Mengenal Proyek Kereta Gantung di Rinjani yang Ditinggal Investor China

Proyek kereta gantung di Gunung Rinjani ditinggalkan oleh investor China, meski sudah melalui seremoni peletakan batu pertama pada 2022 silam.
"Kabar dari investor hilang, jadi batal," kata Kepala Bapperida Lombok Tengah Lalu Wiranata di Lombok Tengah, Jumat (4/7/2025), dikutip dari Antara.
Hingga kini Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Lombok Tengah, Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB), tidak diberi tahu alasan di balik pembatalan investasi tersebut.
"Kemungkinan alasan internal perusahaan," kata dia.
Lokasi dan biaya proyek kereta gantung Gunung Rinjani
Proyek pembangunan kereta gantung Rinjani berada di kawasan hutan hutan lindung di Desa Karang Sidemen, Kecamatan Batukliang Utara, Kabupaten Lombok Tengah.
Total luas lahannya mencapai 500 hektar dengan panjang jalur kereta mencapai 10 kilometer, dan nantinya dilengkapi fasilitas pendukung lainnya.
Lokasi puncak pemberhentian kereta gantung berada di sekitar dua kilometer di bawah Pos Pelawangan Rinjani.
Proyek pembangunan fasilitas wisata ini tercatat akan menelan biaya sebesar Rp2,2 triliun.
Awalnya untuk wisatawan yang tak kuat mendaki Rinjani
inilah 4 WNA salah satunya mengaku asal Jerman, dihadang petugas mendaki Gunung Rinjani secara Ilegal, Selasa (29/10/2024).
Sebelumnya, pada Minggu (18/12/2022), peletakan batu pertama proyek kereta gantung dihadiri oleh Gubernur NTB Zulkieflimansyah dan Bupati Lombok Tengah Lalu Fathul Bahri."Proyek ini ditargetkan akan rampung pada 2025," katanya.
Zulkieflimansyah mengungkapkan proyek pembangunan kereta gantung tersebut bakal meningkatkan kunjungan wisatawan di NTB.
"Pembangunan kereta gantung ini menjadikan Provinsi NTB sebagai kawasan pariwisata yang lengkap," katanya.
Zulkieflimansyah menambahkan, pembangunan kereta gantung ini akan menampilkan keindahan alam Lombok dari sisi atas untuk wisatawan yang tidak kuat mendaki Gunung Rinjani.
Sempat dikritik dapat merusak ekosistem
Tak lama setelah penyampaian rencana proyek kereta gantung di Gunung Rinjani, muncul kekhawatiran bahwa proyek tersebut dapat merusak ekosistem flora dan fauna di Rinjani.
Kepala Balai Taman Nasional Gunung Rinjani (TNGR), Dedy Asriadi mengatakan, para pendaki tidak perlu mengkhawatirkan masalah tersebut.
"Pembangunan kereta gantung berada di luar kawasan Taman Nasional Gunung Rinjani, bukan di dalam kawasan TNGR," kata Dedy, dikutip dari , Jumat (30/12/2022).
Gubernur NTB Zulkieflimansyah juga meminta masyarakat untuk tidak perlu ketakutan atas rencana pembangunan kereta gantung di Rinjani.
Menurutnya, sikap waspada memang perlu, namun tidak perlu paranoid dan seolah-olah modernitas salah serta harus ditolak.