Kevin De Bruyne Hampir Mengkhianati Manchester City, Sempat Ingin Gabung Liverpool
Kevin De Bruyne resmi mengucapkan selamat tinggal kepada Manchester City pada Juni ini. Hal itu pun menutup babaknya sebagai salah satu pemain paling ikonik dalam sejarah klub.
Menginjak usia ke-33 tahun dan memiliki karier gemilang untuk meraih banyak gelar, kepergiannya datang dengan nada pahit manis.
Ia tidak mendapat tawaran perpanjangan kontrak. Hal itu dikarenakan penurunan performa yang disebabkan oleh cedera berulang.
Sementara itu, banyak yang berharap gelandang Belgia itu menandatangani kontrak dengan klub MLS, Chicago Fire. Bahkan, negosiasi dilaporkan hampir tercapai. Namun, kepindahannya ke Napoli lebih mengejutkan.
Juara bertahan Serie A itu berhasil mendatangkan pemain bintang, kemudian transfer tersebut secara luas dianggap sebagai pernyataan berani dari De Bruyne.
Ia ingin membuktikan, bahwa dirinya masih bisa bersaing di level tertinggi.
Menurut laporan The Athletic, ia hampir mengkhianati Manchester City dan Pep Guardiola. De Bruyne dilaporkan mengadakan pembicaraan dengan Liverpool, yakni klub yang ia dukung sejak kecil.
"Itu klub favorit saya dan pemain favorit saya adalah Michael Owen. Saya ingin sekali bermain di sana suatu hari nanti," kata Kevin muda saat masih di akademi muda Genk.
Mimpi itu berujung pada diskusi singkat dengan The Reds, tetapi tidak ada kemajuan lebih jauh.
Jika kesepakatan itu terwujud, maka banyak yang akan menganggapnya sebagai pengkhianatan. Hal itu mengingat persaingan sengit antara kedua klub dan status De Bruyne sebagai kapten City.
City dan Liverpool telah mendominasi Premier League dalam beberapa tahun terakhir. Namun, kedua klub belum pernah bertukar pemain lagi sejak 2016.
Saat itu, James Milner hengkang ke Anfield dan Raheem Sterling pindah ke Etihad.
Kendati tergoda untuk mendatangkan De Bruyne dan berpotensi mengembalikan performa terbaiknya, pelatih Liverpool, Arne Slot, lebih memprioritaskan Florian Wirtz. (sof)
