Ini Isi Manga Watashi ga Mita Mirai yang Ramalkan Gempa Jepang 5 Juli 2025

gempa, Jepang, Watashi ga Mita Mirai, Ryo Tatsuki, jepang, Gempa Jepang, Ini Isi Manga Watashi ga Mita Mirai yang Ramalkan Gempa Jepang 5 Juli 2025

Ramalan gempa Jepang dari komik Watashi ga Mita Mirai mendadak viral menjelang Sabtu, 5 Juli 2025.

Komik yang dirilis ulang pada 2021 ini kembali menjadi sorotan karena memuat prediksi tentang bencana besar yang akan melanda Jepang.

Laporan NHK menyebutkan, lebih dari 1.400 video dalam berbagai bahasa telah membahas ramalan dari manga tersebut, dengan total penayangan melebihi 100 juta kali.

Penyebarannya menimbulkan efek luas, dari kekhawatiran masyarakat hingga gangguan pada industri pariwisata Jepang.

Pembuat manga, Ryo Tatsuki, berusaha menenangkan publik.

"Saya bukan nabi. Itu hanya komik biasa," kata Tatsuki dalam sebuah wawancara.

Meski demikian, banyak pembaca telah mengaitkan isi komik itu dengan beberapa bencana nyata di Jepang.

Manga Watashi ga Mita Mirai Disebut Berdasarkan Mimpi  

Dilansir dari Macao News, Selasa (6/5/2025), manga Watashi ga Mita Mirai atau Masa Depan yang Kulihat pertama kali diterbitkan pada Juli 1999 dan ditulis berdasarkan catatan mimpi pribadi Ryo Tatsuki.

Tatsuki mengklaim bahwa sejumlah mimpinya berkaitan dengan bencana besar yang benar-benar terjadi.

Ia menyebut telah memimpikan kematian Freddie Mercury, vokalis Queen, dan juga gempa Kobe tahun 1995 yang menewaskan lebih dari 6.000 orang.

Para penggemarnya pun meyakini bahwa Tatsuki juga sempat meramalkan gempa dan tsunami Tohoku serta krisis nuklir Fukushima yang terjadi pada 11 Maret 2011.

Meskipun dalam manga tersebut tidak disebutkan tanggal atau lokasi secara spesifik, nuansa ceritanya dianggap memiliki kemiripan dengan kejadian-kejadian tersebut.

Apa Isi Ramalan di Manga Watashi ga Mita Mirai?

Puncak kontroversi bermula ketika Ryo Tatsuki menerbitkan ulang komik lengkapnya pada tahun 2021.

Dalam edisi tersebut, ia menyebut bahwa bencana besar berikutnya akan terjadi pada 5 Juli 2025 di Jepang.

Beberapa elemen utama dalam ramalan komik ini yang menjadi sorotan publik meliputi:

1. Tsunami raksasa tiga kali lebih besar dari 2011

Dalam ceritanya, Tatsuki menggambarkan terjadinya mega-tsunami yang jauh lebih besar dibandingkan tsunami 2011 yang menghancurkan wilayah Tohoku.

Bencana ini dikisahkan akan berdampak lintas negara hingga Filipina, Taiwan, dan Indonesia.

2. Laut mendidih dan gunung bawah laut

Dalam adegan manga, laut di selatan Jepang digambarkan “mendidih” dengan gelembung besar, yang ditafsirkan sebagai tanda akan meletusnya gunung bawah laut.

3. Zona bencana berbentuk belah ketupat

Komik ini menyebut pusat bencana berada dalam wilayah berbentuk belah ketupat yang menghubungkan Jepang, Indonesia, Taiwan, dan Kepulauan Mariana Utara.

Dua “naga” digambarkan mengarah ke kawasan ini, menambah simbolisme mistis dalam narasi.

4. Retakan dasar laut antara Jepang dan Filipina

Dilansir dari Wion News, Kamis (3/7/2025), dalam narasi komiknya, Tatsuki menulis bahwa “sebuah retakan akan terbuka di bawah dasar laut antara Jepang dan Filipina,” dan getarannya akan memicu gelombang besar yang dampaknya dikisahkan lebih dahsyat dari bencana 2011.

Antara Fiksi dan Ketakutan Publik

Meskipun komik ini tidak ditulis dengan pendekatan ilmiah, sebagian masyarakat tetap mengkhawatirkan kemungkinan terjadinya bencana sesuai isi manga tersebut.

NHK melaporkan lonjakan pembelian helm pelindung, serta adanya panic buying di beberapa daerah menjelang 5 Juli 2025.

Badan Meteorologi Jepang menanggapi isu ini dengan menyebut bahwa ramalan tersebut adalah “prediksi tanpa dasar” dan tidak dapat dipercaya secara ilmiah.

Pakar gempa dari Universitas Tokyo, Robert Geller, juga menegaskan bahwa hingga saat ini belum ada metode ilmiah yang mampu memprediksi gempa dengan akurat.

“Sepanjang karier ilmiah saya, belum satu pun prediksi terjadinya gempa yang akurat terbukti,” ujarnya.

Meski demikian, popularitas manga ini terus meningkat. Hingga awal Juli 2025, komik Watashi ga Mita Mirai telah terjual lebih dari satu juta eksemplar, menjadikannya salah satu manga bertema ramalan paling kontroversial dalam sejarah Jepang.

(Kompas.com: , Inten Esti Pratiwi, Resa Eka Ayu Sartika)