Telur Tinggi Kolesterol, Mitos atau Fakta?


Ilustrasi menceplok telur. Ada beberapa cara memasak telur agar lebih sehat, termasuk memperhatikan jenis minyak dan jangan sampai telur terlalu matang.
Telur Tinggi Kolesterol, Mitos atau Fakta?
Telur memiliki reputasi sebagai penyebab kolesterol tinggi dalam tubuh. Namun menurut penjelasan di laman All Recipes, anggapan ini lebih banyak berasal dari kesalahpahaman lama.
Satu butir telur memang mengandung sekitar 186 mg kolesterol, tapi itu tidak serta-merta berbahaya. Sejak 2015, FDA di Amerika Serikat telah mencabut rekomendasi batas kolesterol harian karena kurang bukti kuat tentang dampak langsungnya terhadap kesehatan jantung.
Bahkan, kolesterol dalam makanan berbeda dengan kolesterol dalam darah. Yang justru lebih berpengaruh terhadap peningkatan LDL (kolesterol jahat) adalah konsumsi lemak jenuh dan trans, bukan kolesterol dari makanan seperti telur.
Penjelasan dari laman Health juga menegaskan hal serupa. Konsumsi telur memang bisa sedikit meningkatkan LDL, tetapi juga meningkatkan HDL (kolesterol baik) yang justru membantu menjaga kesehatan jantung.
Selain itu, telur juga kaya nutrisi seperti protein, vitamin A, vitamin B12, kolin, dan selenium. Untuk sebagian kecil orang yang menyerap kolesterol secara lebih efisien, efeknya bisa lebih besar, tapi tetap aman jika dimakan dalam jumlah wajar.
Salah satu studi dari The American Journal of Clinical Nutrition menemukan bahwa mengonsumsi hingga 12 telur per minggu tidak meningkatkan risiko penyakit jantung.
Bahkan, American Heart Association kini menyarankan konsumsi satu butir telur per hari sebagai bagian dari pola makan sehat. Tentu saja, cara memasak juga perlu diperhatikan.