Targetkan Jadi Raksasa Otomotif Global, Ini Langkah Strategis yang Diambil Chery

Produsen otomotif asal Wuhu, China, Chery, menunjukkan keseriusannya untuk mewujudkan ambisi menjadi salah satu pemain utama dalam industri otomotif global.
Dalam ajang bergengsi itu, President Director of Chery International Zhang Guibing. Zhang mengatakan, perusahaannya berkomitmen untuk menjadi produsen mobil terbesar di dunia. Hal ini seiring dari semakin larisnya kendaraan Chery secara global.
"Saat ini, Chery telah hadir di lebih dari 120 negara. Kami tumbuh sangat cepat dan saya pikir pada akhir 2025, ekspor kami akan mencapai di sekitar 140 negara berbeda," ujar Zhang seperti diberitakan Kompas.com, Sabtu (26/4/2025).
Tak hanya itu, dalam beberapa tahun terakhir, kinerja ekspor Chery terus mengalami peningkatan signifikan, dari hanya 96.000 unit pada 2019 hingga mencapai jutaan unit pada 2024.
Lebih lanjut, Zhang menjelaskan bahwa salah satu pasar yang menjadi fokus utama Chery adalah Eropa yang dikenal dengan standar kualitas yang tinggi.
“Pasar Eropa memang memiliki standar yang sangat tinggi. Namun, sekarang Chery berhasil mencapai pertumbuhan penjualan yang sangat cepat di sana. Hari ini, para pelanggan Eropa semakin cenderung memilih Chery dari banyak brand di pasaran,” papar Zhang.
"Kami semua tahu dan paham, hari demi hari, pasar mulai bergeser ke segmen kendaraan listrik baru. Kami sangat yakin, kami akan menjadi yang teratas di masa mendatang. Kunci dari strategi ini adalah Chery Super Hybrid (CSH), sistem plug-in hybrid (PHEV) yang menjadi solusi atau jalan tengah antara efisiensi mobil listrik dan kepraktisan mesin konvensional,” kata Zhang.
Tawarkan sejumlah keunggulan
Salah satunya adalah efisiensi termal mesin yang mencapai 44,5 persen. Secara sederhana, efisiensi ini menunjukkan seberapa banyak energi dari bahan bakar yang benar-benar diubah menjadi tenaga.
Artinya, mesin CSH mampu menggunakan bahan bakar lebih efektif, tetapi tetap menghasilkan tenaga lebih besar, sambil mengurangi konsumsi bahan bakar dan emisi gas buang.
Selain itu, Chery juga mengembangkan sistem DHT listrik tanpa gigi untuk transmisinya. Tidak seperti transmisi konvensional yang harus berpindah-pindah gigi, sistem ini menyalurkan tenaga dengan lebih mulus dan hampir tanpa kehilangan energi.
Sistem DHT juga secara cerdas dapat memilih jalur tenaga terbaik antara EV Mode dan Hybrid Mode dan meminimalkan serta memastikan energi tidak terbuang. Ini dilakukan demi menjaga efisiensi motor dan mesin tetap optimal sepanjang waktu.
Kombinasi efisiensi mesin dan transmisi tersebut membuat teknologi CSH mampu memberikan performa kuat, hemat energi, sekaligus pengalaman berkendara yang lebih halus serta responsif.
“Dukungan penelitian dan pengembangan (R&D) terintegrasi serta validasi global semakin mengukuhkan posisi Chery sebagai pelopor kendaraan aman, cerdas, dan ramah lingkungan,” terangnya.
"Kami berpikir, besok Chery bisa menjadi nomor satu di dunia. Hari ini mungkin Anda tidak mempercayainya. Namun, jika hari ini saya katakan bahwa Chery mau menjadi nomor satu di berbagai negara. Saya pikir ini bukan tantangan besar bagi kami," kata Zhang.
Persiapan masuk pasar indonesia
Soal konsumsi bahan bakar, TIGGO 8 CSH diklaim sangat irit dengan efisiensi mencapai 76 km per liter dengan kondisi baterai penuh 100 persen hingga baterai mencapai di kapasitas 25 persen dengan berkendara ringan ataupun sedang.
Pada mode listrik penuh (EV), kendaraan tersebut dapat menempuh jarak hingga 90 kilometer. Akselerasi dari 0-100 km per jam hanya membutuhkan waktu 8,5 detik.
Country Director PT Chery Sales Indonesia (CSI) Zeng Shuo menerangkan bahwa selain TIGGO 8 CSH, beberapa model PHEV dengan teknologi CSH lain berpeluang besar masuk ke pasar Indonesia.
Sementara itu, Sales Director CSI Budi Darmawan mengatakan, semua produk-produk terbaru Chery yang ditampilkan Auto Shanghai 2025 memiliki peluang untuk dipasarkan di Indonesia.