microsleep agar perjalanan jauh tetap aman dan bebas dari risiko kecelakaan.
Mengenali gejala microsleep saat mengemudi dan bahaya yang mengintai.
Sony Susmana, Training Director Safety Defensive Consultant Indonesia, mengatakan bahwa microsleep datang setelah mengantuk diabaikan. “Microsleep itu sebuah kondisi di mana pengemudi berkendara tanpa kesadaran alias tidur. Dia sudah melewati fase ngantuk dan letih berlebihan,” ucap Sony kepada Kompas.com, belum lama ini.
Guna mencegah hal tersebut, Sony menyarankan untuk istirahat cukup enam sampai delapan jam sebelum berkendara, serta tidak berkendara lebih dari tiga jam. “Berkendara tidak lebih dari tiga jam dan di perjalanan pun harus merekayasa waktu istirahat secara berkala untuk menaikkan level fisik,” ucap Sony.
Sony juga menyarankan untuk melakukan aktivitas seperti merefresh otot, saraf, dan otak dengan metode masing-masing selama lima menit, dengan total waktu 15 menit, atau kelipatan 30 menit.
Selain itu, sempatkan tidur satu jam jika sudah merasa sangat ngantuk.
Selain itu, Sony menyarankan untuk melakukan metode Commentary Driving selama perjalanan agar kesadaran dan fokus tetap terjaga, serta tunjuk salah satu penumpang untuk menjadi co-driver.
Terakhir, Sony menekankan pentingnya bagi pengemudi untuk menghindari makanan-makanan yang mengandung karbohidrat tinggi karena dapat menyebabkan lonjakan gula darah yang cepat, sehingga membuat pengemudi lebih cepat merasa ngantuk.